SEBAGAI orang tua, sudah seharusnya kita mencengah sindrom Peter Pan dan Cinderella Complex pada anak. Maksud sindrom tersebut adalah seseorang yang sudah memasuki usia dewasa, tetapi tidak berperilaku sesuai usianya. Mereka yang menderita sindrom tersebut akan menjadi sangat kekanak-kanakan.
Sindrom Peter Pan dan cinderella complex dialami seseorang saat memasuki usia dewasa muda. Kedua sindrom ini dipengaruhi pola asuh yang diterapkan orang tua sewaktu kecil.
Baca Juga: Cinderella Complex; Sindrom Anak Gadis yang Manja
Mencegah Sindrom Peter Pan dan Cinderella Complex pada Anak
Untuk mencegah munculnya sindrom ini, ada cara yang dapat dilakukan orang tua sejak dini.
1. Biasakan anak untuk mandiri sejak kecil, mulai dari hal sekecil apa pun
Biasakan anak untuk merapikan tempat tidurnya sendiri agar anak belajar untuk memiliki rasa tanggung jawab. Selain itu, rutinitas semacam ini juga bisa membuat anak lebih percaya diri dengan kemampuannya.
Anak juga perlu dilatih untuk melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci piring dan menyapu lantai.
Hindari membiasakan anak untuk bermanja-manja secara berlebihan. Sikap manja ini akan membuat anak merasa hidupnya akan nyaman terus tanpa beban sehingga anak tidak belajar untuk bertanggung jawab dan kelak tidak siap menerima realita hidup.
Hal ini yang bisa menyebabkan terjadinya sindrom Peter Pan dan Cinderella Complex.
2. Berikan dukungan kepada anak
Anak memerlukan dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar. Di antaranya menjadi lingkungan yang suportif, orangtua selalu ada untuk mendengarkan keluh kesah anak-anak. orangtua memberikan arahan, bimbingan dan dukungan.
Selalu memberikan motivasi agar mereka lebih berani untuk menunjukkan perubahan yang positif.
Sistem reward and punishment masih bisa kita gunakan. Hanya saja tetap hindari sikap berlebihan. Untuk hukuman, hindari hukuman berupa kekerasan fisik dan verbal.
3. Motivasi anak untuk mengasah keterampilan
Bantu anak untuk banyak mengeksplor kemampuannya. Salah satunya, dengan membiarkan anak mencoba banyak hal dalam hidupnya dan merasakan sendiri konsekuensinya.
Dengan begini anak akan menemukan bakatnya dan bimbing mereka untuk fokus mengasah keterampilan.
4. Ayah dan Ibu konsisten dan satu suara
Ayah dan ibu harus konsisten dalam menyuarakan pendapatnya kepada anak. Sehingga kepribadian anak akan tumbuh dengan ajeg.
Ayah dan ibu pun harus satu suara dalam menyuarakan pendapat kepada anak. Jika ayah dan ibu sering berbeda pendapat di hadapan anak akan menyebabkan kebingungan pada anak sehingga kepribadian anak pun menjadi rapuh. [MAY/Cms]