• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 9 Desember, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Sikap Malu Berkaitan Erat dengan Kualitas Iman Seseorang

Mei 13, 2024
in Khazanah, Unggulan
Sikap Malu Berkaitan Erat dengan Kualitas Iman Seseorang

Foto: Unsplash

77
SHARES
591
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

SIKAP malu berkaitan erat dengan kualitas iman seseorang, karena dengan malu seseorang akan memperhatikan setiap tindakannya. Jika dilandaskan pada syari’at Islam, seseorang akan mudah untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemunkaran.

Dalam kitab Fiqhul Hayaa’ karya Muhammad Ismail Muqaddam, dalam bahasa arab malu adalah Al-Hayaa’ yang merupakan bentuk masdar dari hayiya, al-Hayaat yang artinya “hidup”.

Kata al-Ghaits (hujan) bisa juga diartikan hayaa (kehidupan), karena keberadaan hujan yang bisa memberikan kehidupan pada bumi, tumbuhan, dan hewan.

Maksud al-Hayaa’ (kehidupan) di sini adalah kehidupan dunia dan akhirat. Karena itu, siapa yang tidak memiliki malu berarti dia mati di dunia dan sengsara di akhirat.

Baca Juga: Budayakan Malu Sejak Dini

Sikap Malu Berkaitan Erat dengan Kualitas Iman Seseorang

Beberapa ahli retorika Arab (balaghah) mengatakan, “Raut wajah seseorang yang selalu dihiasi dengan rasa malu, laksana kebun yang tumbuh subur karena siraman air.”

Jadi, hidupnya hati seseorang tergantung pada seberapa banyak dia memiliki rasa malu. Ketika rasa malunya sedikit, maka hati dan jiwanya menjadi mati. Artinya, ketika hati seseorang lebih hidup, maka perilaku malunya pun akan lebih sempurna.

Imam Ibnu Qayim al-Jauziyah berkata, “Ketika akhlak mulia ini (malu) benar-benar melekat pada pelakunya, maka dia akan hidup lebih kuat dan sempuma. Dengan demikian, perilaku malu (al-hayaa) diambil dari kata “al-hayaat” yang artinya hidup, dan itulah nama dan makna hakiki dari malu.

Karena itu, manusia yang sempurna hidupnya adalah mereka yang paling sempurna malunya. Sebaliknya, nilai kehidupan manusia menjadi berkurang, saat dia kurang memiliki rasa malu.”

“Ketika ruh (hati) seseorang mati, maka keburukan yang menimpa dirinya tidak bisa ia rasakan, sehingga ia tak lagi malu bergaul dengan keburukan tersebut. Namun, ketika ruhnya hidup secara sehat, maka ia akan merasakan keburukan yang ada di hadapannya dan ia pun menjadi malu untuk bergaul dengannya.

Begitu pula akhlak dan perilaku mulia lainnya, ia bisa melekat pada diri seseorang tergantung sejauh mana dia menghidupkan akhlak dan perilaku mulianya tersebut.”

“Oleh karena itu, kehidupan sang pemberani lebih sempuma dibanding kehidupan si pengecut, kehidupan dermawan lebih baik dibanding kehidupan orang bakhil atau pelit, dan kehidupan orang yang cerdas lebih bermutu dibanding kehidupan orang bodoh atau dungu.

Para nabi adalah manusia yang sangat pemalu. Tak heran jlka kehidupan mereka mencapai tingkat yang paling sempuma. Demikian halnya dengan para teladan yang mengikutinya.

[Ln]

Tags: Sikap Malu Berkaitan Erat dengan Kualitas Iman Seseorang
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Perpisahan Terakhir di Lembang

Next Post

Satu Apel Sehari Akan Menjauhkan dari Dokter

Next Post
Satu Apel Sehari Akan Menjauhkan dari Dokter

Satu Apel Sehari Akan Menjauhkan dari Dokter

Chanel Muslim Gelar Seminar Pranikah Bertajuk Gagal Taaruf, Ketidakpastian dan Orang Ketiga

Chanel Muslim Gelar Seminar Pranikah Bertajuk Gagal Taaruf, Ketidakpastian dan Orang Ketiga

Cheddar Cheese Cookies ala Bunda Icha Savitry

Cheddar Cheese Cookies ala Bunda Icha Savitry

  • Tafsir Surat Abasa Ayat 1-16

    Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5180 shares
    Share 2072 Tweet 1295
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7691 shares
    Share 3076 Tweet 1923
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3260 shares
    Share 1304 Tweet 815
  • Cut Meyriska Jadi Wajah Koleksi Family Set Terbaru Nobby, Linara dan Cendara

    69 shares
    Share 28 Tweet 17
  • KBIHU Aisyiyah Batang Gelar Bimbingan Manasik Haji 2026: Kupas Tuntas Fikih Haji bagi Muslimah dan Review Umrah

    76 shares
    Share 30 Tweet 19
  • Kolaborasi Light+ by Wardah dengan Bright League Main Conference 2025

    66 shares
    Share 26 Tweet 17
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5196 shares
    Share 2078 Tweet 1299
  • Mandi Junub Menggunakan Shower

    4907 shares
    Share 1963 Tweet 1227
  • 3 Hal Yang Tidak Bisa Kembali Dalam Kehidupan Kita

    254 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Bencana Sumatera dan Panggung Politik Indonesia

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga