MIMPI Ajeng jadi pengusaha fesyen dapat terwujud lewat brand Hafiyya Almahiyra dan juga karena berkah zakat. Bisa hidup mandiri dan memiliki usaha yang maju menjadi keinginan kebanyakan orang.
Begitu juga dengan apa yang dicita-citakan Ajeng Miftahul Jannati. Siapa yang menyangka perempuan yang akrab disapa dengan nama Ajeng ini dapat mewujudkan mimpinya menjadi pengusaha sukses di bidang fesyen.
Di umurnya yang masih muda yaitu 22 tahun, Ajeng yang merupakan alumni Rumah Gemilang Indonesia (RGI) mampu menjalankan bisnisnya hingga memiliki karyawan untuk membantunya di rumah produksi.
Kecintaannya pada dunia fesyen berawal dari sang ibu. Saat itu, ibunya kerap kali menjahit untuk pakaian kebutuhan keluarga.
Namun, seiring berjalannya waktu teman-teman Ajeng pun mulai memesan untuk dibuatkan kerudung.
Akibat pesanan yang semakin banyak, akhirnya Ajeng mulai belajar menjahit agar bisa membantu ibunya hingga akhirnya dia dapat menjahit kerudung dengan baik.
Cikal bakal inilah yang terus menjadi semangat Ajeng untuk terus belajar menjahit dan bercita-cita dapat membuka usaha sendiri.
Cerita Ajeng Rintis Brand Hafiyya Almahiyra dari Zakat
Ajeng memiliki kemauan kuat demi mencapai apa yang dituju. Setelah lulus sekolah, Ajeng sempat mendaftarkan diri di sekolah fesyen di Bandung, Islamic Fashion Institut melalui jalur program beasiswa penghafal Alquran.
Tapi, sayangnya beasiswa hanya ada per tiga tahun sekali.
Karena telah mempunyai niat yang sungguh-sungguh di bidang fesyen, Ajeng tidak putus semangat hingga akhirnya ia mendapatkan rekomendasi untuk belajar di RGI angkatan 21 tahun 2019.
Baca Juga: LAZ Al Azhar Lepas 174 Santri RGI yang Siap Terjun di Dunia Kerja
Mengasah keterampilan melalui RGI
Bergabung menjadi salah satu santri RGI menjadi keputusan terbaik yang dipilih Ajeng.
Kemampuan menjahit dasar yang dimilikinya dapat semakin terasah dengan mengikuti kelas diklat selama enam bulan penuh di jurusan tata busana.
Menurut pengakuannya, banyak ilmu baru yang ia dapatkan selama belajar di RGI.
Jika sebelumnya Ajeng hanya belajar secara otodidak, selama di RGI Ajeng dapat belajar langsung dengan para instruktur profesional di bidangnya.
“Pertama kali saya masuk di RGI, saya belum punya banyak ilmu tentang menjahit. Di sana saya benar-benar belajar dari nol lagi, mulai dari belajar membuat pola, potong bahan, sampai jahit dan benar-benar jadi baju, mukena dan produk fesyen lainnya,” kenang Ajeng.
Dikenal sebagai santri berprestasi dan juga penghafal Alquran, membuat Ajeng dipercaya menjadi ketua kerohanian angkatannya.
Secara rutin, Ajeng membimbing dan mendampingi teman-temannya dalam belajar Alquran dan menyetor hafalan.
Tidak hanya kenangan manis yang dialaminya selama menjadi santri di RGI, Ajeng juga mengungkapkan pengalaman paling berkesan sekaligus menjadi motivasi untuk dirinya hingga saat ini.
“Pengalaman luar biasa yang saya rasakan waktu itu, pernah ditegur keras instruktur sampai akhirnya sekarang-sekarang baru kepikiran kalau apa yang beliau berikan itu sangat bermanfaat sekali dan bisa membentuk karakter saya saat ini. Mungkin teguran tersebut cukup keras bagi saya, tapi ini justru bisa bangkitkan semangat saya agar terus berkarya lebih baik lagi,” ungkapnya.
Di samping banyaknya cerita menarik yang disampaikan Ajeng, ia juga mendapatkan pengetahuan seputar bisnis dari para instruktur.
Berkat dukungan semangat dan motivasinya membuat Ajeng ada di posisi seperti sekarang ini.
Baca Juga: Rumah Gemilang Indonesia Lepas 129 Santri Siap Bersaing di Dunia Kerja
Perjalanan Ajeng menuju kesuksesan
Perempuan yang memiliki hobi di bidang fesyen dan traveling ini, mulai merintis usahanya sejak tahun 2018.
Sebelum terjun untuk memiliki bisnis sendiri, Ajeng sempat ikut bekerja dengan sang bibi dengan meneruskan usaha butik dengan brand Hafiyya Almahiyra dengan modal awal dan fasilitas bisnis berasal dari sang bibi dan pamannya.
Jatuh bangun dalam menjalani bisnis telah Ajeng alami, salah satunya ketika setelah tiga bulan Ajeng menjalani usaha, tidak ada kemajuan justru ia mengalami bangkrut karena pandemi.
Akhirnya, ajeng memutuskan untuk menutup butiknya dan mendaftar kerja di salah satu butik dengan nama Rizanagari.
Proses belajar dan usaha terus berlanjut hingga akhirnya Ajeng memberanikan diri untuk memulai usahanya kembali pada tahun 2022.
Berbagai style baju mulai ia pasarkan di media sosial Instagram pada akun @hafiyyaalmahiyra mulai dari pakaian santai sehari-hari, gaun pengantin, mukena, gamis, tunik, kerudung, koko, dan baju bridesmaid.
Dalam satu hari, jika orderan sedang membludak, Ajeng dapat menerima ratusan permintaan jahit. Tidak tanggung-tanggung, pemesan terjauh berasal dari Malaysia.
Pemesanan dilakukan dengan sistem pre-order (PO) yang berlangsung sekitar 7-14 hari tergantung tingkat kesulitan model baju yang diajukan pelanggan.
“Alhamdulillah, usaha yang saya jalani ini semakin berkembang. Untuk membantu memberdayakan teman-teman di RGI juga sampai saat ini saya sudah merekrut dua orang alumni RGI untuk membantu di rumah produksi,” ujarnya.
Pesan Ajeng untuk generasi muda dan santri RGI untuk terus bersemangat dan menemukan potensi diri agar bisa menjadi mandiri.
“Semoga adik-adik RGI yang baru mulai berjuang saat ini, dapat menyelesaikan masa diklat dengan baik. Mampu memetik ilmu sebanyak-banyaknya agar cita-cita yang diinginkan dapat segera tercapai dan ilmunya semakin bermanfaat,” tutupnya.[ind]