JAKARTA Islamic School (JISc) menggelar Shalat Istisqo bertepatan dengan hari Jumat (06/10/2023) di lapangan JISc Kodam, Jalan Manunggal I No. 17, Jatiwaringin, Jakarta Timur.
Shalat Istisqo adalah shalat untuk memohon hujan kepada Allah Subhanahu wa taala Yang Maha Kuasa. Shalat yang dilakukan secara berjemaah di lapangan ini juga mengajarkan anak-anak untuk bertawakkal.
Jumat pagi ini, tepat pukul 07.30 WIB, siswa-siswi JISc sudah berkumpul dan berbaris rapi membentuk shaf di Hall Jakarta Islamic School.
Mereka membawa sajadah dan antusias mengisi kotak-kotak infak yang diedarkan sebelum shalat Istisqo berlangsung.
Bersedekah sebelum shalat istisqo merupakan sunah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Shalat yang berakhir pada pukul 08.30 WIB itu dipimpin oleh Ustaz Dicky Handiawan, AlHafidz sebagai Imam dan bertindak sebagai Khotib yaitu Ustaz Syafri Delon Arifin, Lc.
Dengan shalat meminta hujan ini, anak-anak belajar untuk memperdalam keimanan kepada Allah Subhanahu wa taala sebagai pemilik alam semesta bahwa hanya Dia-lah yang mampu untuk menurunkan hujan sesuai kehendak-Nya.
Bukan kali ini saja JISc menggelar shalat istisqa, pada 20 September 2019 lalu, civitas JISc juga menggelar shalat yang sama.
Kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah di Indonesia menyebabkan bencana asap di Riau, sebagian Sumatera, dan Kalimantan pada waktu itu.
Jakarta Islamic School Gelar Shalat Istisqo, Tanamkan Keimanan Sejak Dini
Sebagai wujud kepedulian terhadap sesama, civitas Jakarta Islamic School (JISc) Kodam, Kalimalang, Jakarta Timur menggelar shalat istisqo di halaman sekolah.
Founder JISc, Fifi. P. Jubilea mengatakan bahwa apa yang dilakukannya merupakan bentuk kontribusi untuk meringankan penderitaan saudara-saudara di lokasi bencana.
“Aku mengajarkan anak-anak untuk peka, peduli pada sesama. Sholat Istisqo (minta hujan )~ untuk Riau, Sumatera dan Kalimantan,” ucapnya.
“Pagi-pagi lapangan kami bersihkan, karpet masjid kami turunkan, sajadah-sajadah kami bentangkan dengan harapan doa kita semua diterima. Anak-anak Student Leaders (Osis SMU) juga mengedarkan kotak sedekah, untuk bantu korban asap. Memang tak seberapa, tapi paling tidak kami berkontribusi meringankan penderitaan saudara-saudara kita yang tidak kami lihat tapi kami rasakan susah dukanya,” ujar Mam Fifi, Jumat (20/9).
Mam Fifi juga menyampaikan pesan yang didapat dari anaknya yang sedang berada di Kuala Lumpur bahwa kondisi kota itu tertutup asap.
“Anakku yang sedang bertugas di Kuala Lumpur mengatakan, “jalanan penuh asap, aku mulai sesak nafas, 939 sekolah di KL tutup kerana jerebu.“ Yaa Alloh, Kuasa-Mu kami nantikan,” ujar Mam Fifi lirih.
baca juga: Peduli Sesama, Jakarta Islamic School Gelar Shalat Istisqo
Pagi itu, tangan-tangan kecil menengadah ke langit seraya berdoa,
Allāhummasqinā ghaitsan mughītsan hanī’an marī‘an (lan riwayat murī‘an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan dā’iman.
Allāhummasqināl ghaitsa, wa lā taj‘alnā minal qānithīn.
Allāhumma inna bil ‘ibādi wal bilādi wal bahā’imi wal khalqi minal balā’i wal juhdi wad dhanki mā lā nasykū illā ilaika.
Allāhumma anbit lanaz zar‘a, wa adirra lanad dhar‘a, wasqinā min barakātis samā’i, wa anbit lanā min barakātil ardhi.
Allāhummarfa‘ ‘annal jahda wal jū‘a wal ‘urā, waksyif ‘annal balā’a mā lā yaksyifuhū ghairuka.
Allāhumma innā nastaghfiruka, innaka kunta ghaffārā, fa arsilis samā’a ‘alainā midrārā.
Artinya:
Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi.
Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami orang yang putus harapan.
Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik, dan kesempitan, kami tidak mengadu selain kepada-Mu.
Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu.
Ya Allah, angkatlah kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan dari bahu kami. Hilangkan dari kami bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu.
Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau Maha Pengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu.
Shalat Istisqo adalah salah satu bentuk ibadah dalam Islam yang dilakukan secara berjamaah oleh umat Muslim untuk memohon hujan kepada Allah Subhanahu wa taala ketika terjadi musim kemarau panjang atau kekeringan.
Ibadah ini memiliki makna mendalam dan sejarah panjang dalam Islam.
Shalat istisqa hukumnya sunnah muakkadah (sangat ditekankan) ketika terjadi musim kering, karena Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan hal tersebut.
Makna Shalat Istisqo
Shalat Istisqo adalah bentuk doa dan upaya umat Muslim untuk memohon kepada Allah Subhanahu wa taala agar Dia memberikan rahmat-Nya berupa hujan kepada bumi yang kekeringan.
Kekeringan dapat menjadi bencana alam yang serius dan dapat mengancam kehidupan, terutama di daerah-daerah yang bergantung pada pertanian.
Dalam Islam, hujan dipandang sebagai salah satu tanda rahmat Allah Subhanahu wa taala, dan dengan Shalat Istisqo, umat Muslim menyatakan ketergantungan dan keterhubungan mereka dengan Sang Pencipta.
Kapan Shalat Istisqo Dilakukan?
Shalat Istisqo dilakukan ketika ada kekeringan yang berkepanjangan dan masyarakat merasa perlu untuk memohon hujan.
Ini biasanya dilakukan oleh otoritas agama atau pemimpin masyarakat. Tidak ada waktu tertentu untuk pelaksanaan Shalat Istisqo, tetapi biasanya dilakukan saat kekeringan menjadi masalah yang serius.
Cara Melaksanakan Shalat Istisqo
Cara shalat istisqa dua rakaat serupa dengan shalat dua rakaat shalat Id. Hanya saja, cara shalat keduanya berbeda sedikit dalam hal penempatan khutbah, pembacaan takbir, dan arah khatib pada khutbah kedua.
Selebihnya kedua shalat ini secara umum sama.
Dalam hadis Abdullah bin Zaid Al Mazini:
أن النبي صلى الله عليه وسلم خرج إلى المصلى ، فاستسقى فاستقبل القبلة ، وقلب رداءه ، وصلى ركعتين
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam keluar menuju lapangan. Beliau meminta hujan kepada Allah dengan menghadap kiblat, kemudian membalikan posisi selendangnya, lalu shalat 2 rakaat” (HR. Bukhari no. 1024)
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam melaksanakan Shalat Istisqo:
1. Niat: Seperti semua ibadah dalam Islam, Shalat Istisqo dimulai dengan niat yang tulus di dalam hati.
2. Takbir: orang yang shalat istisqa juga dianjurkan bertakbir dan mengangkat kedua tangan sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua,
3. Membaca Istighfar: Setelah shalat dua rakaat, khatib menyampaikan khutbah shalat istisqa.
Hanya saja khitb mengganti lafal takbir dengan lafal istighfar karena lafal ini lebih sesuai dibandingkan lafal takbir dalam konteks meminta hujan.
Hasil dari Shalat Istisqo
Hasil dari Shalat Istisqo tidak selalu langsung terlihat, tetapi ini adalah bentuk ketaatan kepada perintah Allah dan bentuk pengharapan yang mendalam.
Dalam banyak kasus, hujan dapat turun setelah Shalat Istisqo, dan ini dianggap sebagai rahmat Allah.
Namun, terlepas dari apakah hujan turun atau tidak, Shalat Istisqo mengingatkan umat Muslim akan pentingnya berserah diri kepada Allah dalam segala hal dan menjaga keterhubungan spiritual mereka.
Shalat Istisqo adalah bentuk doa yang menunjukkan bahwa dalam Islam, keterhubungan antara manusia dan alam, serta keterhubungan antara manusia dan Pencipta, sangatlah penting.
Dalam momen-momen kekeringan dan kekurangan, umat Muslim berharap dan berdoa kepada Allah SWT dengan harapan bahwa Dia akan memberikan rahmat-Nya dan mengembalikan kehidupan yang subur ke bumi.
Ini adalah contoh nyata dari keyakinan dalam kekuatan doa dan rahmat Allah SWT dalam Islam.[ind]