BUDAYAKAN malu sejak dini. Di era modern ini, perasaan malu sudah tidak lagi menjadi kepribadian kebanyakan orang.
Banyak wanita keluar rumah dengan menggunakan pakaian yang membuka aurat.
Mereka ada di mana-mana. Bahkan di kampus dan sekolah yang menjadi tempat pendidikan dan pembekalan karakter, malah menjadi tempat untuk mengumbar aurat.
Memamerkan kemolekan dan kecantikan tubuh.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Akibatnya berbagai kemaksiatan dan kriminalitas menghiasi berbagai media informasi.
Karena itulah menjadi kewajiban kita untuk menanamkan rasa malu sejak dini kepada anak-anak kita.
Jika sifat ini dimiliki seseorang, ia akan selalu berasa dalam jalan yang lurus.
Namun apabila tidak, maka akan dengan mudah tergelincir pada lembah kesesatan dan kenistaan.
Baca juga: Kalau Tidak Malu, Lakukan yang Kau Mau
Budayakan Malu Sejak Dini
Imam Nawawi menyebutkan bahwa hakikat malu adalah sifar yang membangkitkan kehendak untuk meninggalkan kejelekan.
Dengan kata lain rasa malu untuk melakukan sesuatu yang tidak pantas untuk dilakukan, baik dalam pandangan agama, akal yang sehat, maupun adat yang lurus.
Rasa malu ada yang sifatnya alami seperti perasaan malu pada wanita salehah ketika terbuka sebagian auratnya.
Ada juga malu karena iman, seperti orang mukmin yang tidak jadi melakukan sebuah kemaksiatan karena rasa malunya pada Allah yang Maha Melihat dan Mendengar.
Sifat malu ini merupakan akhlak yang universal dan menjadi risalah semua utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Sesungguhnya di antara hal yang dipahami manusia dari perkataan para nabi pertama adalah “jika tidak ada rasa malu maka berbuatlah sesukamu.” (HR. Bukhari).
Dalam menanamkan rasa malu kepada anak, haruslah seimbang dan proporsional.
Jangan sampai sifat ini malah berbuah menjadi sesuatu yang merugikan dirinya, seperti rasa minder atau pemalu.
Karena itu perlu dibedakan antara pemalu dengan memiliki rasa malu.
Malu adalah akhlak yang sangat mulia dan semua orang menyenanginya.
Sedangkan sungkan adalah salah satu penyakit kejiwaan yang menunjukkan kelemahan karakter akibat rasa malu dan takut yang berlebihan.
Rasa malu perlu ditempatkan pada posisi dan porsi yang tepat.
Sumber: Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun – Dr. Hasan El Qudsy
[Sdz]