DOA itu ibadah. Ada yang Allah kabulkan, ada yang ditunda, ada pula yang Allah ganti dengan kebaikan lain. Tak ada doa yang sia-sia.
Ada seorang Nabi mulia bernama Zakaria alaihissalam. Di usianya yang lanjut, Allah belum menganugerahinya seorang anak pun.
Setiap saat ia selalu berdoa. Ia meminta kepada Allah agar dianugerahi anak, sebagai penerus misi dakwah.
Tak sedikit pun Nabi yang sudah berusia di atas 80 tahun ini kecewa dalam doanya. Ia memanjatkan doa dalam suara yang lembut dan baik sangka kepada Allah subhanahu wata’ala.
“Dia (Zakaria) berkata, ‘Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban. Aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, Ya Tuhanku.” (QS. Maryam: 4)
Setelah segalanya dirasa hampir mustahil terkabul, setelah lebih dari setengah abad berdoa, Allah memberikannya kabar gembira. Yaitu, tentang akan kelahiran putera yang ia idam-idamkan. Namanya Yahya.
“(Allah berfirman), ‘Wahai Zakaria, Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki. Namanya Yahya. Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.” (QS. Maryam: 7)
**
Tak ada doa yang sia-sia. Jangan pernah iringi doa panjang kita dengan setitik rasa ragu, kecewa, atau buruk sangka.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa kepada Allah selama tidak dosa dan memutuskan silaturahim, kecuali Allah memberikan padanya tiga hal.
“(Pertama) Allah akan mengabulkan doanya, (kedua) Allah akan menyimpannya di akhirat, (ketiga) Allah akan menghindarkan darinya keburukan yang semisal.
Para sahabat berkata, “Kalau begitu, kami akan memperbanyak berdoa.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menambahkan, “Allah yang akan memperbanyak (kebaikan dari doa kalian).” (HR. Ahmad)
Jangan pernah lelah untuk terus berdoa. Karena doa yang kita panjatkan tak pernah sia-sia. [Mh]