BEKERJALAH, Allah akan melihat pekerjaanmu. Ustaz K.H. Iman Santoso, Lc., M.E.I. menjelaskan motivasi Al-Qur’an tentang bekerja.
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (105)
Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS At-Taubah 105).
Motivasi Al-Qur’an ini luar biasa, karena sebaik-baiknya kalam atau ungkapan adalah wahyu Allah yang tertuang dalam Al-Qur’an.
Allah Subhanahu wa taala memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya, khususnya umat Islam untuk bekerja.
Kata-kata amal dalam satu ayat ini ada 3, pertama; perintah beramal, kedua; Allah, Rasul dan orang-orang beriman akan melihat amal kalian, ketiga; amal itu akan Allah beritakan di akhirat kelak.
Beramal dengan hati, lisan dan anggota badan. Amal hati diantaranya, yakin, ikhlas, ridho dan tawakkal. Amal lisan di antaranya, dzikir, doa, ta’lim dan dakwah.
Sedangkan amal anggota badan atau gabungan hati, lisan dan anggota badan diantaranya sholat, haji dan jihad. Hati punya ruang lingkup amal tersendiri, begitu juga lisan dan perbuatan.
Hati merupakan pangkal kebaikan dan keburukan, jika hati baik maka anggota badan akan baik, jika hati buruk maka anggota badan akan buruk.
Kerja hati akan mengarahkan pada kerja lahir. Maka yakin dan teruslah bekerja karena Allah akan melihat pekerjaanmu, Allah Maha Melihat.
Demikian juga Rasul Shallallahu alaihi wa sallam akan melihat pekerjaan orang beriman, begitu juga sesama orang beriman akan melihat amal tersebut.
Baca Juga: Allah Hanya Melihat Ketakwaan Seseorang
Bekerjalah, Allah akan Melihat Pekerjaanmu
Bekerja adalah ciri manusia hidup. Sedangkan diam berarti identik dengan mati. Pada dasarnya semua orang yang hidup di dunia itu bekerja.
Akan tetapi, ada pekerjaan yang bermanfaat di dunia dan akhirat, ada yang hanya bermanfaat di dunia tidak di akhirat, ada yang hanya bermanfaat di akhirat dan ada yang tidak bermanfaat di dunia dan di akhirat.
Ketika dinyatakan bahwa Allah melihat pekerjaan kita, maka kita akan bekerja sebaik-baiknya yang menimbulkan manfaat bagi kita di dunia dan di akhirat.
Lebih jauh dari itu setiap pekerjaan sekecil apapun, baik dan buruknya, semuanya akan dilihat Allah. Allah mengetahui setiap kejadian yang ada di langit dan bumi.
Allah mengetahui daun kering yang jatuh di tengah malam, mengetahui gerakan semut hitam di batu hitam di kegelapan malam dan mengetahui suara hati manusia yang paling dalam.
Apakah manusia berani melakukan pekerjaan buruk, padahal dilihat oleh Allah? Apakah setiap orang yang mengaku beragama rela melakukan kejahatan padahal Allah melihatnya?
Apakah orang yang berakal, dapat berbuat kejahatan dengan sengaja padahal Allah melihatnya?
Realitas yang terjadi adalah semua bentuk pekerjaan dari yang paling baik dan yang paling jahat semuanya di kerjakan oleh manusia di dunia, baik secara tersembunyi maupun terbuka.
Memang dunia adalah tempat manusia bekerja, sedangkan balasan yang sempurnya hanya ada di akhirat sana.
Baca Juga: Bekerja Demi Mendapat Balasan Allah bukan berarti Menolak Upah
Pepatah Hikmah menyebutkan:
الدنيا دار العمل والآخرة دار الجزاء
Dunia adalah tempat atau negeri untuk beramal sedang akhirat adalah negeri untuk meraih balasan.
Maka alangkah baiknya bagi kita semua untuk bekerja dan terus bekerja, bekerja yang memberikan manfaat pada diri dan orang lain.
Tidak akan ada amal yang terlewat sia-sia, oleh karenanya terus bekerja untuk meraih sukses di dunia dan akhirat.
Seseorang tidak disebut sukses dan bahagia, jika kesuksesan itu hanya terbatas di dunia.
Seorang yang sehari, atau setahun atau sepuluh tahun atau seumur hidupnya sukses dan bahagia kemudian setelah meninggal dia gagal, menderita dan sengsara, itu tidak disebut sukses dan bahagia.
Karena dunia adalah sementara sedangkan akhirat adalah kekal.
Oleh karena itu, pedoman untuk meraih kesuksesan yang paling benar adalah wahyu Allah, baik Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
Dan manusia yang paling sukses adalah Muhammad Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, para sahabat, tabiin dan para penerusnya dari orang-orang beriman.
Generasi penerus yang benar-benar melaksanakan pedoman itu dengan benar dan optimal.
Pintu kesuksesan pertama bekerja dengan landasan keimanan pada 6 rukun Iman, beriman pada Allah, malaikat, kitab-kitab Suci, rasul-rasul Allah, hari akhir dan taqdir Allah.
Pintu kesuksesan kedua bekerja sesuai dengan ajaran Islam. Pintu kesuksesan ketiga bekerja secara ihsan.
Ringkasnya, pintu kesuksesan adalah kerja ikhlas (Iman), kerja benar dan cerdas (Islam), kerja keras dan tuntas (Ihsan).
Demikianlah malaikat Jibril turun mengajarkannya kepada Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dan umatnya.
Di antara kebaikan Allah pada hamba-Nya adalah memberikan amal shalih dan bermanfaat kemudian istiqomah sampai berakhir husnul khotimah.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إذا أرادَ اللَّهُ بعبدٍ خيرًا استعملَهُ . فقيلَ: كيفَ يستعملُهُ يا رسولَ اللَّهِ ؟ قالَ: يوفِّقُهُ لعملٍ صالحٍ قبلَ الموتِ
Jika Allah menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, maka Allah akan mempekerjakannya. Dikatakan, “ Bagaimana Allah mempekerjakannya wahai Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam?”.
Rasul Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Allah memberikan taufik untuk beramal shalih sebelum meninggal”. (HR At-Tirmidzi no 2142).[ind]
Sumber: https://t.me/robbanimediatama