PASUKAN Israel pada hari Ahad (16/3/2025) menahan jurnalis Palestina terkemuka, Latifeh Abdellatif setelah menggerebek rumahnya di gerbang Damaskus di Kota Tua Yerusalem yang diduduki.
Menurut akun resmi X milik pemerintah Yerusalem, penahanan Abdellatif diperpanjang oleh pengadilan Israel pada hari Senin, di mana ia dituduh melakukan penghasutan daring dan menerbitkan konten yang menghasut.
Abdellatif adalah jurnalis lepas yang telah berkontribusi pada Middle East Eye dan beberapa platform berita lainnya.
Abdellatif sebelumnya telah menjadi sasaran tindakan keras oleh pasukan Israel.
Pada akhir Mei 2021, dia dipukuli ,disemprot merica, dan jilbabnya dilepas paksa oleh pasukan Israel saat dia sedang merekam penahanan seorang anak laki-laki di Yerusalem Timur yang diduduki.
Saat meliput aksi mogok nasional Palestina di Gerbang Damaskus Kota Tua, Abdellatif melaporkan melihat seorang anak ditahan oleh pasukan Israel.
Ayahnya dan warga Palestina lain di dekatnya mencoba menghentikan penahanan, yang memicu konfrontasi.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Abdellatif kemudian mencoba memfilmkan insiden tersebut, tetapi didorong oleh petugas Israel, meskipun telah menjelaskan kepada mereka bahwa dia adalah seorang reporter.
“Saya seorang jurnalis, saya seorang jurnalis,” ulang Abdellatif.
Para petugas mengabaikannya dan terus mendorongnya, lalu menarik jilbabnya dan memukulnya dengan tongkat di lututnya.
Warga Palestina di lokasi kejadian turun tangan untuk melindungi Abdellatif yang terlibat baku hantam dengan pasukan Israel. Akibatnya, sejumlah dari mereka ditangkap.
Pada saat itu, warga Palestina lintas perbedaan politik memulai pemogokan umum nasional untuk memprotes pemboman Israel terhadap Jalur Gaza yang terkepung.
Israel Menahan Jurnalis Palestina, Latifeh Abdellatif
Baca juga: Jurnalis yang Terbunuh Tahun 2024 Mencapai Rekor, Mayoritas Korban Israel
Serangan itu ditujukan untuk mengganggu semua kegiatan ekonomi dan komersial di Yerusalem, Tepi Barat yang diduduki, Gaza dan komunitas Palestina di dalam Israel.
Serangan Mei 2021 menyebabkan 256 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya terluka, serta merusak lebih dari 50.000 rumah dan menghancurkan infrastruktur utama.
Hal ini juga terjadi di tengah rencana untuk menggusur paksa penduduk lingkungan Palestina Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki, dan setelah beberapa hari serangan di kompleks Masjid al-Aqsa.
Penggusuran tersebut masih berlangsung hingga saat ini, karena kampanye untuk mengusir warga Palestina di Tepi Barat telah merajalela.[Sdz]