Chanelmuslim.com– Mizan (timbangan) di hari kiamat akan ditegakkan untuk menimbang amal perbuatan manusia. Al-Qurthubi mengatakan, “Setelah hisab (penghitungan) selesai, berikutnya adalah penimbangan amal perbuatan.
Apa yang Ditimbang?
Para ulama berbeda pendapat tentang apa yang ditimbang pada hari kiamat. Ada beberapa pendapat:
Satu, yang ditimbang pada hari itu adalah amal perbuatan itu sendiri. Amal berwujud fisikal dan diletakkan di timbangan. Dasarnya adalah hadis Abu Hurairah r.a. dalam Shahih Bukhari bahwa Rasulullah saw. bersabda.
Baca Juga: Mizan (Timbangan) di Hari Kiamat
Mizan (Timbangan) di Hari Kiamat (2)
Rasulullah saw. bersabda, “Ada dua kalimat yang dicintai oleh ar-Rahman (Allah swt), ringan diucapkan tetapi berat dalam timbangan, yaitu subhanallah wa bihamdihi dan subhanallah al-azhim.”
Banyak nash yang menunjukkan bahwa amal-amal perbuatan pada hari kiamat nanti akan didatangkan dalam bentuk yang Allah lebih mengetahuinya.
Dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari Abu Umamah, yang mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Alquran, karena pada hari kiamat ia akan memberi syaaat bagi para pengamalnya. Bacalah az-Zahrawain, Al-Baqarah dan Ali Imran, karena keduanyya akan datang laksana dua awan, atau dua kawanan burung yang terbang melindungi para pengamalnya.”
Muslim juga meriwayatkan dari Nuwwas bin Sam’an, yang mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Pada hari kiamat, Alquran akan didatangkan, dan yang memilikinya adalah mereka yang mengamalkannya. Di bagian depan adalah surah Al-Baqarah dan Ali Imran. Keduanya laksana bongkah awan yang di tengahnya ada cahaya, atau dua kawanan burung yang terbang melindungi orang yang mengamalkannya.”
Pendapat ini didukung oleh IbnuHajar al-Asqalani. Ia berkata, “Yang benar ialah amal perbuatanlah yang ditimbang. Abu Dawud dan at-Tirmidzi meriwayatkan hadis, yang dishahihkan oleh Ibnu Hibban, dari Abu Darda bahwa Nabi saw. bersabda, “Tidak ada yang ketika ditimbang pada hari kiamat nanti lebih berat dari akhlak yang baik.”
Kedua, yang ditimbang adalah manusia, orang yang melakukan perbuatan. Banyak nash yang menunjukkan bahwa manusia akan ditimbang pada hari kiamat. Berat atau ringannya tergantung kadar keimanan mereka, bukan berdasarkan tubuh mereka.
Dalam Shahih Bukhari diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Pada hari kiamat nanti ada seorang lelaki yang besar dan gemuk, tetapi ketika ditimbang di sisi Allah tidak sampai seberat sayap nyamuk.”
Lalu, beliau saw. bersabda, “Bacalah, ‘Dan Kami tidak menilai (tidak menghargai) amal mereka di hari kiamat. (Al-Kahfi: 105).”
Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya, dari Zur bin Hubaisy dari Ibnu Masud bahwa kedua betis bin Mas’ud kecil dan ia pernah terlempar oleh angin, sehingga orang-orang menerawakannya.
Rasulullah saw. lalu bertanya, “Apa yang kalian tertawakan?” Mereka menjawab, “Kedua betisnya yang kecil, wahai Nabi.”
Rasulullah saw. bersabda, “Demi Yang menguasai diriku, kedua betisnya itu dalam mizan nanti lebih berat daripada Gunung Uhud.” Menurut Ibnu Katsir, hanya Ahmad yang meriwayatkan hadis ini, dan sanadnya baik dan kuat.
Ketiga, yang ditimbang adalah lembaran-lembaran catatan amal perbuatan. At-Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunannya, dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Pada hari kiamat Allah akan memisahkan salah seorang dari umatku di hadapan seluruh makhluk.
“Kepadanya disodorkan 99 buku catatan. Panjang setiap bukunya sepanjang penglihatan. Allah bertanya, ‘Adakah yang engkau ingkari dari buku ini? Apakah para penulisKu yang mencatat telah menzhalimimu?’
“Orang itu menjawab, ‘Tidak, Tuhan.’ Allah bertanya lagi, ‘Apakah engkau memiliki alasan?’ Ia menjawab, ‘Tidak, Tuhan.’ Allah berkata, ‘Baik, dalam catatan Kami, engkau memiliki kebaikan. Tidak ada kezhaliman hari ini.’
“Lalu dikeluarkanlah sebuah kartu yang berisi dua kalimat syahadat. Allah berkata, “Hadiri penimbanganmu.’ Orang itu berkata, ‘Apakah maksudnya kartu dengan buku-buku ini, wahai Tuhanku?’
“Allah menjawab, ‘Engkau tidak dizhalimi.’ Buku-buku itu diletakkan di salah satu daun umbangan dan kartu itu di daun yang lain. Ternyata buku-buku itu ringan dan kartu itu berat. Tidak ada yang berat dibandingkan dengan nama Allah.”
Al-Qurthubi lebih cenderung pada pendapat ini. Ia berkata, “Yang benar, mizan menimbang berat atau ringannya buku-buku yang berisikan catatan amal perbuatan. Ibnu Umar mengatakan, lembaran-lembaran amal akan ditimbang. Jika begitu, berarti lembaran-lembaran itu berbentuk benda. Dan itu akan menentukan seseorang masuk surga atau neraka.”
Boleh jadi, yang benar adalah bahwa yang ditimbang itu pelaku (manusia), amalnya, dan lembaran-lembaran amalnya. Nash-nash telah menunjukkan bahwa ketiganya akan ditimbang. Tidak ada nash yang secara pasti menetapkan penimbangan salah satu saja dari ketiganya. Demikian pendapat yang didukung oleh Syaikh Hafizh al-Hukmi. (mh/foto; )