ChanelMuslim.com – Mendorong anak di pusat kekuatannya. Sudah lama ingin menuliskan pengalaman ini. Baru sempat menuangkannya sekarang.
Oleh: Hifizah Nur (founder Hikari Parenting School Community)
Baca Juga: Sembilan Cara Orangtua Mengembangkan Potensi Kreatif pada Anak
Mendorong Anak dengan Melihat Potensinya
Sebagaimana umumnya anak-anak yang pindah sekolah, dari luar negeri ke Indonesia, Kakak mengalami banyak kesulitan beradaptasi, terutama dalam bahasa Indonesia.
Apa lagi, di sekolah tempat kakak pindah, saat itu sedang gencar-gencarnya digalakkan program bahasa Inggris.
Kakak yang hanya memakai bahasa Jepang sejak TK sampai kelas 4 SD, benar-benar kesulitan mengikutinya.
Nilai-nilai sekolahnya anjlok. Nilai 2,3,5, sudah biasa saya lihat di antara nilai-nilai ulangannya.
Saya yang memahami kondisinya, saat itu hanya bisa memberi dorongan dan motivasi, bahwa kakak mendapatkan nilai seperti itu adalah hal yang wajar.
Anak-anak pindahan dari luar negeri bahkan biasanya mendapatkan nilai 0 untuk semua pelajaran, karena kurang memahami bahasanya.
Saat itu, rasa percaya diri si Kakak benar-benar jatuh ke titik nadir. Sangat mengkhawatirkan untuk saya.
Di sisi yang lain, kakak sangat suka menggambar, dan lumayan kuat di bidang matematika.
Bidang studi yang netral, tidak peduli apa pun bahasa pengantarnya, kakak masih bisa mengikutinya dengan baik.
Mungkin sistem drilling dalam matematika yang dilakukan sekolah Jepang, benar-benar memudahkan Kakak untuk memahami materi pelajaran di jenjang selanjutnya.
Baca Juga: Optimalkan Potensi Sejak Dini, Guru RA Harus Bisa Baca Karakter Anak
Pengembangan Minat dan Bakat
Melihat kelebihan kakak di dua bidang tersebut, saya mendorongnya untuk mengembangkan minatnya.
Di bidang menggambar, Alhamdulillah, guru dan teman-temannya juga mengakui kemampuannya.
Sampai suatu ketika, dia mampu menjuarai lomba menggambar yang diadakan di sekolah. Ternyata hal itu mampu mendongkrak rasa percaya dirinya.
Di bidang matematika, saya memasukkannya ke tempat kursus K*M*N.
Ternyata Kakak mampu mengikutinya sampai beberapa level di atasnya.
Dengan kemampuannya ini, si Kakak beberapa kali diutus sekolah untuk mengikuti olimpiade matematika yang diadakan di sekolah lain.
Untuk meningkatkan kemampuan bahasa Indonesianya, saya belikan buku-buku yang ia suka.
Awalnya baru berupa komik yang mudah dipahami olehnya, lalu semakin lama meningkat, hingga kakak menjadi pembaca novel kelas berat,
yang tidak akan berhenti membaca sebelum selesai sampai halaman terakhir.
Baca Juga: Ada Potensi Tidak Tampak pada Anak Nakal
Mampu Beradaptasi dan Berprestasi
Setelah satu tahun berjibaku dengan kehidupan sekolah yang baru, di kelas 6 sang kakak sudah mampu beradaptasi dengan baik.
Sang Kakak yang juga diajarkan untuk membuat target-target di pelajaran BK di sekolah, mulai membuat target pribadi yang mampu dijangkau olehnya.
Sampai terakhir, di Ujian Nasional Kakak mampu mendapatkan NEM tertinggi di sekolah, suatu prestasi yang kami tidak sangka sebelumnya.
Dari pengalaman ini, saya mendapatkan satu pelajaran berharga. Pelajaran yang sering dilupakan oleh kita sebagai orang tua.
Mendorong anak di pusat kekuatannya, lalu membuat ia meraih prestasi di dalamnya, ternyata akan sangat berpengaruh dalam prestasi akademisnya.
Adalah langkah yang bijak untuk menunggu dengan sabar sampai dia menemukan kekuatannya sendiri dan berkembang dengan baik di sana.[ind]