HUKUM makan sahur saat terdengar azan subuh. Ketika makan sahur terdengar azan subuh, apa yang harus dilakukan?
Hukum Makan Sahur saat Terdengar Azan Subuh
Oleh: Ustaz Farid Nu’man Hasan
Ustaz, saya mau bertanya, jika kita sedang makan di waktu sahur terus terdengar suara azan subuh, apa yang harus kita lakukan? Berhenti makan atau melanjutkan makan?
Jawaban: Para ulama mengatakan jika sedang makan sahur lalu terdengar azan, maka hendaknya makan dihentikan, tidak boleh dilanjutkan.
Begitu pula yang di mulut, hendaknya dibuang.
Baca Juga: Ini Syarat Gelar Sahur On The Road
Dalilnya adalah:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ بِلَالًا كَانَ يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ فَإِنَّهُ لَا يُؤَذِّنُ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha bahwa Bilal biasa melakukan azan di malam hari (azan maghrib), maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berkata:
“Makan dan minumlah kalian hingga Ibnu Ummu Maktum melakukan azan, karena dia tidak melakukan azan kecuali sudah terbit fajar”. (HR. Bukhari no. 1816)
Baca Juga: Keberkahan dalam Makan Sahur
Wajib Membuang Makanan yang ada di Mulut saat Azan Subuh
Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah menjelaskan:
ويباح للصائم، أن يأكل، ويشرب، ويجامع، حتى يطلع الفجر، فإذا طلع الفجر، وفي فمه طعام، وجب عليه أن يلفظه، أو كان مجامعا وجب عليه أن ينزع. فإن لفظ أو نزع، صح صومه، وإن ابتلع ما في فمه من طعام، مختارا، أو استدام الجماع، أفطر.
Dibolehkan bagi orang yang berpuasa untuk makan, minum, dan jimak, sampai terbitnya fajar.
Jika fajar sudah terbit dan di mulutnya ada makanan, maka wajib baginya membuangnya, atau dia sedang jimak wajib baginya mencabutnya.
Maka, jika sudah dibuang atau dicabut maka sah puasanya. Tapi, jika makanan tersebut ditekan juga atau jimaknya diteruskan maka puasanya batal. (Fiqhus Sunnah, 1/464)
Dalam Qararat Majma’ Fiqhiy, disebutkan:
من المعلوم أن وقت الصوم يبدأ من طلوع الفجر الصادق وهو وقت أذان الفجر للصلاة،قال الله سبحانه وتعالى: { وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمْ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنْ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنْ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ } سورة البقرة الآية 187. فإذا طلع الفجر الصادق فحينئذ يحرم الطعام والشراب على الصائم. ومن المعروف أنه يؤذن للفجر بأذانين فالأذان الأول لا يدخل به وقت صلاة
الفجر ويجوز لمن أراد الصيام أن يأكل ويشرب وأما الأذان الثاني فبه يدخل وقت صلاة الفجر وعنده يحرم الأكل والشرب على الصائم ويدل على ذلك ما ورد في الحديث عن ابن عمر رضي الله عنهما أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال:(إن بلالاً يؤذن بليل فكلوا واشربوا حتى يؤذن ابن أم مكتوم وكان رجلاً أعمى لا ينادي حتى يقال له: أصبحت أصبحت) رواه البخاري ومسلم. وبناءً
على ما تقدم فبمجرد أن يؤذن لصلاة الفجر فلا يجوز الأكل ولا الشرب لأن وقت الصيام قد بدأ هذا إذا كان المؤذن يؤذن عند طلوع الفجر الصادق وبما أن المؤذنين في بلادنا يعتمدون على التوقيت المعروف وهو توقيت صحيح أعدته لجنة من أهل العلم الشرعي ومن مختصين في علم الفلك وممن لديهم خبرة ومعرفة في التوقيت فيجب الالتزام به.
Telah diketahui bahwa waktu berpuasa dimulai dari terbitnya fajar shadiq, yaitu saat azan subuh untuk shalat. Allah azza wa jalla berfirman:
“dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.”
(QS. Al Baqarah: 187)
Baca Juga: Ya Allah, Shalat Subuh Saya di Turki Jam Tujuh Pagi
Hukum Makan Sahur saat Dua Azan Subuh
Maka, jika telah terbit fajar shadiq, saat itulah diharamkan makan dan minum bagi yang berpuasa. Dan telah diketahui bahwa azan subuh itu dua kali.
Azan pertama belum masuk waku shalat subuh sehingga dibolehkan bagi yang hendak puasa untuk makan dan minum.
