TAKUT itu alami. Tapi, tidak semua yang alami menguntungkan.
Di sebuah kerajaan, ada kawasan lembah yang begitu menawan. Tanahnya subur. Aneka pepohonan hijau menghias ornamen lembah seperti sebuah lukisan.
Di sela lembah mengalir sungai nan jernih. Ikan-ikan senang berkumpul di balik bebatuan sungai. Suara gemiricik aliran airnya kian menambah suasana syahdu di kala malam. Tidak heran jika warga kampung di situ begitu betah tinggal di sana, turun temurun.
“Aku ingin sekali punya istana di situ,” ucap raja kepada para penasihatnya. “Apa warga di sana harus diusir paksa?” tambahnya.
Para penasihat raja paham betul karakter rajanya: serakah, culas, dan penuh pencitraan. Sifat yang terakhirnya itu seperti topeng ramah di balik kebengisannya.
“Jangan Paduka. Itu akan mencederai citra raja yang dikenal bijaksana. Serahkan itu pada kami,” ungkap seorang penasihat.
Apa yang dilakukan para punggawa raja itu? Mereka juga tidak mengusir paksa. Yang mereka lakukan sederhana: menakut-nakuti warga.
Di hampir setiap malam, para punggawa memperdengarkan suara harimau kepada warga. Suara itu memang asli dari seekor harimau yang dikurung dalam kandang tersembunyi.
Di siang harinya, para punggawa menyebarkan desas-desus kalau ada harimau buas yang berkeliaran di sekitaran lembah. Warga pun ketakutan.
Raja pun mengeluarkan pengumuman: bagi warga yang ingin pindah ke tempat aman, kerajaan sudah menyiapkan hunian luas di balik bukit: gratis dari raja yang bijaksana.
Hanya dalam satu dua hari, seluruh penduduk lembah pindah ke lokasi baru itu. Mereka pindah dengan sukarela dalam bayang-bayang ketakutan.
**
Takut itu sesuatu yang belum terjadi. Alami, ada di setiap manusia. Tapi takut yang direkayasa bisa menjadi pengendali hidup manusia.
Setan melakukan ini agar manusia bisa ditundukkan. Dan para penguasa zalim juga melakukannya demi keuntungan diri dan kelompoknya.
Hanya mereka yang takutnya semata-mata pada Allahlah yang bisa luput dari kendali ini. Karena apa pun yang akan terjadi, baik atau buruk, sudah ada dalam kendali Allah. Kita hanya melakoninya saja.
Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kalian) dengan kawan-kawannya, karena itu janganlah kalian takut kepada mereka, tapi takutlah kepada-Ku, jika kalian benar-benar orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 175)