NIAT menentukan baik buruk amal seseorang. Berhati-hatilah dengan niat yang dimulai dari dalam hati.
Ada dua orang yang tinggal gedung yang sama. Salah satunya orang soleh yang tinggal di lantai paling atas. Dan satunya lagi orang jahat yang tinggal di lantai paling bawah.
Selama bertahun-tahun, keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Orang soleh sibuk dengan ibadahnya. Dan orang jahat sibuk dengan dunia kejahatannya.
Sebenarnya, keduanya saling kenal. Kadang mereka ngobrol saat bertemu di warung makan di gedung itu. Setidaknya, keduanya saling menghormati dunia masing-masing.
“Kamu sedang sibuk apa?” ucap orang soleh suatu kali.
“Ya beginilah duniaku. Setiap hari aku ke dunia hiburan, minum-minum, pesta. Kalau tak cukup uang aku mencuri, dan seterusnya,” ungkap orang jahat. “Bagaimana denganmu?” tanyanya kepada orang soleh.
“Alhamdulillah, aku selalu nyaman dengan ibadah. Siang malam aku ibadah, zikir, dan begitulah,” ungkap orang soleh menjawab pertanyaan sahabatnya itu.
Tanpa sadar, dalam percakapan itu, keduanya saling memberikan pengaruh. Keduanya seperti membuka pilihan kesibukan hidup yang bisa mereka pilih.
Ketika keduanya di kamar masing-masing, apa yang mereka obrolkan tentang dunia masing-masing ‘menggoda’ hati satu sama lain. Meski tidak secara langsung.
Orang jahat bosan dengan kesibukannya yang itu-itu saja. Ia membandingkan dengan saudaranya di atas sana yang hidupnya tenang dan damai.
“Ah, alangkah enaknya hidup seperti dia. Tenang dan damai. Aku ingin belajar darinya,” ucapnya seraya memberanikan diri untuk berkunjung ke lantai atas tempat di mana orang soleh berada.
Di saat yang sama, orang soleh juga mengalami hal yang tak beda. Ia mulai jenuh dengan kesibukannya yang itu-itu saja. Andai sesekali ia bisa ‘menikmati’ dunia hiburan seperti yang dilakoni sahabatnya di bawah sana. Ia pun beranjak menuju lantai bawah untuk menemui sahabatnya itu.
Satu orang jahat sedang menapaki tangga menuju lantai atas dengan niat yang baik. Satunya lagi, orang soleh sedang menapaki tangga menuju lantai bawah dengan niat yang buruk.
Di luar dugaan keduanya, tangga gedung yang mereka lalui tiba-tiba runtuh. Kedunya jatuh dan tertimpa reruntuhan. Mereka pun wafat.
Apa yang terjadi? Satu orang jahat mati dalam niat baik untuk belajar menjadi soleh. Dan satu orang soleh mati dalam niat buruk untuk belajar menjadi jahat.
Kita bisa membayangkan, seperti apa hisab dari Allah subhanahu wata’ala atas apa yang mereka niatkan di akhir hayatnya itu.
**
Berhati-hatilah dengan niat yang kita ucapkan di semua langkah hidup kita. Karena dengan itulah Allah subhanahu wata’ala akan menghisab kita.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan niatnya…” (HR. Bukhari Muslim) [Mh]