Adapun azan kedua, itulah waktunya shalat subuh dan di situlah diharamkan makan dan minum bagi yang hendak berpuasa.
Hal ini ditunjukkan oleh hadits dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Bilal azan masih malam hari maka makan dan minumlah sampai azannya Ibnu Ummi Maktum.”
Dia adalah seorang laki-laki buta yang tidak akan azan sampai dikatakan kepadanya: “Sudah subuh, sudah subuh.” (HR. Bukhari dan Muslim). (Al Majma’ Al Fiqhiy Al Islamiy, 2/224)
Dari penjelasan ini, maka azan yang menunjukkan untuk shalat subuh membuat orang yang hendak berpuasa tidak boleh makan dan minum, sebab waktu puasa telah dimulai.
Baca Juga: Bersahur di London, Berbuka di Syurga
Hukum Makan Sahur saat Terbitnya Fajar Shadiq
Dimulainya adalah pada saat muazin mengumandangkan azan pada saat terbitnya fajar shadiq.
Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah menjelaskan:
وذهب الجمهور إلى امتناع السحور بطلوع الفجر, وهو قول الأئمة الأربعة, وعامة فقهاء الأمصار, وروي معناه عن عمر وابن عباس رضي الله عنهم
Mayoritas ulama menyatakan larangan sahur pada saat terbitnya fajar, inilah pendapat imam yang empat dan seluruh ulama di penjuru negeri.
Telah diriwayatkan makna seperti itu dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhum.
(Syarh Sunan Abi Daud, 6/341)
Imam an Nawawi mengatakan:
ذكرنا أن من طلع الفجر وفي فيه (فمه) طعام فليلفظه ويتم صومه , فإن ابتلعه بعد علمه بالفجر بطل صومه , وهذا لا خلاف فيه
Kami telah menyebutkan bahwa siapa yang mengalami terbitnya fajar (subuh), dan di mulutnya ada makanan hendaknya dia membuangnya dan dia lanjutkan puasanya.
Jika dia telan setelah dia tahu sudah fajar, maka batal puasanya. Dan ini TIDAK ADA PERBEDAAN PENDAPAT ULAMA. (Al Majmu’ Syarh al Muhadzdzab, 6/333)
Baca Juga: Menu Praktis Saat Sahur, Ayam Goreng Mentega
Jika Azan Lebih Cepat dari Waktunya
Dalam hadits disebutkan:
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَمِعَ أَحَدُكُمْ النِّدَاءَ وَالْإِنَاءُ عَلَى يَدِهِ فَلَا يَضَعْهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ مِنْهُ
Dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian mendengar azan,
sedangkan bejana (makanan) masih ada di tangannya, maka janganlah ia meletakkannya hingga ia menyelesaikan hajatnya (sahurnya).” (HR. Abu Daud no. 2350, hadits hasan)
Hadits ini bukan bermakna bolehnya makan sahur ketika azan subuh. Tapi, para ulama menjelaskan kemungkinannya karena itu azan yang dikumandangkan kecepatan sebelum masuk subuh.
Baca Juga: Panduan Sehat Makan Sahur
Dua Azan Subuh
Imam an Nawawi menjelaskan:
وهذا إن صح محمول عند عوام أهل العلم على أنه صلى الله عليه وسلم علم أنه ينادي قبل طلوع الفجر بحيث يقع شربه قبيل طلوع الفجر
Hadits ini jika sahih, maknanya menurut umumnya ulama adalah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
tahu azan tersebut dikumandangkan sebelum terbitnya fajar dan minumnya pun menjelang fajar. (Al Majmu’ Syarh al Muhadzdzab, 6/333)
Penjelasan lainnya, itu adalah azan pertama, bukan azan subuh saat fajar shadiq.
Imam an Nawawi mengatakan:
ويكون قول النبي صلى الله عليه وسلم : ( إِذَا سَمِعَ أَحَدُكُمْ النِّدَاءَ وَالإِنَاءُ عَلَى يَدِهِ ) خبراً عن النداء الأول
Sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam: “Apabila salah seorang diantara kalian mendengar azan, sedangkan bejana (makanan) masih ada di tangannya” menunjukkan berita bahwa itu azan pertama. (Ibid)
Kesimpulan: Terbitnya fajar shadiq, yang ditandai Azan subuh untuk shalat adalah batas akhir sahur. Jika masih makan atau minum maka wajib hentikan, bagi yang berkehendak puasa di hari itu.
Demikian. Wallahu a’lam.[ind]