ChanelMuslim.com – Buah Lai kini semakin populer dan permintaannya merambah ke berbagai kota besar di Indonesia. Buah yang mirip dengan durian ini berasal dari Kalimantan Timur.
Dikutip dari Pemprov Kaltim, Kaltim memiliki varietas unggulan buah lai bernama “Lai Mahakam”. Lai Mahakam umumnya memiliki berat antara 1,3 kg sampai 1,6 kg.
Daging buahnya bertekstur halus, kering, dan tebal serta manis, sebagian besar bijinya kecil-kecil dan mengempis.
Awalnya, Lai Mahakam lebih dikenal dengan sebutan Lai Rencong. Dalam bahasa Bugis, rencong berarti lipstik, karena warna buahnya yang kemerah-merahan seperti warna lipstik.
Meski namanya sudah berganti menjadi Lai Mahakam, buah ini tetap diburu pembeli saat musim lai.
Baca Juga: Resep Cake Papakin Rasa Buah Lokal Kalimantan
Manisnya Buah Lai, Kembaran Durian dari Mahakam
UPTD Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH), unit pelaksana di bawah Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kaltim berinovasi menciptakan varietas unggul ini.
Berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta Km 40 Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, pada sekitar tahun 2000, UPTD BBIH mencoba ‘mengawinkan’ buah lai (durio kutejensis) dengan durian (durio zibenthinus).
Hasil persilangannya sungguh luar biasa. Saat awal kemunculannya, buah ini lebih banyak disebut dengan Lai Durian atau Lai Rencong, sebelum akhirnya dipromosikan dengan nama baru Lai Mahakam.
Dua tahun setelah persilangan pertama, tepatnya sekitar tahun 2002, tanaman ini kemudian dipromosikan sebagai varietas unggulan.
Sampai hari ini, varietas Lai Mahakam terus dibudidayakan dan dikembangkan di UPTD BBIH. Dari fisiknya, meskipun bentuknya sangat mirip dengan durian, duri Lai Mahakam tidak tajam seperti durian dan isi buahnya juga berbeda.
Sejak ditanam, Lai Mahakam sudah bisa berbuah setelah berumur 5 tahun. Buah yang dihasilkan berkisar 30 biji per pohon.
Namun semakin tua usia pohonnya (10 tahun lebih), semakin banyak pula buah dihasilkan, bahkan bisa sampai 50 biji per pohon.
Hingga saat ini, pohon induk Lai Mahakam di UPTD BBIH kurang lebih 200 pohon, dan berbuahnya bisa dua kali dalam satu tahun.
Ini salah satu kelebihan buah Lai Mahakam bila dibandingkan varietas lainnya, seperti Lai Batuah maupun Lai Kutai, varietas yang sebelumnya telah dibudidayakan UPTD BBIH.
Saat ini, produksi Lai Mahakam menyebar ke seluruh wilayah Kaltim, bahkan sampai Provinsi Kaltara dan provinsi lainnya di Indonesia.
Meski demikian, bibitnya tetap berasal dari Batuah. Apalagi, masyarakat sekitar Batuah juga sudah bisa membudidayakan dan menjual bibit dan buah Lai Mahakam yang mereka hasilkan.
Ketika belum musim panen, harga Lai Mahakam bisa tembus Rp50 ribu, bahkan lebih. Saat panen, harganya berkisar Rp25 ribu sampai Rp30 ribu.
Buah Lai Mahakam memang belum sepopuler durian, namun di masa depan, potensi kembaran durian ini sangat prospektif. Soal pasar, tak perlu diragukan. Masyarakat Kaltim sangat menyukainya.
Baca Juga: Delima, Buah Anti Penuaan
Komentar Pencinta Buah
Tak hanya masyarakat di Pulau Kalimantan, warga Pulau Jawa juga mulai menggandrungi buah lai. Salah satunya adalah Arianita (38), warga Bekasi pecinta durian.
Ia mengatakan, rasa buah lai mirip durian, dagingnya tipis dan kecil-kecil.
“Menurut saya, rasanya 30 persen mirip durian. Dagingnya tipis, terus kecil-kecil, bagi pecinta durian seperti saya, memang lumayan jauh ya Lai dan durian, tapi not bad lah. Wajib dicoba untuk yang belum pernah,” kata Arianita kepada ChanelMuslim.com, Kamis (2/9).
Ibu tiga anak itu juga merekomendasikan para pecinta buah di Indonesia untuk mencicipi buah lai.
“Karena ternyata Indonesia punya beragam buah-buahan dan tidak menyesal kok untuk mencoba buah Lai ini, apalagi kalau dapat yang matangnya pas. Selamat mencoba, ya,” tuturnya.
Kaltim sudah sejak lama dikenal sebagai provinsi kaya. Benua Etam memiliki sejarah panjang menjadi daerah penyumbang devisa terbesar bagi negara, bahkan sejak sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.
Ladang-ladang minyak berkelompok membuat rumpun-rumpun besar bersembunyi di dalam perut bumi Kalimantan Timur, sebagian di daratan dan sebagian besar yang lain menengadah di dalam tanah di bawah laut Selat Makassar.
Setelah berpuluh tahun, sekira tahun 70-90-an giliran kayu Kaltim jadi primadona. Sekarang, Kaltim masih melanjutkan aliran devisa negara dari hasil tambang emas hitam, batu bara.
Bukan hanya itu, Kaltim masih menyimpan berjuta kekayaan lainnya, mulai seni budaya, kearifan lokal, keterbukaan masyarakat lokal, sampai soal beragam jenis buah khas yang dipunyai Kaltim, salah satunya adalah Lai Mahakam.
Nah, Sahabat Muslim, apakah kamu sudah mencoba buah mirip durian berasal dari Kalimantan ini? Jangan lupa, ceritakan kepada kami ya.[ind]