IRAN merupakan umat Islam bermazhab Syiah. Mana sikap yang benar: mendukung Syiah atau netral saja di Perang Iran Israel?
Sebagian umat Islam merasa bingung menyikapi perang Iran Israel. Apakah boleh mendukung Syiah atau netral saja.
Kebingungan ini muncul karena sebagian doktrin selama ini yang menyebut Syiah sebagai aliran sesat. Tentang doktrin ini pun sebagian ulama berbeda pendapat.
Menurut Syaikh Al-Azhar seperti Syaikh Ahmad Thayyib, Syiah merupakan salah satu dari sekian banyak mazhab dalam Islam. Dengan kata lain, Syiah tetap menjadi bagian umat Islam, meskipun dengan mazhab yang berbeda dengan Ahlus Sunnah.
Tetap Dukung Umat Islam daripada Kekafiran
Banyak ulama yang menegaskan bahwa mendukung umat Islam jauh lebih benar daripada kekafiran. Meskipun umat Islam yang didukung itu kurang baik.
Di antara ulama yang memberikan penegasan ini adalah Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, dan termasuk pula Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab.
Bahkan Ibnul Qayyim menyatakan bahwa patut dipertanyakan akidah seorang muslim yang lebih membela kekafiran daripada umat Islam sendiri.
Israel jelas-jelas produk kekafiran. Mereka tidak sungkan melakukan pembantaian saudara-saudara muslim di Palestina hingga saat ini.
Sementara itu, Iran meskipun berbeda mazhab dengan Ahlus Sunnah, tapi menegakkan shalat dengan azan yang sama dan arah kiblat yang sama.
Dengan begitu, keberpihakan terhadap umat Islam termasuk Iran jauh lebih utama daripada netral, apalagi berpihak kepada Zionis yang terkutuk.
Boleh jadi, inilah momen di mana Ahlus Sunnah dan Syiah bersatu dalam agenda besar yang sama: membebaskan Palestina dari kezaliman kaum Yahudi. [Mh]