BAGAIMANA pengaruh rajin shalat Tahajud dapat membantu menyembuhkan kanker? Shalat tahajud yang dilakukan secara rutin, benar, khusuk dan ikhlas akan membebaskan seseorang dari serangan infeksi dan kanker.
Demikian ditulis Mohammad Sholeh, Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya dalam disertasinya yang berjudul Pengaruh Salat Tahajjud terhadap Peningkatan Perubahan Response Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi.
Baca Juga: 5 Hal yang Dilakukan Rasulullah sebelum Melaksanakan Shalat Tahajud
Bagaimana Pengaruh Rajin Shalat Tahajud Dapat Membantu Menyembuhkan Kanker?
Sholeh menemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajud secara ikhlas berbeda jauh dengan orang yang tidak melakukan tahajud.
Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan individual untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil.
Jadi shalat tahajjud selain bernilai ibadah, juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi kontrol kognisi. Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi positif yang efektif, emosi yang positif dapat menghindarkan seseorang dari stres.
Menurut Sholeh, orang stres itu biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan shalat tahajud yang dilakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik, yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker.
Berdasarkan hitungan teknik medis menunjukkan, shalat tahajud yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahanan tubuh yang baik.
Sholeh mengukur kadar hormon kortisolglukokortikoid alami utama yang dikeluarkan korteks adrenal. Zat ini memengaruhi metabolisme glukosa, protein, dan lemak bisa diketahui apakah seseorang mengalami stres atau tidak.
Mereka yang berhasil melakukan shalat tahajud sampai dua bulan, hormon ini meningkat. Ini pertanda orang tersebut ikhlas dan tidak stres.
Shalat malam atau shalat tahajud merupakan shalat yang diwajibkan sebelum adanya perintah shalat lima waktu yang kita kenal sekarang ini.
Dalam sejarah Islam, shalat Tahajud dikerjakan oleh Nabi Muhammad saw sejak mula-mula Islam berkembang di Makkah, di kala Nabi belum hijrah ke Madinah, yaitu ketika turun ayat surat Al-Muzzammil, ayat 1-4.
”Wahai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil, (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan.”
Ayat Al-Muzammil ini adalah satu dari beberapa ayat yang pertama kali turun pada masa kenabian. Maka jelaslah perintah Tahajud kepada Nabi dan sahabatnya lebih dulu diturunkan sebelum shalat yang lima waktu difardukan.
Kewajiban shalat lima waktu diperintahkan Nabi saw pada saat mi’raj dan bertemu Allah Subhanahu Wataala. Sebelum perintah itu, Nabi biasa melakukan shalat sehari-hari yaitu pagi dan petang.
Pagi setelah matahari terbit, 2 rakaat yang dinamakan waktu Isyroq dan petang 2 rakaat di kala matahari terbenam yaitu waktu magrib. Demikian biasanya nabi mengerjakan selain shalat tahajjud.
Adapun salat Tahajud ini pada awal pertama diturunkan adalah wajib hukumnya berdasarkan surat Almuzzammil ayat pertama, kemudian hukumnya berubah menjadi sunnah setelah turun ayat ke-20.
Nabi Muhammad bersabda mengenai shalat Tahajud.
“Shalat tahajud dapat menghapus dosa, mendatangkan ketenangan dan menghindari penyakit.” (HR. Turmudzi)
Selain mendapat pahala yang begitu besar dari Allah swt, shalat Tahajjud juga ternyata mendapatkan banyak manfaat pada kesehatan. [ind/Amanji/kompasiana/Cms]