KESABARAN dan keuletan menjadi modal para petugas Safari Wukuf Khusus Lansia dalam menjalankan tugasnya. Jemaah yang rata-rata lansia, memiliki penyakit dan disabilitas ini sudah mereka anggap sebagai keluarga, orang tua, kakek dan nenek sendiri.
Dikutip dari Kemenag, Yundarini adalah satu dari sekitar 120 petugas Safari Wukuf Khusus Lansia yang bertugas mendampingi dan perawat jemaah safari wukuf saat wukuf di Arafah dan dirawat di hotel transit.
Yundarini mengatakan, ia telah menganggap jemaah seperti kakek dan nenek sendiri. Untuk itu, dia terus berupaya untuk merawat dengan sepenuh hati dan menjadikan mereka layaknya raja dan ratu.
Baca juga: Tenaga Medis Jemaah Haji Banyak Tangani Kasus Luka di Telapak Kaki
Petugas Safari Wukuf Khusus Lansia Berbekal Kesabaran dan Keuletan
Yundarini dan petugas lainnya berjibaku melayani jemaah haji, mulai dari mengganti popok, membersihkan buang air, menyuapin makanan, hingga menggendong mereka.
Yundarini pun terharu, ketika ada jemaah yang meminta namanya, untuk dicatat kemudian akan dibacakan setiap kali jemaah tersebut berdoa.
Kebutuhan semua jemaah safari wukuf pun dipenuhi, mulai dari pampers dan obat-obatan. Ia dan petugas safari wukuf lainnya kerap mendapatkan pelukan dan ciuman dari Jemaah.
Bagi Yundarini dan petugas lainnya, kebahagiaan jemaah adalah segalanya. Ia membaktikan diri sepenuhnya untuk jemaah. Seringkali, ia mengajak bercanda jemaah, bercerita lucu atau membantu menelponkan mereka untuk menghubungi keluarga.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Yundarini bercerita pula hal-hal lucu bersama mereka. Ada sebagian jemaah yang tidak mengerti cara menggunakan pemanas air.
Mungkin karena mereka tidak pernah memakai pemanas air di kamar mandi dan pemanas air untuk membuat kopi.
Cerita Yundarini dan sekitar 120 petugas safari wukuf lainnya menyisakan kenangan, memilki keluarga yang menyenangkan. Kerepotan tidak menjadi masalah. Karena bagi mereka itu adalah sebuah amanah. [Din]