APA arti burnout dan bagaimana cara mengatasinya? Pada masa pandemi, banyak yang mengeluhkan kelelahan dalam beraktivitas. Kelelahan ini bisa disebabkan beberapa hal, seperti perubahan berbagai aktivitas offline menjadi online.
Staff Dept Pendidikan PW Salimah Sumut Ummi Khairiah, MPsi, Psikolog menulis bahwa perubahan yang tidak biasa dapat menyebabkan tekanan.
Tekanan ini muncul di berbagai tempat seperti sekolah, rumah, kantor dan lainnya.
“Jika tekanan ini ternyata berlangsung lama, sejalan dengan kemunculan covid.19 yang belum diketahui kapan berakhir. Kondisi inilah yang menyebabkan maraknya istilah burnout muncul saat ini,” tulis Ummi Khairiah dalam Telegram S@bila.
Istilah burnout pertama kali muncul dari penelitian Herbert J. Fredenberger tahun 1970-an.
Definisi dan pendekatan yang digunakan terkait burnout saat ini terus berkembang, namun mengarah pada satu pengertian yaitu suatu kondisi yang disebabkan oleh tekanan/stressor yang terus-menerus.
Baca Juga: Zoom Fatigue Lebih Dirasakan oleh Perempuan
Apa saja bisa menjadi faktor penyebab munculnya burnout?
Selama faktor tersebut menimbulkan tuntutan di luar kesanggupan seseorang, seperti pekerjaan ibu rumah tangga selama pandemi yang tidak hanya mengurus kebutuhan keluarga tetapi bertambah menjadi pendamping belajar anak di rumah dengan berbagai mata pelajaran,
tenaga medis yang bekerja di luar batas waktu dan tenaga akibat pasien covid-19 yang membludak jumlahnya, dan lain sebagainya.
Kondisi ini akan dipicu oleh seseorang yang kurang memiliki kemampuan management stress yang baik.
Burnout berbeda dengan lelah atau capek biasa. Lelah atau capek biasa akan terpulihkan dengan istirahat. Sedangkan burnout tidak cukup hanya dengan istirahat, butuh bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater.
Hindari munculnya Burnout pada diri dengan mencari cara menghilangkan tekanan yang menyebabkan kelelahan secara cepat.
Setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda, intinya jika sudah lelah berhentilah, sayangi diri.
Baca Juga: Mengenal Marriage Burnout, Kondisi ketika Jenuh kepada Pasangan
Cara Mengatasi Burnout
Burnout yang tidak teratasi dengan baik dapat berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental.
Oleh karena itu, jika gejala atau ciri-ciri burnout muncul, kamu disarankan untuk mengatasinya dengan langkah-langkah berikut ini, dikutip dari Alodokter.
Buat prioritas
Buatlah prioritas pekerjaan dari yang penting ke yang kurang penting. Dengan begitu, kamu tahu mana yang perlu dikerjakan terlebih dahulu, sehingga energi yang terkuras tidak terlalu banyak.
Bicarakan dengan atasan
Komunikasikan dengan atasan mengenai kerisauan yang kamu rasakan. Saat kamu diberikan pekerjaan yang terlalu banyak, ungkapkan bahwa pekerjaan tersebut membuat kamu terbebani dan membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikannya.
Jika atasan kamu yang menjadi pemicu burnout di tempat kerja, coba ajak bicara bagian departemen sumber daya manusia (HRD) mengenai hal tersebut.
Mereka mungkin akan mencarikan solusi yang tepat, misalnya memindahkan Anda ke tim yang lain.
Kurangi ekspektasi dan berikan apresiasi terhadap diri sendiri
Atur pola pikir dan bersikaplah realistis sehingga kamu dapat menurunkan ekspektasi terhadap pekerjaan yang tengah dikerjakan.
Dengan begitu, kecemasan dan stres di tempat kerja dapat berkurang. Selain itu, jangan lupa untuk memberi apresiasi terhadap diri sendiri terhadap prestasi yang pernah dicapai.
Ceritakan kepada orang yang dapat dipercaya
Coba ceritakan apa yang kamu rasakan kepada orang-orang terdekat yang dapat kamu percaya. Meski tidak selalu mendapatkan solusi, cara ini dapat membantu melepaskan emosi negatif dan mengurangi stres pekerjaan.
Jaga keseimbangan hidup
Kamu juga perlu untuk bersantai dan melupakan pekerjaan sejenak dengan pergi bersama teman atau melakukan hal yang disukai seusai jam kerja berakhir.
Ini dapat membuat pikiran kembali jernih dan kamu siap untuk bekerja kembali keesokan harinya.
Jika memungkinkan, ambil cuti dan pergilah berlibur, karena ini juga dapat membuat pikiranmu kembali jernih, semangat, dan termotivasi kembali.
Ubah gaya hidup
Terapkan gaya hidup sehat dengan cara mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, dan tidur yang cukup.
Hal-hal ini dapat mendukung tubuh yang sehat dan pikiran yang lebih mudah fokus, sehingga menurunkan risiko terjadinya burnout.
Burnout dalam pekerjaan tidak hanya berpengaruh pada hasil kerjamu, tapi juga dapat meregangkan hubungan dengan orang-orang di sekitar dan menurunkan kesehatanmu.
Oleh karena itu, apabila ciri-ciri burnout muncul, segera atasi dengan cara-cara di atas.
Sahabat Muslim, jika cara tersebut telah diterapkan tapi kamu masih tetap mengalami burnout, coba berkonsultasi kepada psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat atau mungkin pertimbangkan peluang kerja di perusahaan lain.[ind]