APA penyebab anak tidak bisa duduk diam? Sebagai orang tua, tingkat toleransi kita akan diuji ketika memiliki anak yang tidak bisa diam.
Kita cenderung kehilangan kesabaran ketika menghadapi anak senang berlarian sambil berteriak atau menangis berguling-guling jika tuntutannya tidak terpenuhi.
Kemudian kita akan mulai mengevaluasi parenting yang kita terapkan, takut jika ternyata ada kesalahan. Setelah kita mulai memahami bagaimana perilaku “nakal” ini berasal, kita akan berhenti menyalahkan diri sendiri. Kita akan mampu mengatasi masalah ini dengan cara yang jauh lebih konstruktif dan penuh kasih sayang.
Baca Juga: Kedudukan Seorang Ibu dalam Islam, dari Hak Asuh Sampai Izin Perang
10 Penyebab Anak Tidak Bisa Duduk Diam
Ada berbagai faktor yang menyebabkan anak berperilaku “nakal”. Di bawah ini adalah beberapa penyebab umum perilaku nakal pada anak:
1. Masa perkembangan otak
Kita sering terlupa jika otak anak-anak kecil masih berkembang. Keterampilan untuk mengelola keinginan berkembang setelah seorang anak berusia 3 atau 4 tahun.
Jadi jika anak tidak mau mendengarkan orangtua untuk tidak makan camilan sebelum makan malam, itu mungkin karena area otaknya yang terlibat dalam pengendalian diri belum sepenuhnya berkembang. Yang dibutuhkan hanyalah kesabaran orangtua untuk terus melatih anak dalam mengendalikan keinginannya.
2. Pengaruh fisik anak
Rasa lapar, haus, kurang tidur atau sakit dapat memengaruhi bahkan pada kita orang dewasa. Semua hal itu membuat kita mudah tersinggung. Untuk anak-anak, efek ini berlipat ganda. Jadi jika mereka lelah, lapar atau kebanyakan mengkonsumsi gula, mereka cenderung lebih aktif dan berperilaku buruk sebagai konsekuensinya.
3. Kurang istirahat
Sangat penting untuk menjaga tubuh dan pikiran anak untuk aktif, tetapi ini harus diimbangi dengan istirahat yang tepat juga. Kadang-kadang ketika anak merasa stres karena stimulasi yang berlebihan dari aktivitas fisik, perilakunya dapat berubah.
Bisa saja ia membuat ulah atau hiperaktif. Ketika anak-anak memiliki keseimbangan aktivitas dan istirahat yang baik dalam hidup mereka, perilaku ini akan berkurang.
4. Kebutuhan akan Kemandirian
Meskipun kita ingin anak-anak kita mandiri, terkadang kita merasa kesal saat mereka benar-benar berusaha melakukan sesuatu sendirian.
Jadi ketika anak berkeras memilih pakaiannya sendiri dan akhirnya pergi ke sekolah dengan mengenakan sesuatu yang aneh, jangan kehilangan kesabaran. Cobalah memahami bahwa tidak peduli seberapa konyol atau salah keputusan itu, dia hanya belajar untuk mandiri.
5. Emosi yang tidak terkendali
Emosi yang tidak terkendali seperti ketakutan, kesedihan, atau frustrasi dapat berdampak buruk pada anak-anak. Mereka belum terbiasa untuk mengatasi emosi seperti itu di usia muda.
Jadi mereka akan mencoba mengekspresikan diri mereka melalui berteriak, menangis, atau berbuat ulah. Penting bagi kita untuk mendukung mereka dan membantu mereka mengatasi emosi mereka. Jangan berteriak pada mereka, bicaralah dengan nada lembut.
6. Kebutuhan untuk menghabiskan energi mereka
Anak-anak biasanya memiliki banyak energi yang harus dihabiskan. Untuk menghabiskan energnya, mereka membutuhkan aktivitas fisik seperti mengendarai sepeda, berlari atau bermain di luar. Jadi, jika anak sedang gelisah dan aktif pada saat seharusnya ia tidur, ini tandanya ia perlu membakar energinya.
7. Inkonsistensi
Konsisten saat menetapkan aturan dan tujuan untuk anak sangatlah penting. Anak akan merespons dan berperilaku lebih baik ketika dia tahu apa yang diharapkan terhadap dirinya. Jika orangtua tidak konsisten dengan aturan yang dibuat sendiri, anak juga akan frustrasi dan bertindak sia-sia.
8. Suasana hati orangtua
Manusia umumnya dipengaruhi oleh suasana hati orang-orang di sekitar mereka. Jadi, jika orangtua menunjukkan perilaku negatif atau marah terhadap anak, anak mungkin mencerminkan perilaku yang sama. Jika orangtua tenang dan sabar di hadapan anak, ia akan menunjukan hal yang sama.
9. Senang bermain
Jika anak berbuat usil seperti menyembunyikan sepatu sebelum kita pergi atau menyembunyikan kunci mobil, itu karena ia sangat senang bermain, terutama bermain dengan orang tua. Itu pertanda dia ingin sekali menghabiskan waktu bersama orangtuanya.
10. Karakter yang berbeda
Setiap orang memiliki kualitas, kekuatan, dan kelemahan yang berbeda. Beberapa orang bisa sangat cepat tanggap, beberapa lagi sangat lamban. Begitu juga dengan anak-anak. Penting untuk mengetahui sisi kelebihan mereka ketika anak kita tidak bisa diam. [Maya/Cms]