ChanelMuslim.com – Jangan Mudah Tersandera oleh Kesedihan, oleh: Ustazah Rochma Yulika
Kehidupan dunia bagi manusia sejatinya adalah ruang untuk menguji seberapa mereka kokoh menjaga iman.
Dari lahir sudah digambarkan bahwa menangisnya sang bayi lantaran kekhawatirannya menapaki perjalanan.
Baca Juga: Tidak Berlarut-larut dalam Kesedihan
Jangan Mudah Tersandera oleh Kesedihan
Walaupun itu bisa jadi hanya sekadar isyarat namun banyak hikmah yang bisa dijadikan pelajaran.
لو لم تكن الحياة صعبة لما خرجنا من بطون امهاتنا نبكي
“Seandainya hidup ini tidak sulit, maka kita tidak keluar dari perut ibu kita dalam keadaan menangis.”
Mental perjuangan sudah diberikan oleh Allah swt. Perjuangan apa saja yang sudah dilakukan ketika bayi baru lahir?
Mereka berjuang untuk bagaimana bisa menerima ASI dari sang ibu, belajar tengkurap, belajar duduk, belajar jalan semua sudah diperjuangkan bahkan ketika baru berjalan berapa kali terjatuh pun akan berulang pula untuk bangkit.
Sang bayi tak pernah takut jatuh karena tahu caranya untuk bangkit. Begitu Allah sudah ciptakan sunnatullah begitu menakjubkan.
Jadi ketika sudah menjadi manusia seutuhnya yang seharusnya mampu mengarungi medan ujian. Setiap saat yang kita tak tahu kapan datangnya Allah sudah siapkan yang namanya ujian. Kesulitan, keburukan, rasa sakit, kepedihan banyak rasa yang secara hati nurani kita enggan menerima. Namun apapun kenyataannya kita harus siap menerima.
Sebenarnya jika kita melihat dari sudut pandang yang berbeda tentu akan menjadi beda pula reaksi dan dampaknya. Apalagi kaitannya dengan takaran keimanan seseorang.
Kita ingat firman Allah tentang hal itu. ”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (Al Ankabut :2 )
Jika demikian, maka kita akan menikmati setiap episode yang menjadi bagian dari cerita hidup kita.
Firman Allah: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?
Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al Baqarah 214).
Keimanan yang membuat kita tetap tegar untuk melangkah walau kadang tertatih namun nur Ilahi senantiasa membimbing kita hingga akhirnya kekuatan kembali hadir dan menjadikan kita bisa bangkit untuk melanjutkan perjalanan dengan kaki yang menderap karena semakin sadar bahwa dirinya sedang menuju Allah dan cinta-Nya.
Menghibur hati agar tak tersandera oleh kesedihan sudah seharusnya kita lakukan. Ketika kesulitan datang, ada penguat jiwa kita yakni:
1. Menyadari bahwa sesudah kesulitan Allah datangkan kemudahan. Seperti halnya dalam QS Al Insyiroh, Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6)
Dua kali diulang pernyataan bahwa setelah kesulitan, Allah datangkan kemudahan menanda bahwa perkataan Allah itu benar dan tidak ada keraguan lagi. Maka yakinlah bila saat ini sedang mengalami kesulitan Allah akan siapkan kemudahan setelahnya.
2. Menyadari bahwa setiap kesulitan yang melingkupi hidup kita akan mendatangkan pahala yang berlipat. Dalam Alquran disebutkan:
“Dan sungguh kamu berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, kehilangan jiwa (kematian) dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah, 155).
Dan kabar gembira tak lain adalah pahala dan karunia yang tiada terkira.
3. Menyadari bahwa kesulitan sebagai sarana penghapus dosa. Ini seperti disebutkan di dalam hadits:
مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ، مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
Artinya: “Tidak ada satu musibah yang menimpa setiap muslim, baik rasa capek, sakit, bingung, sedih, gangguan orang lain, resah yang mendalam, sampai duri yang menancap di badannya, kecuali Allah jadikan hal itu sebagai sebab pengampunan dosa-dosanya.” (H.R. Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).
Dosa akan terhapus dan keburukan akan pupus bila kita menerima semuanya dengan hati yang tulus.
4. Menyadari dengan datangnya kesulitan bisa menjadi bahan renungan bahwa kemampuan kita terbatas. Tiada daya dan kekuatan selain dari Allah. Kesombongan pun akan mereda dan merasa diri hebat pun akan sirna. “Jangan bersedih karena kesulitan karena kesulitan itu akan menguatkan hati menghapuskan dosa ,menghancurkan rasa ujub dan mengukur rasa sombong” ( Dr Aid Al Qorni )
5. Menyadari bahwa dari kesulitan yang saat ini kita terima akan digantikan oleh Allah dengan yang lebih baik. Ummu Salamah dimana ketika suaminnya wafat ia mengucapkan kalimat Istirja’
(إنالله وإنا إليه راجعو اللهم اجرنى قى مصيبتى واخلفلى خير كنها).
“Sesungguhnya kami ini milik Allah dan akan kembali kepada-Nya, ya Allah berikan pahala atas musibah dan berikan ganti yang lebih baik , lalu Allah ganti dengan suami yang lebih baik yaitu Muhammad Saw.”
اذا اخذ الله منك ما لم تتوقع ضياعه .. فسوف يعطيك ما لم تتوقع ان تملكه
“Jika Allah mengambil darimu sesuatu yang tidak pernah engkau sangka kehilangannya, maka Allah akan memberimu sesuatu yang tidak pernah engkau sangka akan memilikinya.” (Prof. Dr. Mutawalli Assya’rawi)
6. Menyadari bahwa kesulitan alat ukur kesabaran seorang hamba. Rasulullah saw bersabda, “Sangat menakjubkan urusan orang yang beriman itu. Sungguh semua urusannya itu baik baginya.
Dan hal itu tidak akan didapatkan oleh seorang pun, melainkan hanya orang yang beriman semata: Jika ia mendapatkan kebahagiaan ia bersyukur, maka syukur itu baik baginya; manakala ia mendapatkan musibah, ia bersabar, maka sabarnya itu juga baik baginya.” (HR. Muslim)
Allah sudah atur semua bahkan sudah siapkan jawaban dari setiap ujian. Allah sudah siapkan jalan keluar atas ujian. Dan Allah akan berikan pahala yang meruah atas kesabaran dan ketabahan seorang insan.
Wallahul musta’an.[ind]