ChanelMuslim.com – Bahaya burnout ternyata dapat berakibat fatal, Sahabat Muslim. Salah satunya seperti yang dijelaskan oleh Ummi Khairiah, MPsi, Psikolog dari Departemen Diklat PW Salimah Sumut berikut ini.
Beberapa ibu rumah tangga sedang curhat di grup media sosial membahas kelelahan yang dirasakannya saat ini.
Salah seorang menceritakan ada seorang temannya yang ingin mengakhiri hidupnya karena sudah tidak tahan dengan kelelahan yang dirasakan.
Tekanan pekerjaan, hubungan yang kurang harmonis dengan pasangan hingga tanggung jawab pengasuhan anak yang semakin tinggi selama pandemi membuat ia jatuh sakit.
Ia menjadi tidak fokus mengerjakan apapun, menarik diri dari orang lain hingga mencoba mengakhiri hidupnya.
Kelelahan yang berlebihan (burnout), jika tidak diantisipasi akan menimbulkan stres hingga berujung hilangnya kontrol diri.
Selanjutnya, stres yang terus menerus akan menyebabkan depresi yang berujung menyakiti diri sendiri hingga kematian.
Kenali lelahmu, jadilah sahabat sejatinya karena sahabat sejati tak akan menyakiti.
Baca Juga: Arti Burnout dan Cara Mengatasinya
Bahaya Burnout bisa Fatal, Kenali Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan saat Kamu Kelelahan
Kelelahan ini bisa disebabkan beberapa hal, seperti perubahan berbagai aktivitas offline menjadi online.
Ummi Khairiah, MPsi, Psikolog menulis bahwa perubahan yang tidak biasa dapat menyebabkan tekanan.
Tekanan ini muncul di berbagai tempat seperti sekolah, rumah, kantor dan lainnya.
“Jika tekanan ini ternyata berlangsung lama, sejalan dengan kemunculan covid.19 yang belum diketahui kapan berakhir. Kondisi inilah yang menyebabkan maraknya istilah burnout muncul saat ini,” tulis Ummi Khairiah dalam Telegram S@bila.
Bolehkah melakukan self diagnose saat mengalami burnout? Ummi Khairiah mengatakan bahwa informasi media terkait burnout cukup banyak saat ini.
Ada yang menjelaskan dengan lengkap ciri dan penyebab munculnya gangguan ini.
Secara umum, media menjelaskan bahwa burnout ditandai dengan kelelahan fisik maupun mental yang menyebabkan konsep diri negatif, kurang konsentrasi dan sikap kerja yang buruk.
Karena penjelasan yang cukup banyak ini, akhirnya bermunculanlah pemikiran untuk mendiagnosa diri sendiri bahwa ia mengalami burnout.
No, no, no. Tidak boleh. Informasi dari media dapat digunakan sebagai bahan analisa diri saja.
Jika mendekati ciri kelelahan yang berlebihan, kita bisa mengantisipasi diri untuk beristirahat dan berusaha kembali kepada kondisi stabil.
Jika tidak bisa kembali kepada kondisi stabil setelah beristirahat dan muncul gejala lanjutan tidak bisa tidur, tidak fokus, hilang semangat, pekerjaan semakin berantakan mintalah bantuan profesional.[ind]