Chanelmuslim.com – Pernah dengar seorang isteri yang curhat kalau dia tidak pernah mencintai suaminya? Ketika ditanya kenapa bisa, padahal anak sudah tiga? Jawabannya sangat sederhana: suaminya tidak pernah menyatakan cinta.
Inilah di antara misteri cinta seorang isteri dan mungkin juga suami yang kadang terlewatkan oleh para pasangan. Dalam anggapan suami, kalau ia sudah berstatus suami dan isterinya menjadi isteri dalam akad nikah yang sah, berarti itu sudah pertanda lahirnya cinta.
Walaupun sebelumnya, mereka tidak saling kenal karena ingin menjaga keshalihan sebuah pernikahan. Karena sebelumnya, pasangan ini tidak pernah melakukan apa yang disebut ‘pacaran’. Mereka berjodohan karena pihak ketiga, dan proses pernikahan pun bergulir tanpa pernak-pernik yang menyita waktu lama.
Mereka punya idealisme yang luar biasa yang selalu dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat r.a. Yaitu, pacaran sesudah pernikahan. Bukan sebaliknya yang lebih banyak buruknya daripada baiknya.
Kini, ketika akad nikah sudah dilangsungkan, dan proses ‘kerja’ sebagai suami dan isteri bergulir, satu hal yang terlupakan. Yaitu, mereka belum saling mengungkapkan cinta. Kebersamaan mereka selama ini terjebak dalam rutinitas kewajiban sebagai suami atau isteri. Dan masing-masing ingin menunaikannya dengan baik karena niat ibadah kepada Allah swt.
Tentu, hubungan suami isteri bukan sekadar rutinitas hak dan kewajiban sebagai suami dan isteri. Lebih dari itu, bersatunya dua jiwa yang terjalin dalam kasih dan cinta. Itulah pernikahan. Dan setelah menikah itulah, suasana berpacaran yang sebenarnya.
Dan masing-masing pasangan, suami atau isteri, punya kesadaran bersama sebagai ‘playing maker’. Tidak mesti harus suami yang duluan, atau isteri yang mengawali. Keduanya mesti punya kreativitas sebagai pencipta suasana.
Karena itu, jangan menunggu adanya suasana berduaan. Atau, saling menunggu karena satu sama lain tidak mau menjadi pelopor munculnya suasana berduaan. Atau lebih para lagi, karena berduaan semata-mata sebagai penunaian hak dan kewajiban. Setelah itu, selesai.
Suasana berduaan, tidak selalu dalam kamar dan dalam suasana sangat pribadi, bisa dibentuk dalam momen apa pun. Bisa ketika berkendaraan berdua, shalat jamaah berdua, makan berdua, nyuci piring dan baju berdua, masak berdua, belanja berdua, dan masih banyak momen lain yang tidak boleh dilewatkan begitu saja.
Dan di saat suasana berduaan didapat, jangan isi hanya dengan rutinitas yang biasa. Seperti suami yang curhat beratnya pekerjaan kantor. Atau, isteri yang curhat repotnya ngurus anak dan rumah. Tapi, buat suasana berduaan untuk membicarakan bagaimana perasaan mereka berdua. Bagaimana perkembangan cinta yang dirasakan suami, dan bagaimana ungkapan cinta isteri.
Dalam suasana berduaan, silakan buat puisi seindah mungkin. Silakan saling merayu dan menggoda segombal mungkin. Silahkan saling canda gurau sesantai mungkin. Karena di saat itulah, wujud cinta akan tertangkap utuh, baik dari suami ke isteri, atau sebaliknya.
Momen berduaan adalah momen untuk mengungkapkan rasa cinta. Dan momen berduaan juga sebagai momen untuk menyegarkan cinta yang mungkin layu termakan waktu dan endapan masalah keluarga.
Jadi, sudahkah kita ungkapkan kata sederhana kepada pasangan kita. Sebuah ungkapan biasa yang akan membawa pengaruh luar biasa: “Yang, aku cinta kamu!” (mh)