SAHABAT ChanelMuslim, sebaik-baik hamba adalah Nabi Sulaiman dan kita semua bisa mengikuti jejaknya dan meneladaninya untuk terus berproses menjadi lebih baik.
Ustaz K.H. Iman Santoso, Lc., M.E.I. menjelaskan tafsir Surat Shaad ayat 30.
وَوَهَبۡنَا لِدَاوُۥدَ سُلَيۡمَٰنَۚ نِعۡمَ ٱلۡعَبۡدُ إِنَّهُۥٓ أَوَّابٌ
“Dan kepada Dawud Kami karuniakan (anak bernama) Sulaiman; dia adalah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah)” (QS. Shaad 30).
Ni’ma dan bi’sa disebut fiil jamid atau kata kerja yang tidak bisa diurai menjadi fiil mudhori atau amr.
Makna ni’ma artinya pujian secara umum, lawannya bi’sa celaan secara umum. Ni’mal ‘abdu artinya pujian bagi hamba tersebut atau biasa diartikan sebaik-baiknya hamba.
Dalam hadis juga disebutkan ni’mal amir, sebaik-baiknya pemimpin dan ni’mal jaisy, sebaik-baiknya tentara, keduanya disematkan pada pemimpin dan tentara yang membuka kota Konstantinopel.
Baca Juga: Khalifah Sulaiman Meminta Nasihat kepada Syaikh Abu Hazim
Cara Menjadi Sebaik-baik Hamba seperti Nabi Sulaiman
Kemudian, dalam sejarah Islam bahwa yang membuka kota tersebut adalah Sultan Muhammad Fatih dan tentaranya dari Turki Utsmani.
Sementara, ibukota Konstantinopel diubah menjadi Istanbul, salah satu kota terpadat dan terindah di dunia.
Dalam ayat di atas, sebaik-baiknya hamba yaitu Sulaiman alaihissalam, putra Dawud alaihissalam.
Sulaiman alaihissalam menjadi raja terbesar dan terbaik yang pernah ada di muka bumi. Diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi dalam kitab Tarikhnya dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu,
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ملك الأرض أربعة: مؤمنان وكافران؛ فالمؤمنان: ذو القرنين وسليمان، والكافران: نمرود وبخت نصر، وسيملكها خامس من أهل بيتي.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Raja di muka bumi ada 4, dua mukmin dan dua kafir. Dua raja yang beriman adalah Dzul Qornain dan Nabi Sulaiman alaihissalam, dan dua raja yang kafir adalah Namrud dan Bukhtunaser.
Dan akan ada raja kelima dari keluargaku”.
Sesuai banyak riwayat hadis, bahwa akan datang dari pemimpin atau raja atau khilafah dari keluarga Rasul shallallahu alaihi wa sallam, yaitu Imam Mahdi.
Ia akan hadir pada akhir zaman memimpin dunia dengan penuh keadilan dan kesejahteraan.
Pelajaran yang terpenting dari ayat di atas:
bahwa walaupun seorang manusia sampai pada posisi tertinggi dalam hidupnya di dunia, seperti raja atau kepala negara atau presiden dll, maka jangan sampai lupa diri tentang jati dirinya.
Jadi dirinya yaitu menjadi hamba Allah yang memiliki tugas beribadah kepada Allah.
Dan sebaik-baiknya hamba Allah dalam ayat di atas adalah Sulaiman alaihissalam yang banyak beribadah, banyak berzikir, banyak melakukan ketaatan.
Ia banyak kembali kepada Allah atau taubat mengikuti ajaran-Nya, yaitu Islam.
Sejatinya, kita ini merupakan hamba Allah yang harus terus berproses menjadi hamba Allah yang terbaik atau ni’mal ‘abdu.
Menjadi hamba yang senantiasa menaati dan komitmen pada agama Islam, bahkan berdakwah menyampaikan Islam kepada umat manusia.[ind]
Sumber: https://t.me/robbanimediatama