MASUK surga bukan semata-mata karena amal kita. Melainkan karena rahmat Allah subhanahu wata’ala. Bersyukurlah karena Allah memilih kita sebagai hamba-Nya yang soleh.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bukanlah amal seseorang di antara kalian yang memasukkan kalian ke surga. Tidak pula yang menyelamatkan kalian dari api neraka. Begitu pun dengan saya. Melainkan, karena rahmat dari Allah.” (HR. Muslim)
Hidayah itu datang begitu saja. Allah memilih kita untuk menjadi hamba-Nya yang beriman. Allah lahirkan kita melalui orang tua yang muslim, maka jadilah kita seorang muslim. Jarang di antara kita yang bersusah payah mencari Al-Islam saat sebelumnya dia non muslim.
Tak seorang pun dari kita yang saat di rahim ibu mengisi kuesioner yang disampaikan malaikat. Misalnya, mau pilih lahir orang tua yang mana, apa agamanya, dan lingkungannya seperti apa. Allah subhanahu wata’ala yang memilihkan kita orang tua dan lingkungan yang muslim.
Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun tidak bisa menentukan apakah seseorang bisa mendapat hidayah atau tidak. Terhadap orang yang sangat dicintai Nabi sekali pun.
Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi hidayah kepada orang yang kamu cintai, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima hidayah.” (QS. Al-Qashash: 56)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam begitu mencintai pamannya, Abu Thalib. Beliaulah yang membesarkan Nabi, merawatnya, melatihnya hingga menjadi pedagang ulung; dan beliau pula yang melindungi Nabi dari kejahatan tokoh musyrik Quraisy.
Nabi ingin sekali pamannya memperoleh hidayah seperti halnya para sahabat yang lain. Tapi, Allah berkehendak lain. Hingga ajalnya, Abu Thalib tetap dalam kemusyrikan.
Kedua, rahmat Allah pula yang menggerakkan hati kita untuk beramal soleh. Dan jangan pernah menganggap bahwa hal itu semata-mata karena kecerdasan dan kesolehan kita saja.
Jangan pernah merasa takabur bahwa kita yang banyak orang mengannggap sebagai orang soleh, sudah pasti akan masuk surga. Rendahkanlah hati untuk senantiasa memohon kepada Allah agar dianugerahi husnul khatimah, meraih ridha-Nya, dan memperoleh surga.
Perilaku seperti itulah yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi mengajarkan agar kita meminta kepada Allah ridha dan surga-Nya. Bukan merasa yakin pasti akan masuk surga.
Begitu pun sebaliknya. Mereka yang selalu bermaksiat kepada Allah, tak patut menganggap bahwa rahmat Allah sudah tertutup untuk dirinya. Sebesar apa pun dosa seseorang, jika ia bertaubat, maka Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Pengampun.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu merasa putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya…” (QS. Az-Zumar: 53)
Jagalah syukur kita kepada Allah dengan dua nikmat besar itu: iman dan Islam. Dan memohonlah agar selalu istiqamah hingga akhir hayat.
Begitu pun terhadap orang lain. Jangan sedikit pun ada perasaan bahwa sayalah yang lebih pantas masuk surga daripada dia. Karena kemuliaan hanya milik Allah dan orang-orang yang Allah muliakan.
Rendah hatilah kepada semua orang. Karena kita tidak tahu siapa di antara mereka yang sangat Allah muliakan. [Mh]