ChanelMuslim.com – Fase Kebingungan ini ditulis oleh Irene Radjiman yang dibagikan di Channel Telegramnya. Pada akhir zaman akan ada para penipu lagi tukang dusta.
Mereka datang kepada kalian dengan omongan-omongan yang belum pernah kalian atau bapak-bapak kalian mendengarnya. Hindarilah mereka sehingga mereka tidak menyesatkan kalian dan tidak membuat fitnah di antara kalian. (HR. Bukhari No, 6927).
“Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Di hadapan manusia mereka memakai baju dari bulu domba untuk memberi kesan kerendahan hati mereka, lisan mereka lebih manis dari gula namun hati mereka adalah hati serigala (sangat menyukai harta dan kedudukan).
Allah berfirman, “Apakah dengan-Ku (kasih dan kesempatan yang Kuberikan) kalian tertipu ataukah kalian berani kepada-Ku. Demi Diriku, Aku bersumpah. Aku akan mengirim bencana dari antara mereka sendiri yang menjadikan orang-orang santun menjadi kebingungan (apalagi selain mereka) sehingga mereka tidak mampu melepaskan diri darinya.” (HR. Tirmidzi).
Kebinasaan bagi umatku (datang) dari ulama su’ mereka menjadikan ilmu sebagai barang dagangan yang mereka jual kepada para penguasa masa mereka untuk mendapatkan keuntungan bagi diri mereka sendiri. Allah tidak akan memberikan keuntungan dalam perniagaan mereka itu. (HR al-Hakim).
Baca Juga: Menjawab Kebingungan tentang Shaum Rajab
Fase Kebingungan
Imam Syuyuthi , mengatakan:
“Bencana bagi umatku (datang) dari ulama sû’, yaitu ulama yang dengan ilmunya bertujuan mencari kenikmatan dunia, meraih gengsi dan kedudukan. Setiap orang dari mereka adalah tawanan setan. Ia telah dibinasakan oleh hawa nafsunya dan dikuasai oleh kesengsaraannya.
Siapa saja yang kondisinya demikian, maka bahayanya terhadap umat datang dari beberapa sisi. Dari sisi umat; mereka mengikuti ucapan- ucapan dan perbuatan-perbuatannya.
Ia memperindah penguasa yang menzalimi manusia dan gampang mengeluarkan fatwa untuk penguasa. Pena dan lisannya mengeluarkan kebohongan dan kedustaan. Karena sombong, ia mengatakan sesuatu yang tidak ia ketahui.” (Faydh al-Qadîr , VI/369).
Zaman dulu, tidak pernah kita dengar produk biologis pabrikan bisa melenturkan hukum. Haram jadi mubah.
Zaman dulu, tidak pernah kita dengar qaul-qaul ulama yang menganjurkan: disuntik produk biologis. Zaman dulu, tidak ada dalam kitab-kitab klasik: daya tahan tubuh buatan lebih baik dibanding yang alami.
Sejak dulu, tidak pernah kita dengar ayat-ayat yang menjelaskan orang sehat, bisa jalan-jalan, bisa kerja, bisa ketawa-ketawa: dianggap dalam kondisi darurat.
Sejak dulu, tidak pernah kita dengar barang haram bisa dicuci miliaran kali lalu hukumnya berubah.
Sejak dulu, tidak ada ceritanya darurat bisa direncanakan. Bisa diulang-ulang. Terjadi setiap diluncurkannya produk biologis. Lalu diikuti penjualan besar-besaran.
Sejak dulu, tidak ada omongan-omongan dari orangtua, leluhur bangsa dan cendikiawan Muslim era keemasan yang menyatakan: tidak disuntik produk biologis bisa sakit.
Tetapi kini, cukup status sebagai ahli-ahlian, ulama-ulamaan: umat malah dibuat kebingungan.
Memang, sudah fasenya umat dibuat kebingungan. Mudah-mudahan umat disadarkan. Dikembalikan pada ajaran mulia leluhur bangsa.
Disadarkan pada pesan-pesan ulama terdahulu. Dikuatkan menjaga nilai-nilai luhur warisan leluhur bangsa.[ind]