Situasi Mekkah dan Madinah sedang dalam kondisi mencekam. Kaum muslimin harus selalu dalam kondisi siaga. Telah sampai kepada mereka informasi mengenai kafilah dagang besar kafir Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan dan membawa harta benda yang besar. Kaum Muslimin atas perintah Rasul segera bersiap untuk menghadangnya setelah sebelumnya telah memerintah Basbas bin Amr untuk mencari tahu informasi mengenai kafilah tersebut.
Pasukan Kaum Muslimin dalam misi menghadang kafilah dagang kafir Quraisy tidaklah mencerminkan sebagai kekuatan militer, karena tujuan awal hanya untuk menghadang dan menguasai kafilah tersebut. Situasi ini tidak bertentang dengan syari’at karena diantara harta benda yang dibawa oleh kafilah tersebut ada milik umat Islam yang berhijrah dari Mekkah ke Madinah dan meninggalkan harta bendanya. Namun, informasi yang didapat dari mata-mata kaum muslimin, bahwa kafir Quraisy sedang menyiapakan pasukan untuk membantu kafilah dagang Abu Sufyan.
Baca Juga: Berbagai Strategi Pengolahan Sampah
Strategi Perang Rasulullah Menyembunyikan Identitas
Terjadilah diskusi yang cukup pelik diantara kaum Muslimin, antara melanjutakan perjalanan dan siap untuk berperang atau kembali. Akhirnya musyawarah berakhir dengan kata sepaka untuk berperang.
Rasulullah melakukan segala persiapan, mulai dari menyerahkan bendera komando berwarna putih kepada Mush’ab bin Umai dan menyerahkan dua bendara berwarna hitam kepada Sa’ad bin Mua’adz dan Ali bin Abi Thalib. Juga memerintahkan Qais bin Abu Sha’sha’ah untuk mengurus air minum dan sejenisnya. Sedangkan Rasulullah dan Abu Bakar melakukan pengawasan terhadap kondisi pasukan kaum Quraisy.
Ketika keduanya sedang berkeliling dalam upaya pengawasan, mereka bertemu dengan laki-laki lanjut usia. Rasulpun menanyakan tentang keberadaan kaum kafir Quraisy dan kaum muslimin untuk menggali informasi. Namun, laki-laki itu menjawab, “Aku tidak akan memberikan informasi apapun kepada kalian sebelum memperkenalkan kepadaku siapa kalian?”, Rasulullahpun menjawab “Kami akan memberitahukan kepadamu setelah engkau menjawab pertanyaan kami”
“Benarkan?” ucap lelaki itu meyakinkan, “ya” jawab Rasul. “Sesungguhnya aku mendapat informasi bahwa Muhammad bersama para sahabatnya keluar pada hari begini dan begini. Jika orang yang memberikan informasi kepadaku dapat dipercaya, maka sekarang mereka telah sampai disini dan disini. Itu tempat peristirahatan umat Islam. Aku juga mendapat informasi bahwa kaum Quraisy keluar pada hari begini dan begini. Jika orang yang memberikan informasi kepadaku dapat dipercaya, maka sekarang mereka telah sampai disini dan disini. Itu tempat peristirahatan pasukan kaum Quraisy. Aku telah memberikan kepada kalian berdua mengenai informasi yang kalian kehendaki. Karena itu beritahukan kepadaku siapa kalian?” jawab lelaki tua itu. “Kami dari air” Rasulullahpun menjawab dan langsung pergi meninggalkan lelaki tua itu. Lelaki tua lanjut usia itu bertanya-tanya, “Air dari mana? Apakah dari Air Irak?”
Jawaban yang diberikan Rasul kepada Lelaki tua itu sesuai situasi dan kondisi yang diperlukan dan merupakan strategi menyembunyikan identitas diri dalam peperangan agar tidak dilacak oleh kaum kafir Quraisy. Ini juga sebagai bukti kebijakan dan sikap Rasul yang penuh perhitungan agar tidak membahayakan mereka dari ancaman musuh.
Sumber: Ketika Rasul Harus Berperang karya Prof. DR. Ali Muhammad Ash-Shallabi