Chanelmuslim.com – Masyarakat yang normal, pasti tidak menyukai perilaku LGBT. Terlebih jika merujuk pada ajaran Islam. Tidak ada toleransi untuk LGBT.
Namun, ada beberapa keadaan yang tanpa sadar, sebenarnya kita memberikan dukungan untuk keberadaan bahkan perkembangan LGBT. Apa saja?
a. Merasa tidak perlu tahu boleh tidaknya LGBT
Umumnya masyarakat kita mengamalkan ajaran Islam hanya mengikuti apa yang disampaikan orang tua, ustadz, atau lainnya. Begitu pun dalam larangan ajaran Islam. Hanya ikut-ikutan saja. Tanpa perlu untuk membekali diri dengan ilmu.
Jika tanpa ilmu yang memadai, umumnya orang akan biasa-biasa saja dengan LGBT dalam kehidupan sehari-hari: di keluarga, tetangga sekitar, atau tempat kerja.
Ketiadaan bekal ilmu agama inilah yang suatu saat tanpa sadar orang bisa membela suatu yang salah dan membahayakan dirinya sendiri. Termasuk, menganggap biasa keberadaan LGBT.
b. Menikmati tontonan yang dilakoni artis LGBT
Salah satu strategi gerakan LGBT di Indonesia adalah menguasai dunia orang banyak. Bisa dengan membuat majalah atau media online, termasuk menguasai jaringan artis.
Memang belum ada survey yang lebih detail soal berapa persen artis Indonesia yang menjadi bagian dari jaringan LGBT. Tapi, silakan Anda cek di saluran televisi, kalau pun artisnya tidak LGBT, pembawa acaranya LGBT.
Yang menarik, entah siapa yang buat rating, pembawa acara televisi terbaik dan termahal di Indonesia bergaya LGBT.
c. Berakrab-akrab dengan individu LGBT
Salah satu bidang yang akrab dengan cakupan gerak LGBT selain hiburan adalah fashion. Nyaris, hampir semua tokoh fashion dunia bergaya LGBT, baik laki maupun perempuan.
Memang yang membuat tanpa sadar muslimah Indonesia berakrab-akrab dengan individu LGBT di dunia fashion, kreasi mereka seperti punya nilai lebih. Baik soal warna, kreasi, dan lain-lain.
Padahal, kecenderungan kita dengan produk mereka, tanpa sadar, memberikan dukungan buat perkembangan LGBT.
d. Menjadikan ucapan atau gaya LGBT sebagai bahan candaan
Pernahkah kita mendengar seorang teman berujar, “Ek sih gak begitu la yau.” Atau “Godain kita dooong!” dan lainnya. Ucapan ini terkesan sebagai candaan yang biasa diucapkan tokoh artis LGBT di televisi. Tanpa sadar, kita pun memakluminya, dan mengikuti gaya itu dalam keseharian.
Jika dikaji ucapan candaan tersebut, sangat tidak pantas diucapkan laki-laki atau perempuan. Karena laki-laki tidak akan segenit itu. Begitu pun perempuan. Kok, seagrasif itu. Gaya bahasa itu sulit dipungkiri hanya dilakukan oleh mereka yang dalam dirinya menyatu sifat laki-laki dan perempuan.
Penggunaan gaya-gaya bahasa tersebut dalam keseharian kita, terlebih lagi di keluarga, sama saja bentuk dukungan kita dengan syiar-syiar LGBT.