BAGI suami-istri, penting sekali untuk menghindari kebiasaan sepele yang bisa merusak hubungan berikut. Menikah artinya siap bermitra dengan seseorang yang bisa jadi mempunyai kepribadian yang berbeda dengan diri kita.
Bisa jadi kita menemukan satu sikap atau kebiasaan pasangan yang tidak kita sukai. Satu dua kali mungkin masih bisa kita tahan. Lama kelamaan bisa membuat kepala nyeri dan sikap kita berubah menjadi menyebalkan.
Baca Juga: Tujuan Hubungan Suami Istri setelah Menjadi Orang Tua
Kebiasaan Sepele yang Bisa Merusak Hubungan Suami Istri
Ada beberapa sikap dan kebiasaan sepele yang bisa menghancurkan hubungan kita dengan pasangan secara perlahan, antara lain:
1. Memutar mata atau menggerakan bibir ke bawah
Berhati-hatilah dengan bahasa tubuh. Tanpa sadar bahasa tubuh kita bisa dibaca oleh pasangan kita dan itu membuat hatinya terluka.
Meski kesannya sepele, bahasa tubuh itu mempunyai makna yang beragam. Memutar mata dan menyeret bibir ke bawah merupakan ekspresi mencemooh, mencibir, ketidaksukaan atau ketidaksetujuan. Sikap ini bisa ditanggapi sebagai sebuah penghinaan dan merendahkan lawan bicara.
Memutarkan mata juga memberi kesan informasi yang diberikan oleh lawan bicara atau bahkan lawan bicara tidaklah penting dan kita tidak ingin menghabiskan waktu untuk mendengarkannya atau melihatnya.
Untuk menghindari pertengkaran dan hubungan menjadi renggang ada baiknya kita mencoba untuk mendengarkan dengan baik maksud pasangan dan tidak langsung memberi reaksi.
Jika tidak setuju, ungkapkan dengan baik dan jelas.
2. Tidak menatap mata saat bicara
Tidak menatap mata orang yang sedang mengajak bicara kita itu menandakan kurang perhatian. Lagi-lagi ini memberi kesan lawan bicara kita tidaklah penting.
Kebiasaan ini membuat pasangan akan terluka dan merasa diabaikan. Dalam hubungan pernikahan, sikap kita terhadap menjadi penting untuk kesehatan jiwa dan tentu saja akan menjadi penting untuk keberlangsungan rumah tangga.
Perlakukan pasangan kita dengan special. Bagaimanapun dia yang telah bersedia menemani kita mengarungi bahtera hidup ini.
3. Diam tidak merespons
Banyak pasangan yang memilih untuk diam setelah bertengkar. Diam yang baik adalah diam tanpa dendam tapi sedang mengambil jeda sebentar untuk mencari waktu yang tepat kapan berbaikan.
Sebaiknya Anda segera mengambil inisiatif untuk meminta maaf dan mengajak bicara. Namun ada diam yang malah membuat masalah semakin berat yaitu diam dengan maksud untuk mengabaikan.
Anda sama sekali tidak merespon apa yang dilakukan atau dikatakan pasangan. Bersikap dingin dan tak acuh juga tidak baik bagi masa depan hubungan Anda berdua.
Saling mendiamkan membuat komunikasi tidak berjalan baik bahkan bisa terputus. Padahal komunikasi adalah fondasi penting untuk membangun hubungan apa pun, apalagi dalam ikatan suci pernikahan ini.
Bersikap tak acuh pada pasangan akan membuatnya mengambil keputusan sepihak yang belum tentu tepat untuk menyelesaikan masalah.
Jika Anda memang butuh waktu untuk menyendiri, beri tahu pasangan. Ada baiknya jangan meninggalkan rumah. Buatlah waktu untuk merefleksikan diri kemudian bersiaplah untuk kembali berdiskusi dengan pasangan untuk mencari solusi.
4. Posesif
Setiap orang tentu ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan pasangannya. Ini bisa menguatkan ikatan batin dan kemesraan antara Anda berdua.
Meski begitu, jangan biarkan pasangan Anda meninggalkan hobinya dan passionnya. Mesra bukan berarti harus selalu berdua sehingga kita tidak punya waktu untuk diri sendiri atau sekedar bergaul dengan teman dan sahabat.
Sikap posesif lama-lama akan membuat pasangan merasa dikekang dan pada akhirnya dia akan berontak. Selain itu selalu bersama-sama akan menimbulkan kejenuhan pada hubungan kita.
5. Sikap “sebodo amat” dan bikin kesimpulan sendiri
Sikap sebodo amat dan suka bikin kesimpulan sendiri ini sangat berbahaya untuk kelangsungan pernikahan. Kedua sikap ini refleksi dari sikap mementingkan diri sendiri sehingga orang lain tidak mendapat perhatian.
Komunikasi dan saling respect adalah kunci asmara yang langgeng. Latihlah sikap kita untuk menjadi lebih baik dengan mau mendengarkan atau menanyakan kondisi pasangan.
Meski kita sudah hafal rutinitas pasangan kita, akan selalu ada hal menarik yang bisa dia ceritakan pada Anda. Ketidakingintahuan ini juga membuat Anda atau pasangan jadi terbiasa mengambil kesimpulan sendiri, yang dapat berujung pada kesalahpahaman dan merusak hubungan pada akhirnya.
6. Tidak mau curhat ke pasangan sendiri
Pasangan kita adalah pakaian kita. Begitu juga sebaliknya. Suami dan istri adalah partner sehidup sesurga, keduanya saling membantu dalam kebaikan.
Jika pemikiran begini yang ada di benak kita maka tidak ada lagi rahasia di antara suami istri. Sudah menjadi wajar jika pasangan kita adalah teman curhat kita.
Jangan pergi ke orang lain apalagi ke lawan jenis untuk curhat karena akan membuka pintu fitnah. Dan jangan sampai aib dalam rumah tangga kita diketahui oleh orang lain. [Maya/Cms]
Sumber: hellosehat.com