• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Kamis, 27 November, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Nasihat

Bahagia dan Sedih dari Yang Datang dan Pergi

Maret 17, 2021
in Nasihat, Unggulan
Bahagia dan Sedih dari Yang Datang dan Pergi

Ilustrasi, foto: Dreamstime.com

87
SHARES
666
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com- Hidup ini seperti perputaran antara yang datang dan pergi. Ada yang datang yang tentu membahagiakan. Dan, ada yang pergi yang rasanya menyedihkan.

Datang dan pergi bisa dibilang biasa dalam hidup. Ada jodoh yang datang. Ada anak-anak yang lahir dan tumbuh besar. Ada harta yang datang dan mengalir deras. Ada kesempatan baik yang antri untuk diraih. Dan, masih banyak lagi kedatangan yang membahagiakan.

Namun, di balik episod itu ada kepergian yang menyedihkan. Kalau yang datang terasa pelan-pelan. Tapi yang pergi, momennya begitu mendadak. Tak ada tanda dan pemberitahuan.

Perputaran yang datang dan pergi itu silih berganti mewarnai dinamika hidup. Bahagia dan sedih menjadi sangat bergantung dengan momen datang dan pergi itu. Masalahnya, di mana titik keseimbangannya. Dan masing-masing momen seolah memiliki titik keseimbangan yang berbeda.

Ketika yang datang terasa lebih banyak dari yang pergi, keseimbangan yang ditangkap adalah beban orang ini memang tak berada di titik yang berat. Ia kelas ringan, bukan kelas berat.

Ada pula titik keseimbangan yang selalu berada di titik berat. Yaitu, ketika yang pergi jauh melampaui bilangan yang datang. Orang-orang yang berada di titik keseimbangan ini tergolong kelas berat. Merekalah yang disebut kelompok para Nabi, para wali, orang-orang soleh, dan seterusnya.

Titik-titik keseimbangan ini memiliki dua wajah. Di satu sisi menunjukkan kelasnya. Tapi di sisi lain, menunjukkan bebannya. Orang yang melihat di sisi kelasnya yang berat, ia akan bangga di hadapan Allah bahwa kelasnya ada di tempat berat. Tapi, bebannya terasa bukan main.

Sementara, orang yang berharap bebannya ringan-ringan saja, tanpa disadari ia sedang berharap bahwa kelasnya sebagai umumnya orang kebanyakan. Jauh dari istimewa.

Kini, tergantung apa yang ada dalam hati kita untuk bisa memeriksa, seperti apa posisi kita di kalkulasi dua wajah ini. Ingin beban yang berat tapi memiliki posisi istimewa, atau beban super ringan tapi berada di kelas orang kebanyakan.

Untuk memeriksa ini, silakan review seperti apa wujud reaksi hati yang muncul. Apakah kita merasa itulah kita di saat begitu banyak yang datang memberikan kebahagiaan. Dan, merasa begitu sedih, bahkan pada tingkat mengeluh karena terasa begitu banyak yang pergi.

Hidup ini lambat tapi pasti akan disadari sebagai pergulatan kedatangan dan kepergian. Tak seorang pun dari kita yang bisa menghindar dari pergulatan ini. Setiap tahun, bulan, pekan, hari, hingga pergantian menit dan detik, pergulatan itu tak pernah ada kata henti.

Perhatikanlah saudara-saudara kita yang tinggal di kawasan Palestina. Sebuah negeri yang disebut Alquran sebagai tempat yang diberkahi, dimuliakan, bahkan sudah disebut-sebut sebagai negeri yang menjadi panggung utama di peristiwa awal dan akhir zaman.

Kita yang tinggal jauh dari lokasi mulia itu tentu tidak akan pernah membayangkan seperti apa “normal”nya kehidupan di sana. Mereka berhadapan dengan musuh yang paling sering disebut dalam Alquran. Dan, musuh yang paling didukung sekaligus dilindungi dunia saat ini.

Titik normal dan keseimbangan kita dengan mereka menjadi sangat jauh. Kita mengalami luka gores kecil saja harus segera ke rumah sakit karena khawatir terjadi infeksi. Sementara mereka, bukan sekadar gores, tapi nyaris menjadi biasa terbunuh di ruang-ruang penjara, bahkan di jalan-jalan terbuka yang bisa disaksikan mata dunia.

Hal ini tidak berarti kita menjadi begitu terasa manja dengan standar kesehatan seperti yang selalu kita lakukan. Tapi, karena titik keseimbangan kita dengan mereka memang sangat jauh. Dan tanpa disadari, kita justru merasa bangga dengan titik keseimbangan seperti yang terjadi itu. Padahal, di manakah Allah akan membanggakan titik keseimbangan seperti yang kita alami saat ini di banding dengan yang dialami umat Islam di Palestina.

Silakan telusuri seperti apa titik keseimbangan yang ada pada diri kita. Seperti apa respon wajar kita terhadap hal yang datang dan pergi itu. Terhadap segala kebahagiaan dan kesedihan itu.

Silakan telusuri dan cermati. Hal ini agar kita tidak salah bersyukur dan menyesal. Karena apa yang datang akan dihisab, dan apa yang pergi akan dijanjikan ganti yang jauh lebih besar dari yang biasa diterima. (Mh)

 

 

Tags: MuhasabahNasihat
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Dauroh Ramadan Muslimah Serentak di 160 Daerah

Next Post

Komunikasi Wanita dan Laki-Laki Itu Beda

Next Post
Komunikasi Wanita dan Laki-Laki Itu Beda

Komunikasi Wanita dan Laki-Laki Itu Beda

Strategi Zero-Covid dari IDEAS

Strategi Zero-Covid dari IDEAS

Mau Vaksin untuk Anak 6 Tahun ke Atas? Baca Dulu Rekomendasi dari IDAI Berikut

Vaksinasi adalah Ikhtiar

  • Direktur Islamic Relief Indonesia, Nanang Subandi Dirja

    Islamic Relief Indonesia Dirikan 83 Huntara di Cianjur dan Cash Voucher untuk 5.600 Penerima Manfaat

    139 shares
    Share 56 Tweet 35
  • Bagaimana Lima Foto Mengisahkan Cerita yang Lebih Besar Melalui Klip Video Berdurasi Sepuluh Detik

    71 shares
    Share 28 Tweet 18
  • Dari Mandi Lumpur Hingga Makan Cicak, Muhammadiyah Soroti Fenomena Ngemis Online di Tiktok

    119 shares
    Share 48 Tweet 30
  • Nur Izzaty Hafizah, Meninggal Dunia Akibat Infeksi Bagian Paru-Paru

    146 shares
    Share 58 Tweet 37
  • 10 Kebiasaan yang Bikin Kulit Terlihat Lebih Muda

    105 shares
    Share 42 Tweet 26
  • Doa Nabi Musa Saat Meminta Jodoh

    263 shares
    Share 105 Tweet 66
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7658 shares
    Share 3063 Tweet 1915
  • Dian Pelangi: Sambut Ramadan dengan Hati Bersih

    167 shares
    Share 67 Tweet 42
  • Apa Itu Disease X, Apakah Ada Disease X Berikutnya?

    77 shares
    Share 31 Tweet 19
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3228 shares
    Share 1291 Tweet 807
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga