ChanelMuslim.com – Mengalami kesedihan karena kecewa terhadap suatu hal merupakan sesuatu yang wajar. Akan tetapi, tidak berlarut-larut dalam kesedihan itu lebih baik.
Baca Juga: Bahagia dan Sedih dari Yang Datang dan Pergi
Nabi-nabi pun Pernah Sedih
Ustaz Zaky Ahmad Rivai dalam postingan instagramnya @zaky_zr menuliskan bahwa galau itu wajar, tetapi jangan lama-lama.
Ia pun memberikan contoh para nabi yang juga pernah menangis karena suatu hal.
Contohnya adalah Nabi Muhammad yang sedih saat ditinggal paman dan istrinya, bahkan saat itu sampai disebut tahun kesedihan.
Contoh lainnya adalah Nabi Zakariyya yang sedih selama bertahun-tahun karena belum dikarunia anak.
Kemudian, ada Nabi Yunus yang sedih dan menyesal karena menolak amanah dakwah.
Selain itu, ada juga Nabi Yaqub yang sedih sampai puluhan tahun karena kehilangan anaknya, Nabi Yusuf.
Ada juga Nabi Nuh yang dakwahnya selama bertahun-tahun, bahkan memakai berbagai cara, tetapi selalu ditolak dakwahnya.
Terakhir, ada Nabi Adam yang sedih karena melanggar perintah Allah, sehingga harus diturunkan ke bumi.
Baca Juga: Jangan Mudah Tersandera oleh Kesedihan
Bangkit dari Kesedihan
Dari contoh di atas, Ustaz Zaki menuliskan bahwa sedih itu manusiawi.
Akan tetapi, sebagai Muslim, kita harus sedih karena alasan yang jelas serta jangan berlarut-larut.
Selain itu, coba lihat apa penyebab tangisan kita.
Apa sedih karena merasa banyaknya dosa?
Atau sedih karena shalat Subuhnya kesiangan?
Dan kesedihan lainnya disebabkan oleh perbuatan buruk yang kita perbuat.
Sedih karena hal-hal tersebut bisa saja melembutkan hati.
Ustaz Zaki juga mengajak semua yang sedang sedih agar segera bangkit dan segera mengadukan semua hanya kepada Allah.
Allahlah yang bisa menghibur manusia di saat manusia sedih atau kecewa disebabkan oleh makhluk. [Ind/Camus]