ChanelMuslim.com – Selain laki-laki, tidak sedikit ulama perempuan yang luar biasa tercatat dalam sejarah ikut membangun peradaban Islam. Hal ini tentunya bisa menjadi inspirasi, baik untuk para wanita maupun pria zaman sekarang agar juga mau ikut ambil bagian dalam menyiarkan agama Islam.
Baca Juga: Pandangan Ulama Mengenai Hari Ibu
Ulama-ulama Perempuan dalam Perkembangan Peradaban Islam
Dikutip dari channel telegram Generasi Shalahuddin, tulisan yang ditulis oleh Kontributor Gen Saladin, Akmal Ashari, memori kita akan kembali mengingat salah satu sosok Ibunda orang-orang beriman, Sayyidah ‘Aisyah binti Abu Bakar.
Beliau adalah sosok perempuan cerdas yang menjadi istri dari Rasulullah. Namanya masyhur bukan hanya sebagai istri dari Rasulullah, melainkan sebagai salah satu tokoh yang berhasil meriwayatkan ribuan hadist Rasulullah, dan menjadi guru para sahabat sepeninggal Rasulullah.
Sosok Sayyidah ‘Aisyah r.a merupakan cikal bakal ulama perempuan sepanjang sejarah peradaban Islam, keluasan ilmunya seluas samudera dan menjadi teladan utama bagi perempuan masa kini.
Selain Aisyah, banyak ulama perempuan ada masa gerakan pembaharuan dan islah yang dilakukan oleh sosok ulama besar, Syekh Abdul Qadir Jailani.
Sosok ulama perempuan tidak ketinggalan untuk berkontribusi dalam upaya memperbaiki keadaan umat Islam yang kala itu sedang terpecah-belah dan terpuruk keadaannya.
Ada beberapa nama yang mungkin belum diketahui oleh banyak orang, diantaranya: Syaikhah Aisyah binti Muhammad Al Baghdadi yang menimba ilmu di Madrasah Qadiriyyah dan diberikan ijazah dari Syekh Abdul Qadir Jailani.
Sosok Syaikhah Aisyah binti Muhammad Al Baghdadi turut mengajarkan umat Islam dalam berbagai hal, dan menjadi panutan dalam aktivitas pengajian, dan bimbingan keagamaan.
Nama lainnya adalah Syaikhah Khashshah al Ulama binti Al Mubarak bin Ahmad al Anshari yang menimba ilmu di madrasah Suhrawardi.
Syaikhah Khashshah bahkan memiliki sebuah tempat khusus untuk membimbing para perempuan dalam sebuah majelis. Kira-kira kalau di zaman kita ini semacam majelis taklimnya ibu-ibu.
Nama ulama perempuan berikutnya adalah Syaikhah Fathimah binti al Husain bin al Hasan bin Fadhliwaih, seorang muballigh perempuan kenamaan di Baghdad. Beliau memiliki ruangan khusus untuk majelis ilmu khusus kaum perempuan dan membimbing mereka.
Di antara murid beliau ada dari kalangan laki-laki, diantaranya Ibnu al Jauzi yang belajar kepadanya ilmu-ilmu Al Quran.
Sebenarnya, masih banyak lagi ulama-ulama perempuan yang terlibat aktif dalam upaya pembaharuan dan perbaikan umat selama periode Ishlah.
Dari tangan beliau-beliau lah, kelompok perempuan turut aktif dalam perbaikan umat untuk menghasilkan generasi Shalahuddin.
Baca Juga: Populerkan Orang Shalih dan Ulama, Jangan Orang Fasik
Pada Masa Nuruddin dan Shalahuddin
Masih ada lagi sosok ulama perempuan yang berkiprah pada masa Nuruddin dan Shalahuddin. Mereka semua meneruskan perjuangan para ulama perempuan sebelum mereka dan turut ikut serta dalam perbaikan umat dan perjuangan jihad yang digerakkan oleh Imaduddin Zanki, Nuruddin Zanki, dan Shalahuddin al Ayyubi.
Mereka bersama dengan kelompok perempuan dari berbagai elemen lainnya turut berjuang bersama-sama untuk membebaskan Baitul Maqdis dari tangan Pasukan Salib.
Di antara banyak tokoh perempuan pada masa Nuruddin dan Shalahuddin, tercatat ada banyak ulama perempuan yang berperan penting dalam perjuangan dakwah Islam.
Beberapa nama yang dikenal antaranya; Sayyidah Zumurrud Khatun, istri Sultan Buri bin Thaftakin adalah salah satu sosok ulama perempuan yang berasal dari kalangan elit istana.
Namun, setelah peristiwa wafatnya sultan Imaduddin Zanki, Sayyidah Zumurrud Khatun lebih memilih menetap di Halab (Aleppo). [Cms]
(Bersambung pada bagian kedua)