ChanelMuslim.com – Kembali jalan yang menghubungkan antara kampus LIPIA Jakarta dan akses lalu lalang mahasiswa LIPIA menuju seberang depan Pejaten Village Mall memakan korban. Kembali, pasca korban tabrakan transjakarta ini, isu mengenai pengajuan pembangunan Jembatan Penyebrangan oleh pihak kampus yang sudah sekian lama belum direspon oleh pihak tata ruang kota Jakarta menjadi topik yang mesti segera direspon.
Seperti tersebar di sosial media mengenai Harapan Dosen LIPIA terhadap pembangunan JPO untuk segera disetujui agar tidak memakan korban lagi.
Berikut petikan tulisan yang beredar di sosial media :
HARAPAN DOSEN LIPIA
Assalamu Alaikum saudara-saudara seiman..
Telah tersebar luas berita mengenai akhwat yang telah wafat bernama Annisa Sholehah(seorang mahasiswi LIPIA) tertabrak busway tadi siang,sekitar pukul 13.00 atau 14.00 WIB.
Dosen-dosen LIPIA pun dikagetkan untuk kesekian kalinya(telah terjadi beberapa kali) atas peristiwa tabrakan ini. Pukul 16.15 menunjukkan pergantian jam pelajaran. Dosen yang masuk kedalam kelas kami,memulai pelajarannya dengan bercerita tentang Akhwat yang meninggal karena tabrakan itu.”mahasiswaku sekalian,saya dapat berita bahwa akhwat tersebut mempunyai keluarga yang bisa dibilang ekonominya sederhana,tetapi walaupun begitu dia adalah sosok akhwat yang mempunyai sosok pribadi yang baik,baik terhadap temannya terlebihlagi kepada dosennya.” Dengan wajah yang sedih,dosen pun melanjutkan dengan pengharapan kepada mahasiswa,”untuk itu,mari kita mendoakan almarhumah agar seluruh amalnya diterima disiaiNya. Dan bagi kalian,jaga diri kalian baik-baik.
” Sang dosen pun tak kuasa menahan air matanya yang mungkin sejak awal berbicara,air matanya ingin keluar. Diambillah tissue didalam sakunya,lalu diusapkan kemata dan wajah yang terkena air mata tersebut. Setelah diusapkan,lanjut dosen dengan suara yang tersedu-sedu,
“Sebenarnya sudah lama kami meminta izin ke pemerintahan agar diizinkan membangun jembatan penyebrangan,bahkan 3 tahun yang lalu sampai sekarang. Dan kami pun berjanji bahwa kami yang akan bertanggungjawab baik itu dari sisi dananya dan lain-lain,kami yang akan menanggungnya. Tetapi entah apa yang ada dibenak mereka sehingga pembangunan jembatan itu tidak mendapatkan izin.”
Harapan terakhir sang dosen dan bisa jadi ini adalah harapan yang sangat dibutuhkan oleh dosen ini,”mahasiswa sekalian,siapa saja diantara kalian yang mempunyai kenalan yang bisa membantu dalam mendapatkan izin dari pemerintahan mengenai pembangunam jembatan penyebrangan,tolong sampaikan harapan kami ini kepada mereka. Jikalau mereka siap membantu kami,silahkan temui kami.” Kelas yang tadinya bagaikan rumah kosong tak berpenghuni,seakan-akan menjadi rumah sakit yang pasiennya menderita pilek.
Hisak tangis sang dosen bukanlah tangisan yang dibuat-buat. Saya yakin,bahwa tangisannya itu berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang artinya:” Orang-orang mukmin itu ibarat satu jasad, apabila satu anggota badan sakit, maka seluruh jasad turut merasakan sakit dengan demam dan tidak dapat tidur.” (HR. Muslim).
Teman-teman yang sempat membaca tulisan ini,bantu kami agar bisa mendapatkan izin pembangunan dari pemerintahan. Paling tidak,silahkan bantu kami kirim pesan singkat atas bentuk dukungan kalian ke nomor sms centre pelaporan/pengaduan pemda DKI jakarta;0811944728.
?#?share?
?#?jembatanpenyebranganLIPIA?
?#?dEbE?
?#?buncit?,19 november 2015
Ayo bantu dukung agar tidak ada korban lagi.(jwt/red)