ChanelMuslim.com – Syekh Abdurrauf As-Singkili adalah ulama Aceh yang pertama kali memperkenalkan Tarekat Syattariyah di Indonesia.
Beliau menyebarkan tarekat ini ke berbagai pelosok nusantara, mulai dari Aceh, Cirebon, sampai ke wilayah Sumatera.
Baca Juga: Selamat! Inilah 6 Finalis Lomba Video Jejak Wali di Nusantara
Karya-karya dalam Berbagai Bidang Keilmuan
Selain dikenal sebagai penyebar tarekat tersebut, Syekh Abdurrauf juga dikenal memiliki karya-karya yang hebat dalam berbagai bidang keilmuan.
Dilansir dari lajnah.kemenag.go.id, sebuah artikel yang ditulis Mustopa 21 Desember 2020, Di antara karya Syekh Abdurrauf adalah Mir’at at-Thulab, sebuah karya di bidang hukum Islam yang ditulis atas permintaan Sultanah Safiyatudin.
Selain itu, karyanya yang paling terkenal Tarjumanul Mustafid, karya tafsir pertama yang ditulis di nusantara secara lengkap menggunakan bahasa Melayu.
Kemudian, ada Terjemah Hadits Arba’in karya Imam Nawawi yang juga ditulis atas permintaan Sultanah Zakiyyatudin.
Karya Mawa’iz al-Badi, berisi nasihat tentang akhlak, Tanbih al-Masyi, yang memuat ajaran tasawuf, dan Kifayatul Muhtajin yang berisi penjelasan tentang konsep wahdatul-wujud.
Karya Tarjumanul Mustafid mendapat banyak perhatian karena tercatat sebagai karya tafsir pertama di nusantara yang ditulis secara lengkap menggunakan bahasa Melayu.
Popularitas tafsir ini tidak hanya di nusantara, tetapi juga menjangkau negara-negara lain, seperti Singapura, Malaysia, India, Turki, Mesir, dan Arab Saudi.
Sacara garis besar, Tarjumanul Mustafid disusun menggunakan metode tahlili, yaitu dengan menjelaskan kandungan ayat secara berurutan sesuai dengan ayatnya.
Rujukan yang dipakai pada Tarjumamul Mustafid adalah Tafsir Baidhawi, Tafsir Jalalain, dan Tafsir al-Khazin.
Pada setiap permulaan surat, Syekh Abdurrauf menjelaskan terlebih dahulu nama surat, jumlah ayat, tempat turun, asbabun nuzulnya, hingga penjelasan tentang bacaan imam Qiraat. Kemudian, dijelaskan kandungannya.
Dalam menyusun tafsir ini, Syekh Abdurrauf tidak terpaku pada satu corak tertentu seperti fikih atau tasawuf.
Namun, beliau berupaya menggunakan corak umum yang disesuaikan dengan kandungan ayatnya.
Uraian dalam tafsir ini dibuat menggunakan pejelasan yang singkat dan padat, sehingga memberikan kemudahan tersendiri bagi para pembacanya.
Baca Juga: Ketum Lantik Kepengurusan IPEMI Aceh 2021-2026
Profil Syekh Abdurrauf As-Singkili
Syekh Abdurrauf memiliki nama lengkap Aminudin Abdur Rauf bin Ali al-Jawi Tsumal Fansuri as-Singkili.
Beliau lahir di Singkil, Aceh pada tahun 1024 H atau 1615 M.
Syekh Abdurrauf As-Singkil dikenal juga dengan gelar Teungku Syekh Kuala.
Menurut sebagian keterangan, keluarganya berasal dari Persia atau Arabia yang datang menetap di Singkil Aceh pada akhir abad ke-13.
Syekh Abdurrauf As-Singkili meninggal dunia tahun 1693 pada usia 73 tahun.
Beliau dimakamkan di Kuala Aceh, Desa Raya, Kecamatan Kuala di sebelah masjid yang dibangunnya di Kuala Aceh.
Jasa-jasanya yang luar biasa menginspirasi universitas negeri untuk menjadikan namanya sebagai nama perguruan tinggi, yaitu Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh.
Nama tersebut diambil dari gelar Syekh Abdurrauf, Teungku Syiah Kuala yang artinya Syekh Ulama di Kuala.
Itulah sedikit pengenalan Syekh Abdurrauf. Semoga kita bisa meneladani beliau yang sangat produktif dalam berkarya. [Cms]