TINGKATAN orang puasa menurut Imam Al Ghazali ada tiga, yaitu puasanya orang umum (kebanyakan), orang khusus, dan khususnya khusus.
Imam Al Ghazali menjelaskan:
اعْلَمْ أَنَّ الصَّوْمَ ثَلَاثُ دَرَجَاتٍ صَوْمُ الْعُمُومِ وصوم الخصوص وصوم خصوص الخصوص
وأما صَوْمُ الْعُمُومِ : فَهُوَ كَفُّ الْبَطْنِ وَالْفَرْجِ عَنْ قضاء الشهوة ، كما سبق تفصيله.
وَأَمَّا صَوْمُ الْخُصُوصِ : فَهُوَ كَفُّ السَّمْعِ وَالْبَصَرِ وَاللِّسَانِ ، وَالْيَدِ وَالرِّجْلِ وَسَائِرِ الْجَوَارِحِ، عَنِ الْآثَامِ.
وأما صوم خصوص الخصوص : فصوم القلب عن الهمم الدَّنِيَّةِ ، وَالْأَفْكَارِ الدُّنْيَوِيَّةِ ، وَكَفُّهُ عَمَّا سِوَى اللَّهِ عز وجل بالكلية“
Ketahuilah, bahwa puasa ada tiga tingkatan; puasanya orang umum (kebanyakan), orang khusus, dan khususnya khusus.
Puasa orang umum: menahan perut (dari makan dan minum) dan kemaluan dari syahwat.
Puasa orang khusus: menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki, dan semua anggota badan dari berbagai dosa.
Puasa khususnya khusus: puasanya hati dari hasrat dunia, pikiran tentang dunia, dan menahan diri dari apa pun selain Allah Ta’ala.
(Ihya ‘Ulumuddin, jilid. 1, hlm. 234)
baca juga: Tujuh Keutamaan Puasa
Tingkatan Orang Puasa
Sahabat, itulah beberapa level orang yang berpuasa. Ada yang puasanya hanya sekadar menggugurkan kewajiban.
Ada pula yang puasanya mampu menahan panca inderanya dari hal-hal yang dilarang.
Dan yang terakhir, ada orang dengan puasanya berada di tingkatan tertinggi, yaitu ketika ia mampu menjadi pribadi takwa yang menjauhkan diri dari apa-apa yang dilarang Allah dan tidak lagi memikirkan duniawi.
Bagaimana Sahabat? Sudahkah level puasa kamu mencapai puasa dengan tingkatan tertinggi?
Semoga kita semua diberikan hidayah untuk menjalani puasa dengan tingkatan yang lebih baik dari tahun sebelumnya.[ind]