REMAJA Masjid Istiqlal Jakarta kembali mengadakan KISS ARMI setelah terakhir diadakan pada tahun 2022 lalu.
Tara Adelia selaku wakil ketua pelaksana menjelaskan bahwa Kajian Islam Seputar Muslimah Armi (KISS ARMI) 4 ini dibungkus berbeda dari yang diadakan sebelumnya.
“Untuk KISS ARMI 4 ini kami bungkus lebih intimate, lebih deep, agar ilmu yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Makanya di akhir sesi nanti akan ada muhasabah,” jelasnya.
Diselenggarakan pada Sabtu (31/08/2024) dan Ahad (01/09/2024) di Aula Al-Fattah Masjid Istiqlal dan Lantai Utama Masjid Istiqlal, Jakarta.
Mengusung tema “Islam Memandang Independent Women” KISS ARMI mengundang Ustazah Qotrunnada Syathiry Ahmad, Lc., Ustazah Syifa Nurfadilah, M.H., Senja Rindiani, Nurmala, M. Psi., dan Assyifa Zahra sebagai narasumber.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
“Membuat kita lebih berikhtiar aja. Kita sudah menjadi wanita independent, dan terkadang independent tersebut kebablasan. Agar tidak menjadi kebablasan tersebut ya kita harus bermuhasabah, harus introspeksi diri. Nah di KISS ARMI 4 ini sebagai wadah untuk introspeksi diri itu,” jelas Tara sebagai latar belakang diadakannya kegiatan ini.
Sebagai seorang psikolog, Nurmala menjelaskan bahwa quarter life crisis adalah hal yang normal terjadi.
“Quarter life crisis (krisis 1/4 baya) atau krisis apapun itu adalah hal normal dan wajar. Hadapi dengan syukur, berharap ridha Allah, berpikir positif, sayangi diri dan ridha terhadap ketetapan yang Allah berikan,” jelasnya.
QLC biasanya dialami diusia 20-30 tahun.
Lebih lanjut Nurmala menerangkan ciri-ciri seseorang yang mengalami QLC.
Remaja Masjid Istiqlal Gelar Kajian Islam Seputar Muslimah (KISS ARMI) 4: Bijak Menghadapi Quarter Life Crisis
Baca juga: Asosiasi Remaja Masjid Istiqlal Gelar Daring MTPI
“Ciri-cirinya adalah sering merasa terjebak. Seperti sering terjebak di dunia profesional (ragu dengan pekerjaan yang sedang dijalani), kecemasan yang berlebihan tentang masa depan, perasaan kesepian meskipun memiliki jaringan sosial yang luas, merasa kehilangan arah atau tujuan, dan keraguan tentang pilihan hidup yang diambil.”
Semua itu terjadi karena kondisi yang sedang mencari identitas diri atau tujuan hidupnya.
“Penyebabnya adalah di antaranya tekanan sosial dan social comparison. Maka dari itu saya sarankan perlunya puasa sering-sering dengan medsos karena akan menimbulkan tuntutan sosial. Dan teman-teman sekalian, sebenarnya yang tampak itu tidaklah selalu benar.”
“Penyebab lainnya juga adalah perubahan hidup yang signifikan, persepsi keberhasilan yang materialistis, krisis identitas, ketidakpastian karir, persepsi bahwa masalah adalah beban, dan terakhir sosial media. Saya ingatkan, bahwa tidak semua yang viral harus diikuti apalagi jika tidak sesuai dengan syariat,” tambah Nurmala.
Nurmala juga mengingatkan bahwa semua yang terjadi tidak ada yang kebetulan, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah menyiapkan yang terbaik untuk masing-masing kita.[Sdz]