VERRELL Bramasta mengenakan busana adat Nusa Tenggara Timur (NTT) saat menghadiri Upacara HUT Ke-80 RI (Republik Indonesia) di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (17/8/2025).
Putra selebritas Venna Melinda ini mengenakan kemeja hitam berlengan panjang, lalu di atasnya diselempangkan kain tenun berwarna dasar hitam.
Dilansir dari laman Pemerintah Kabupaten Rote Ndao, salah satu kain tenun yang Verrell kenakan memiliki motif khas kabupaten tersebut.
Selanjutnya, laki-laki berumur 28 tahun ini mengenakan ikat pinggang dari kain dan bawahan kain tenun. Verrell tak banyak mengenakan aksesori selain jam tangan dan kalung khas laki-laki Rote di salah satu foto.
Baca juga: Gaya Paula Verhoeven di Tokyo Girls Collection Jakarta 2025
Verrell Bramasta Kenakan Busana Adat NTT saat Hadiri Upacara HUT RI ke-80 di Istana Merdeka
Kalung berwarna emas tersebut memiliki liontin bulat pipih yang berukuran sedang. Salah satu elemen busananya yang menarik adalah aksesori bernama ti’i langga. Ti’i langga adalah topi tradisional laki-laki Rote dari daun lontar.
Bila dilihat sepintas, topi ti’i langga mirip seperti topi sombrero khas Meksiko yang lebar. Bedanya, ti’i langga memiliki puncak yang tinggi dan bahannya tidak serapat topi sombrero.
Nama ti’i langga bersumber dari bahasa Rote dialek Termanu yang artinya topi. Nama tersebut lantas digunakan untuk menyebut topi yang dianyam dari daun lontar.
Menurut penjelasan lisan orang Rote, keberadaan ti’i langga tak lepas dari sosok nelayan beranama Fifino Dulu.
Pada zaman dulu, Fifino Dulu dan anaknya, Tua Fifino pergi memancing di Lua Ende. Mereka pun menangkap kura-kura dan ikan pari untuk dibawa pulang.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Di tengah perjalanan, Fifino Dulu dan Tua Fifino berteduh sebentar di pepohonan lontar. Fifino lalu melihat daun lontar yang masih utuh untuk kemudian ia gunakan sebagai pelindung dari sinar matahari.
Kendati demikian, karena dilihat kurang baik, Tua Fifino lantas mengeluarkan kura-kura dan ikan pari, kemudian memberikannya ke Fifino Dulu untuk membuat pelindung kepala seperti kura-kura dan ikan pari.
Seiring berkembangnya zaman, ti’i langga dikenakan bersama busana tradisional laki-laki Rote. Biasanya topi ini dipakai saat menarikan tarian tradisional atau saat menerima tamu dalam upacara pernikahan.
Ti’i langga memiliki jambul setinggi 40 sampai 60 sentimeter. Jambul tersebut meliputi sembilan tingkatan, yang di masing-masing tingkatan memiliki dua lekukan.
Kemudian, di setiap lekukan jambul memiliki 18 lekukan yang melambangkan jumlah kerajaan di Pulau Rote. [Din]