KEKUATAN Kata-Kata. Kata, ringan diucapkan namun begitu besar dampak dan pengaruhnya.
Aku ingin mendengar kata yang mengubah kristal air yang membentuk diri ini menjadi indah.
Aku tidak ingin mendengar kata yang mempercepat nasi yang busuk dalam toples.
Aku rindu kata yang membuatku bergairah untuk meraih mimpi. Aku benci kata yang membuatku terpuruk tak berdaya.
Aku mengharapkan kata yang memberiku semangat untuk meraih prestasi puncak. Aku tidak menginginkan kata yang membuatku tertekan.
Aku rindu kata yang menggerakkanku untuk terus maju menapaki terjalnya kehidupan. Aku takut dengan kata yang menenggelamkan impianku.
Aku mengharapkan kata yang membuatku tersenyum. Aku tidak mengharapkan kata yang membuat hati ini berontak.
Aku ingin dibisikkan kata yang membangun jiwa dan meneduhkan hati. Aku tidak menginginkan kata yang meruntuhkan jiwa dan memandulkan pikiran.
Baca Juga: Dahsyatnya Kekuatan Ihsan
Kekuatan Kata-Kata
Aku haus dengan kata yang mampu mengangkat tegak lurus kepalaku, mampu menajamkan sorot mataku, mampu membangunkan pikiranku, mampu menggerakkan bibirku untuk berteriak dengan sangat lantang, ”aku bisa!”, mampu menggerakkan langkah kakiku dengan penuh energi kekuatan.
Aku tidak membutuhkan kata yang mengacak-acak konsentrasiku, mengobrak-abrik pikiranku, menenggelamkan angan-anganku, mengubur dalam-dalam semangatku, merusak imajinasiku, membuatku lemas, membuatku tak berdaya, membuatku tertekan, membuatku runtuh dan menidurkan motivasiku.
Perjalanan hidupku sungguh panjang dan mungkin melelahkan. Aku butuh energi untuk bertahan agar mampu mengarunginya dengan sempurna.
Mimpi yang kurangkai ini telah tertancap cukup dalam di bintang yang paling tinggi. Aku butuh tenaga untuk memperkuat sayapku dan energi untuk melesat lebih cepat.
Baca Juga: Mengenali Kekuatan dan Kelemahan Anak
Kata yang Membangun Jiwa
Berikanlah aku energi dengan sebuah kata yang membangun jiwa. Karena aku ingin menjadi kristal yang indah dan berkilau.
Karena aku tidak ingin menjadi nasi yang busuk yang sangat bau dan membuat mual.
Kristal yang berkilau dan nasi yang busuk adalah pilihan. Katalah yang memilihnya. Itulah kekuatan kata-kata.
Bunda sangat mungkin lho, tulisan di atas itu sangat merefleksikan perasaan anak kita.
Oiya Bun, ada sebuah penelitian yang menarik untuk disimak dan diketahui.
Penelitian ini dilakukan oleh seorang ilmuan yang berasal dari Jepang yang bernama Dr. Masaru Emoto. Dr. Masaru Emoto berhasil mendapatkan foto kristal air pertama di dunia bersama sahabatnya Kazuya Ishibashi (seorang ilmuwan yang ahli dalam mikroskop).
Foto kristal air ini didapat dengan cara membekukan air pada suhu -25 derajat celcius dan difoto dengan alat foto berkecepatan tinggi.
Hasilnya adalah air ternyata mampu merespon terhadap kata-kata, gambar serta musik baik secara positif ataupun negatif.
Jika kita mengatakan pada air kata-kata “cinta dan terima kasih”, hasil foto kristal airnya sungguh dahsyat yakni membentuk kristal air heksagonal yang indah.
Sebaliknya, jika kita mengatakan pada air kalimat “kamu bodoh” maka air itu tidak akan membentuk kristal bahkan gambarnya sangat jelek sekali dan tak beraturan.
