MESKI sama-sama kanker darah, tetapi multiple myeloma tidak sepopuler leukemia sehingga pemahaman masyarakat akan penyakit ini masih rendah.
Kanker multiple myeloma (MM) berkembang pada sel plasma sumsum tulang. Menurut penjelasan Prof.Ikhwan Rinaldi Sp.PD, KHOM, kanker ini disebut multiple karena bisa berada di berbagai tempat.
Penyakit ini menyerang area tubuh di mana sumsum tulang aktif, misalnya tulang belakang, tulang tengkorak, panggul, tulang rusuk, dan sekitar bahu, serta pinggul.
Ia menambahkan, produksi sel plasma yang berlebihan oleh tubuh akan mengganggu produksi darah. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan tulang yang berujung pada patah tulang maupun kadar kalsium tinggi dalam darah.
Baca juga: Cegah Kanker Prostat dengan Konsumsi Teh Hijau
Berbeda dengan Leukemia, Kanker Darah Multiple Myeloma bisa Berada di Berbagai Tempat
Pasien juga dapat mengalami anemia, infeksi berulang, atau perdarahan. Tidak jarang, komplikasinya berupa kerusakan ginjal.
Karena penyakit ini tidak memiliki gejala yang khas, menurut data di Indonesia hampir 100 persen kasus ditemukan di stadium lanjut.
Dipaparkan oleh Prof.Ikhwan, diagnosis multiple myeloma tidak bisa hanya satu tes. Dari pemeriksaan darah lengkap dokter dapat melihat tanda kerusakan ginjal, kadar kalsium, hingga anemia akibat kelebihan produksi plasma darah.
Terkadang untuk memastikan diagnosis dokter juga akan melakukan pemeriksaan PET Scan dan bone marrow puncture (BMP) untuk pengambilan cairan sumsum tulang.
Diakui oleh Prof.Ikhwan, terkadang keluhan yang dialami pasien memang tidak mengarah ke kanker darah MM sehingga pemeriksaan tidak lengkap dan butuh waktu lama bagi pasien untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Direktur Penyakit Tidak Menular Kementrian Kesehatan RI, dr.Siti Nadia Tarmizi M.Epid, mengatakan kesadaran untuk memeriksakan diri di masyarakat memang masih rendah.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Untuk itu melalui program cek kesehatan gratis, pemerintah ingin mendorong masyarakat untuk aktif melakukan skrining dan deteksi dini.
Saat ini tersedia berbagai pilihan terapi untuk pasien kanker MM di Indonesia yang dapat diberikan, baik secara oral maupun infus.
Menurut Prof.Ikhwan, pengobatan kanker saat ini sudah semakin baik, termasuk untuk kanker darah MM.
Obat inovatif terapi target berupa obat oral yang dikonsumsi setiap hari di rumah, contohnya adalah proteasome inhibitor, sangat memudahkan karena pasien tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam di rumah sakit untuk berobat.
Seiring berkembangnya terapi, semakin besar peluang pasien untuk mempertahankan kualitas hidup mereka. [Din]