ChanelMuslim.com- Hari Jumat kelabu di Kota Malmo, Swedia. Pada hari itu (Jumat, 28/8) partai garis keras di Swedia bersama massanya akan menyelenggarakan rapat umum di kota yang banyak tinggal kaum imigran dari negeri muslim itu. Selain orasi anti muslim, acara seperti biasa akan dipuncaki dengan pembakaran salinan kitab suci Alquran.
Tidak seperti biasanya, ratusan massa sudah berkumpul di pusat kota Rosengard Malmo, Jumat (28/8). Acara yang diselenggarakan sebuah partai sayap kanan di Swedia ini bertajuk protes terhadap keberadaan kaum muslim di kota itu. Acara puncaknya, akan dilakukan pembakaran salinan Alquran.
Mereka pun sudah mengundang seorang pembicara yang sudah ngetop di kalangan anti muslim di Eropa. Namanya, Rasmus Paludan. Seorang pengacara dan politisi Denmark ini juga dikenal sebagai pendiri Partai Stam Kurs.
Tidak ada prestasi hebat dari Paludan di mata warga Eropa kecuali kebenciannya terhadap warga muslim migran yang tinggal di Eropa. Youtube chanelnya hanya berisi ujaran kebencian terhadap Islam. Dan selalu saja, isi videonya nyaris tak luput dari ritual pembakaran mushaf Alquran.
Paludan pun bersiap untuk menghadiri acara di Malmo itu. Tapi, polisi Swedia bertindak cepat. Paludan ditahan di perbatasan Denmark Swedia karena alasan keamanan negara.
Mendapati informasi pembicara dan idolanya tak bisa datang karena ulah polisi, massa pun tetap melanjutkan acaranya sendiri. Acara puncaknya tetap dilangsungkan, meski tanpa kehadiran Paludan. Yaitu, pembakaran mushaf Alquran.
Namun kali ini, ungkapan kebencian mereka bukan hanya kepada warga muslim di Malmo. Tapi juga terhadap polisi yang mereka nilai berpihak. Kerusuhan pun akhirnya pecah.
Swedia sebenarnya salah satu negeri Eropa yang konsisten memperjuangkan pluralisme. Di samping Inggris dan Canada, Swedia boleh dibilang sangat welcome terhadap datangnya pengungsi dan imigran dari negeri-negeri muslim yang dilanda perang seperti Suriah, Irak, Afghanistan, dan lainnya.
Namun, sebagian warganya yang memiliki ideologi ultra nasionalis terus melancarkan propaganda anti muslim. Gerakan ini bukan hanya di Swedia. Melainkan, memiliki jaringan di hampir semua negara Eropa.
Kegiatan mereka pun bukan sekadar propaganda busuk terhadap keberadaan warga muslim pendatang di Eropa, bahkan melakukan pembakaran masjid, pembunuhan, dan segala aksi teror lain. Tidak peduli di tempat umum, seperti yang selama ini dialami kaum muslimah di Swedia, Perancis, Jerman, Spanyol, Belanda, dan lainnya.
Dari data pembela hak asasi manusia di Eropa, tercatat bahwa di atas 50 persen teror Islamofobia dilakukan terhadap para muslimah yang berada di tempat umum: jalan raya, bus, pasar, dan lainnya.
Target semua aksi mereka hanya satu: mengusir semua warga muslim pendatang untuk tidak lagi berada di negeri mereka.
Ketika Inggris menyatakan diri keluar dari masyarakat Eropa, kaum Islamofobia mengungkapkan rasa gembiranya. Mereka menilai, Inggris merupakan negara Eropa pengkhianat. Hal ini karena pluralisme negeri ini yang menjadikan umat Islam di Inggris, baik migran maupun warga asli, berkembang begitu pesat.
Kenapa sebagian masyarakat Eropa benci Islam? Ada banyak sebab. Antara lain, ketidakpahaman mereka tentang ajaran Islam. Mereka hanya mengenal Islam melalui media utama di Eropa yang sebagian besar juga diisi jaringan anti Islam.
Sebab lain adanya kecemburuan di kalangan elit masyarakat bawah di Eropa terhadap porsi ekonomi kaum migran. Mereka tidak ingin porsi ekonomi negaranya tersisihkan untuk kaum pendatang yang berbeda secara agama, warna kulit, dan tentu saja budaya.
Dengan kata lain, masyarakat di Eropa masih belum siap dengan era globalisasi yang sudah menjadi keniscayaan saat ini. Bahkan untuk tema pluralisme ini, bangsa Indonesia jauh lebih hebat dari mereka. (Mh)