KISAH tentang kejujuran Imam Syafii berikut bisa jadi inspirasi untuk kita semua. Imam asy-Syafi rahimahullah sebelum berangkat belajar ke Madinah, beliau belajar kepada Imam Malik rahimahullah, beliau berkata Ibunya “Wahai ibu, berilah saya nasihat!”
Baca Juga: Imam Syafii dan Tiga Kebiasaan saat Malam
Kisah Kejujuran Imam Syafii
Ibunya berkata, “Wahai anakku, berjanjilah kepada ku untuk tidak berdusta.”
Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Saya berjanji kepada Allah lalu kepada mu untuk tidak berdusta.”
Beliau waktu usia nya masih kecil, dibekali oleh ibunya uang 400 dirham.
Beliau menaiki hewan tunggangannya dan keluar bersama rombongan menuju Madinah, Imam asy-Syafii menyimpan uang itu di dalam sebuah kantong yang ia jahit disela – sela bajunya..
Di tengah – tengah perjalanan ada rampok yang merampas seluruh harta rombongan tersebut, tatkala sampai di hadapan, Imam asy-Syafi’i yang masih kecil, para perampok itu bertanya, “Apakah kamu membawa uang?”
Imam asy-Syafi’i yang masih kecil ini menjawab, “Iya.”
Perampok berkata, “Berapa ??”
Asy-Syafi’i menjawab, “Saya membawa uang 400 dirham.”
Para perampok tersebut tertawa sambil mengejek beliau dan berkata : “Pergilah, apakah kamu hendak mengolok – olok kami?”
Pergilah sana. Apakah orang seperti mu membawa uang sebanyak empat ratus dirham?” Kata para perampok dengan tidak percaya.
Memudian asy-Syafi’i berhenti disamping rombongan kafilah yang dirampok. Pemimpin rampok berkata kepada anak buah nya, “Apakah kalian telah mengambil semuanya ??”
Mereka menjawab, “Ya”
Pemimpin rampok berkata, “Apakah kalian tidak meninggalkan seorang pun?
Mereka (anak buah) menjawab, “Tidak, kecuali seorang anak kecil yang mengaku telah membawa uang sebanyak 400 dirham.
Namun, anak tersebut gila atau hanya ingin mengolok – olok kita, sehingga kami pun menyuruhnya pergi.”
Pemimpin rampok berkata, “Bawa anak itu kemari.”
Mereka pun membawa Syafi’i kecil. Kemudian pemimpin rampok itu bertanya kepada beliau, “Apakah kamu membawa uang, wahai anak kecil?”
Syafi’i kecil menjawab, “Ya.”
Pemimpin Rampok berkata, “Berapa uang yang kamu bawa?”
Syafi’i kecil menjawab, “Empat ratus dirham.”
Pemimpin perampok itu bertanya lagi, “Di mana uang itu?”
Lalu Syafi’i kecil mengeluarkan uang tersebut dari balik pakaiannya dan menyerahkannya kepada pemimpin kawanan perampok tersebut.
Pemimpin rampok itu menuangkan uang – uang tersebut kepangkuan nya, lalu ia memandangi syafi’i kecil dengan keheranan dan berkata, “Kenapa kamu jujur kepadaku ketika aku tadi bertanya kepadamu, dan kamu tidak berdusta kepadaku, padahal kamu tahu bahwa uangmu akan hilang?”
Syafi’i pun menjawab, “Saya jujur kepadamu karena saya telah berjanji kepada ibuku untuk tidak berdusta kepada siapa pun.”
Mendengar penuturan Syafi’i kecil itu, tiba – tiba tangan pemimpin rampok itu berhenti memain-mainkan uang 400 dirham tersebut, karena hatinya telah bergetar karena hidayah dari Allah.
Lalu pemimpin rampok itu berkata sambil mengembalikan uang tersebut kepada Syafi’i kecil, “Ambillah uangmu, kamu takut untuk mengkhianati janjimu kepada ibumu, sedangkan aku tidak takut berkhianat kepada janji Allah Subhanhu wa ta’ala.
Pergilah, wahai anak kecil dalam keadaan aman dan tenang, karena aku telah bertaubat kepada Zat yang Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang melalui kedua tangan mu dengan taubat ini dan aku tidak akan pernah mendurhakai-Nyalagi selamanya.”
Kemudian pemimpin kawanan perampok itu memandang anak buahnya dan berkata :
إنّ الله يامركم أن تؤدّوا الأمانات إلى أهلها
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada orang yang berhak menerima nya…” [An-Nisa ayat 58].
Lalu anak buahnya berkata sambil membawa harta dan berbagai perhiasan rombongan kafilah yang mereka rampok tadi dan mengembalikannya, dan mereka berkata kepada pemimpin mereka : “Wahai tuan kami, Anda telah bertaubat dengan Zat Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang, sedangkan Anda adalah pemimpin kami. Oleh karena itu kami lebih pantas untuk bertaubat daripada Anda.”
Akhirnya mereka semua bertaubat kepada Allah, lewat kejujuran Imam asy-Syafi’i kecil. [Cms]
[Diringkas dan disadur dari buku Biografi Imam Syafi’i hal 17-20, Abdul Aziz Asy-Syinawi]
Majmuah salafiyyah margasari.