BUNDA, bagaimana cara mengasah daya imajinasi anak? Salah satunya dengan mendongeng. Motivator Parenting dari Rumah Pintar Aisha, Randy Ariyanto, menjelaskan mengenai hal ini.
Bunda, antara mendongeng dan membacakan buku cerita itu berbeda. Mendongeng tidak sekedar membacakan buku cerita yang hanya sekedar membaca tidak melibatkan emosi untuk menunjukan perasaan.
Mendongeng itu berarti kita juga harus melibatkan emosi seperti gerak tubuh, ekspresi wajah dan nada suara. Karena saat mendongeng, kita tidak sekedar menjadi sutradara dan narator tetapi juga berperan sekaligus sebagai aktor.
Bunda, anak itu suka yang imajinatif. Lihatlah film anak yang terlihat hanya kayalan tetapi itulah yang mendorong anak untuk berimajinasi dan kreatif misalnya mobil, bis atau kereta yang bisa berbicara, mainan anak yang bisa berbicara, ayam yang berukuran besar sedangkan gajah malah ukurannya kecil dan lainnya.
Mendongenglah hal-hal yang aneh, kayalan, sesuatu yang tidak mungkin ada dalam dunia nyata karena itu akan mendorong anak berimajinasi dan kreatif.
Untuk mendorong daya imajinasinya, ajaklah anak untuk ikut berperan dalam dongeng misalnya dengan menanyakan apa solusinya untuk mengalahkan penjahat.
Apa yang harus dilakukan si Budi untuk membayar sekolah padahal uang yang diberikan ibunya hilang, menurut kakak apa yang harus dilakukan Ali saat melihat temannya mencuri dan pertanyaan sejenis lainnya.
Libatkan terus anak dalam dongeng yang Bunda ceritakan. Gali semua ide-idenya. Jika Bunda konsisten melakukannya maka itu berarti Bunda sedang mengasah daya imajinasi anak.
Apresiasi apa saja ide dan solusi yang mereka sampaikan. Jadikan setiap ide mereka sebagai bagian dari cerita Bunda.
baca juga: Nadr bin Harist, Sang Pendongeng Mekkah
Mengasah Daya Imajinasi Anak dengan Mendongeng
Kenapa anak perlu dikembangkan daya imajinasinya, sebab kelak daya imajinasi anak akan menjadikannya anak yang kreatif, memiliki banyak ide/gagasan dan selalu berpikir inovatif.
Ingat ya Bun, orang-orang hebat di dunia ini adalah mereka yang kreatif dan inovatif. Selain itu Bun, untuk lebih mengasah daya imajinasi anak, ajaklah anak mendongeng bersama yaitu dengan mendongeng secara bergantian.
Mereka bisa menceritakan apa saja yang terjadi di sekolah, bercerita mimpinya atau khayalannya.
Terkadang memang apa yang mereka ceritakan tidak logis, ya tidak apa-apa namanya juga anak-anak, khayalan yang tidak logis itulah yang akan membuatnya menjadi sosok yang kreatif dan imajinatif.
Jadi Bun, mendongeng itu mendorong daya imajinasi anak yang akan membuat anak lebih cerdas, kreatif, dan kaya ide/gagasan.
Menjadi kreatif dan inovatif adalah modal dasar bagi kesuksesan anak di masa depan karena di masa depan dunia membutuhkan orang yang kreatif.
baca juga: Tips Mendongeng untuk Anak Sebelum Tidur
Menasihati Anak dengan Mendongeng
Bunda, menasihati anak dengan cara mendongeng itu jauh lebih efektif. Bagi anak, dongeng itu seperti sebuah cermin. Anak akan membandingkan dirinya dengan tokoh yang ada pada dongeng.
Anak akan membenci dan menghindari perilaku tokoh buruk serta anak akan menyukai dan meneladani tokoh yang baik.
Misalnya nih Bun, saat Bunda menemukan perilaku yang kurang baik pada anak, maka Bunda dapat bercerita dengan tema perilaku yang kurang baik itu.
Saat anak saya enggan menggosok gigi, saya bercerita tentang seorang anak bernama Badu yang enggan menggosok gigi. Setiap malam Badu tidak pernah menggosok gigi.
Suatu hari saat Badu tidur, ada tentara kuman yang senang dengan bau gigi yang busuk. Raja kuman memerintahkan prajurit kuman untuk merusak gigi dengan pedang, cangkul, palu dan sebagainya.
Akibatnya gigi Badu menjadi rusak, bolong dan berwarna hitam. Keesokan harinya Badu sakit gigi.
Singkat cerita, Badu dibawa ke dokter lalu saya menceritakan untuk mengalahkan tentara kuman muncullah pahlawan yakni prajurit pasta gigi dengan raja sikat gigi. Lalu terjadi pertempuran seru dan para pasukan kuman dapat dikalahkan.
Cerita di atas adalah salah satu contoh mengambil cerita dengan melihat perilaku yang kurang baik pada anak.
Coba perhatikan perilaku apa saja yang kurang baik pada diri anak lalu angkat menjadi cerita dongeng misalnya anak tidak suka berbagi, anak yang rewel, anak tidak mau makan.
Insha Allah apa yang Bunda ceritakan akan benar-benar masuk dalam jiwa anak dan mereka akan selalu ingat dan akhirnya melalui cerita yang Bunda sampaikan, kebiasaan anak yang kurang baik berubah menjadi lebih baik.[ind]