ChanelMuslim.com – 4 Metode Rasulullah dalam Mendidik Keluarga Jadi Insan Rabbani
Mendengar kata Rabbani, biasanya orang teringat dengan merk kerudung. Betul ?
Iya memang istilah Robbani dipakai untuk merek kerudung tertentu tapi istilah ini punya arti lain yang lebih besar.
Rabbani adalah orang yang memiliki sifat yang sangat sesuai dengan apa yang Allah harapkan. Kata ‘rabbani’ merupakan kata tunggal, untuk menyebut sifat satu orang. Sedangkan bentuk jamaknya adalah rabbaniyun.
Baca Juga: Mengenalkan Rasulullah kepada Anak
4 Metode Rasulullah dalam Mendidik Keluarga Jadi Insan Rabbani
Seseorang yang memiliki sifat-sifat Rabbani biasanya:
Pertama, berilmu dan memiliki pengetahuan tentang al-Qur’an dan sunnah.
Kedua, mengamalkan ilmu yang telah diketahuinya.
Ketiga, mengajarkannya kepada masyarakat.
Sebagian ulama menambahkan sifat keempat, yaitu mengikuti pemahaman para sahabat dan metode mereka dalam beragama. Karena sahabat merupakan standar kebenaran bagi umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ibnul Arabi, ketika ditanya tentang makna ‘rabbani’, beliau mengatakan:
Apabila seseorang itu berilmu, mengamalkan ilmunya, dan mengajarkannya maka layak untuk dinamakan seorang rabbani. Namun jika kurang salah satu dari tiga hal di atas, kami tidak menyebutnya sebagai seorang rabbani. (Miftah Dar as-Sa’adah, 1/124).
Layak dinamakan rabbani adalah karena seseorang telah melakukan amalan yang sangat mendekatkan dirinya kepada Ar-Rabb, Allah azza wa Jalla.
Orang orang Rabbani beribadah kepada Allah berdasarkan ilmu.
Orang yang Rabbani hanya akan bisa melakukan ibadah kepada Allah, jika dia memahami tata cara ibadah yang sesuai dengan apa yang Allah kehendaki. Sehingga kata kunci dalam masalah ini adalah ‘ilmu’ (Zaadul Masir, 1/298).
Untuk mewujudkan tujuan ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan beberapa metode dalam mendidik keluarga agar menjadi insan Rabbani.
1. Ajari mereka untuk bertauhid.
Allah berfirman menceritakan tentang wasiat yang disampaikan Nabi Ya’qub ketika hendak meninggal dunia (yang artinya): Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya” (QS. al-Baqarah: 133)
2. Ajari keluarga untuk melaksanakan shalat.
Dari Ibnu Abbas radliallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perintahkanlah anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia 7 tahun. Dan pukullah mereka untuk dipaksa shalat, ketika mereka berusia 10 tahun.”(HR. Abu Daud 495 dan dishahihkan al-Albani)
3. Memberikan sedikit ancaman agar mereka tidak bermaksiat.
Tujuan memberikan ancaman semacam ini adalah agar anak tidak berani melawan orang tua atau istri melawan suami. Dari Ibnu Abbas radliallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Gantunglah cemeti di tempat yang bisa dilihat penghuni rumah. Karena ini akan mendidik mereka. (HR. Thabrani dalam al-Ausath 10671 dan dihasankan oleh al-Albani).
Memang nampaknya agak menakutkan ya, tapi sebagai anak tentara saya merasa biasa saja.
Banyak pajangan di rumah rumah para Perwira, digantungkan senapan atau senjata tradisional suku tertentu. Mungkin maksudnya agar membangkitkan jiwa kepahlawanan.
Dalam tarbiatul aulad fi Islam (mendidik anak dalam Islam), maka ini menjadi bagian agar keluarga takut kepada Allah bila melakukan kemaksiatan. Wallahu’alam.
4. Mengajar anak tentang Al Qur’an, hadits dan do’a do’a.
Do’a yang matsur, biasanya berasal dari Al Qur’an dan Hadits Rasulullah. Sehingga mengajarkan Al Qur’an dan Hadits menjadi niscaya.
Bahkan sebelum anak anak diajari berdo’a, tentu orangtua berdo’a terlebih dahulu.
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam termasuk nabi yang do’anya banyak Allah sebutkan dalam al-Qur’an.
Dan banyak do’a beliau berisi kebaikan untuk dirinya dan keturunanya. Ini menunjukkan bahwa do’a Nabi Ibrahim adalah do’a yang istimewa di sisi Allah.
Diantara do’a beliau: “Jauhkanlah aku dan anak-anakku dari menyembah berhala” (QS. Ibrahim: 35).
Beliau juga berdo’a: “Ya Allah, jadikanlah diriku dan keturunanku orang yang bisa menegakkan shalat. Ya Allah, kabulkanlah do’a.” (QS. Ibrahim: 40).
Semoga Allah memberikan kita anak anak yang soleh, sabar dan hormat kepada orangtua sebagaimana yang diberikan kepada Nabi Ibrahim Alaihi Salam.
Aamiin Ya Robb
Catatan Ustazah Kingkin Anida di akun Facebooknya pada 6 Desember 2019 pukul 06.12