MENGENAL kecerdasan adversity quotient. Penelitian terkini menyatakan bahwa sebuah kesuksesan itu ternyata tidak hanya ditentukan oleh orang yang memiliki IQ (Kecerdasan Intelektual) dan EQ (Kecerdasan Emosional) yang tinggi tetapi AQ (Adversity Quotient)-lah yang memiliki peranan yang sangat besar.
Apa itu AQ? AQ mengukur sejauh mana seseorang mampu mengatasi dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi serta mampu bangkit dari sebuah kegagalan hingga sampai pada kesuksesan.
Bunda ingat, dulu banyak pihak beranggapan bahwa IQ-lah yang menentukan seorang untuk sukses. Orang yang mempunyai IQ yang tinggi biasanya diukur dengan kemampuan yang luar biasa dalam menyelesaikan soal-soal logika.
Akan tetapi, kenyataannya, berdasarkan penelitian Daniel Goleman yang menyatakan bahwa yang menentukan kesuksesan seseorang adalah EQ bukan IQ.
Orang yang memiliki EQ yang tinggi adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya dan memiliki tingkat akseptabilitas yang sangat baik, mampu berinteraksi dengan orang lain dengan baik, mampu memposisikan diri dengan baik dan mampu mengelola emosinya dengan baik.
Namun saat ini, berdasarkan penelitian, bahwa yang menentukan kesuksesan seseorang adalah kemampuan dia dalam menyelesaikan setiap masalah, bertahan dari segala tantangan serta konsisten dalam meraih kesuksesan. Ini yang disebut sebagai AQ.
Baca Juga: 10 Cara Menjaga Kecerdasan Otak
Mengenal Kecerdasan Adversity Quotient
Coba sekarang Bun, kita buka file-file ingatan kita tentang tokoh-tokoh yang sukses. Kita mulai dari Thomas Alfa
Edison. Bunda pasti sudah mengetahui siapa dia. Dia adalah penemu bola lampu.
Bunda tahu berapa kegagalan yang dia alami untuk membuat bola lampu. Jawabanya adalah kurang lebih 1000 kali.
Namun, dia masih bertahan, terus mencoba, terus belajar, pantang menyerah, dan pada akhirnya Thomas Edison mampu membuat bola lampu yang hingga saat ini memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Tokoh yang lain adalah George Mendel seorang rahib dari Austria yang berhasil menemukan prinsip keturunan. Ia tidak lulus tiga kali.
Ia melakukan percobaan dengan mengawinkan 21.000 tanaman selama lebih dari 20 tahun. Akhirnya sejarah mencatat bahwa dialah yang menemukan asas-asas keturunan yang berguna bagi ilmu pengetahuan saat ini.
Dari dua contoh di atas, Bunda mulai paham kan bahwa salah satu kunci sukses adalah meningkatkan AQ atau sifat kegigihan dan pantang menyerah.
Coba deh Bun, kita mulai ajarkan kepada anak. Biarkanlah anak mandiri, menyelesaikan masalahnya sendiri.
Saat anak bertengkar dengan adiknya atau temannya biarkan anak menyelesaikan masalahnya sendiri. Kurangi campur tangan Bunda.
Tugas Bunda mengawasi, memotivasi dan biarkan anak yang melakukannya. Setiap ada masalah yang dihadapi anak, biarkanlah anak menyelesaikan sendiri masalahnya.
Jika anak tidak bisa, Bunda bisa membantu mengajarinya dan memotivasinya untuk menyelesaikan masalahnya. Saat anak sudah terbiasa mengatasi masalahnya sendiri maka anak tersebut sudah terbangun AQ-nya.
Ingat ya Bun, orang yang terbiasa mengatasi kesulitan dan mampu bangkit dari kegagalan maka orang seperti inilah yang kelak akan menjadi orang yang sukses.
Sebaliknya, orang yang tidak tahan terhadap kesulitan dan tidak mampu bangkit setelah gagal maka itu berarti bahwa ia sedang mempersiapkan diri menuju kegagalan buat masa depannya.[ind]
sumber: Kulwap Tumbuh Yuk! Rumah Pintar Aisha, Juli 2021.