ADA sebuah pertanyaan tentang seseorang yang dikreditkan motor oleh orang tua. Pertanyaan ini diajukan kepada Ustaz Farid Nu’man Hasan.
Assalamualaikum Ustaz, ada pertanyaan dari kawan saya. Mohon pencerahan kawan semua, saya dan istri sedang berusaha menghindari riba, namun beberaoa waktu lalu kami mendapatkan bantuan dari orang tua berupa sepeda motor yang diperoleh dengan cara kredit leasing.
Dengan cara ortu yang membayar DP dan cicilannya namun pengajuan atas nama saya. Bagaimana hal ini menurut syariah diperbolehkan atau tidak? Kami tidak ingin menerimanya namun juga tidak ingin ortu terjerat riba. Mohon pencerahannya. Terima kasih.
Baca Juga: Riba Lebih Berat dari Zina
Dikreditkan Motor oleh Orang Tua, Bolehkah Dilanjutkan Cicilannya?
Ustaz Farid Nu`man menjelaskan bahwa motor yang kita pinjam dari orang yang membelinya secara riba, tidak masalah. Kitanya, tidak masalah. Yang masalah adalah pihak yang beli motor itu.
Dzar bin Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhuma bercerita:
جاء إليه رجل فقال : إن لي جارا يأكل الربا ، وإنه لا يزال يدعوني ،
فقال : مهنأه لك ، وإثمه عليه
Ada seseorang yang mendatangi Ibnu Mas’ud lalu dia berkata: “Aku punya tetangga yang suka makan riba, dan dia sering mengundangku untuk makan.” Ibnu Mas’ud menjawab; Untukmu bagian enaknya, dan dosanya buat dia. (Imam Abdurrazzaq, Al Mushannaf, no. 14675)
Salman Al Farisi Radhiyallahu ‘Anhu berkata:
إذا كان لك صديق
عامل، أو جار عامل أو ذو قرابة عامل، فأهدى لك هدية، أو دعاك إلى طعام، فاقبله، فإن مهنأه لك، وإثمه عليه.
“Jika sahabatmu, tetanggamu, atau kerabatmu yang pekerjaannya haram, lalu dia memberi hadiah kepadamu atau mengajakmu makan, terimalah! Sesungguhnya, kamu dapat enaknya, dan dia dapat dosanya.” (Ibid, No. 14677)
Sebaiknya, kita juga ikut membantu melunasinya cepat-cepat agar lepas dari riba.
Demikian. Wallahu a’lam.[ind/Cms]