Banyak sekali percobaan yang sejenis misalnya ada yang melakukan percobaan kata terhadap nasi.
Ada dua buah toples yang diisi nasi. Katakanlah toples A dan toples B. Pada masing-masing toples ditempelkan label yang bertuliskan kata-kata sebagai berikut:
Toples A: “Kamu pintar, cerdas, cantik, baik, rajin, sabar, aku sayang padamu, aku senang sekali melihatmu, aku ingin selalu di dekatmu, I Love You, terima kasih”.
Sedangkan Toples B bertuliskan: “Kamu bodoh, goblok, jelek, jahat, malas, pemarah, aku benci melihatmu, aku sebel dan aku tidak mau dekat-dekat kamu“.
Kedua botol ini kemudian diletakkan di tempat terpisah dan pada tempat yang sering dilihat, kemudian semua orang agar membaca label pada botol dengan keras setiap kali melihat botol-botol tersebut.
Setelah satu minggu kemudian nasi dalam botol yang dibacakan kata-kata negatif ternyata cepat sekali jadi busuk dan berwarna hitam dan berbau tidak sedap.
Sedangkan nasi dalam botol yang dibacakan kata-kata positif masih berwarna putih kekuningan dan baunya harum seperti ragi.
Nah apa yang dapat kita ambil hikmah dari cerita di atas. Iya benar, kuncinya adalah kata-kata.
Kita tahu 70-80% tubuh manusia terdiri dari air. Coba kita bayangkan jika yang keluar dari mulut seseorang kata-kata jelek, buruk maka tubuh itu akan menjadi seperti apa?
Baca Juga: Mendorong Anak di Pusat Kekuatannya
Kata yang dapat mengubah manusia
Sebaliknya, jika sering mendapatkan kata-kata yang baik, manusia itu akan menjadi baik. Jadi kita harus menghindari kata-kata yang jelek.
Jangan berkata kotor, jangan berkata negatif, jangan mengumpat, jangan berbohong, jangan ghibah, jangan namimah, jangan berbicara kejelekan orang lain, jangan berkata yang melukai perasaan orang lain.
Lalu, jangan menjelekkan orang lain, jangan merendahkan orang lain, jangan berkata pesimis, jangan berkata buruk, jangan memojokkan orang lain.
Kemudian, jangan membuat orang lain tersinggung, jangan berkata yang menjatuhkan mental orang lain, jangan berkata yang membuat orang lain patah semangat, jangan berkata yang membuat orang lain dihantui rasa bersalah.
Dan, jangan berkata yang membuat orang lain terpuruk, jangan berkata yang membuat orang lain susah, jangan berkata yang membuat orang lain dendam, jangan berkata yang membuat orang lain tertekan dan stres.
Bayangkan Bun, jika Bunda mengatakan semua hal di atas kepada anak Bunda. Jadi seperti apa anak Bunda itu.
Kata jorok yang dikatakan pada nasi saja membuat nasi sangat busuk apalagi ribuan kata bahkan lebih banyak lagi kata negatif kepada anak kita, jadi seperti apa anak kita itu Bun?
Oleh karena itu, sebaiknya kita segera sadar dan bijaksanalah selalu dalam memillih kata-kata yang akan diucapkan.
Demikian juga, kita perlu mengendalikan pikiran-pikiran yang muncul agar senantiasa memupus pikiran negatif dan senantiasa menghidupkan pikiran positif.
Sebagai orang tua, berusahalah agar mulut selalu mengeluarkan kata-kata positif dan kata-kata yang membangun jiwa dan mental anak-anak.
Senantiasa berpikir dan berkata positif dan senantiasa melawan pikiran dan kata-kata negatif. Kata Nabi, berkatalah yang baik atau diam.Dengan demikian, kita bisa memiliki kekuatan kata-kata.[ind]
Sumber: Kulwap Tumbuh Yuk. Randy Ariyanto W. & Dyah Lestyarini. Rumah Pintar Aisha: Juli 2021.