SEORANG istri adalah nikmat dan anugerah yang diberikan Allah kepada hamba-Nya, agar sang hamba bersyukur atas nikmat itu dan bukan justru mengkufurinya.
Ia akan dimintai pertanggungjawaban atas nikmat ini di hadapan Rabb-nya pada hari hisab, selain juga ditanya tentang berbagai nikmat lainnya.
Di dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah secara marfu, Rasulullah bersabda, “Seorang hamba akan menemui Rabb-nya, lalu Allah berfirman kepadanya, ‘Tidakkah Aku telah memuliakanmu, mengangkatmu menjadi pemimpin, menikahkanmu, menciptakan untukmu kuda dan unta, serta membiarkanmu memimpin dan ditaati?’
Ia menjawab, ‘Benar, Tuhan. Allah kembali bertanya, Apakah kaupikir engkau akan bertemu dengan-Ku?’
Ia menjawab, ‘Tidak.’ Akhirnya kepada orang itu dikatakan, Aku akan melupakanmu seperti engkau telah melupakan-Ku’.”
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Keutamaan Istri Salehah
Rasulullah bersabda, “Wanita itu dinikahi atas dasar empat hal: hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah wanita yang memiliki agama, niscaya tanganmu akan beruntung.”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, Rasulullah ditanya, “Wanita seperti apakah yang paling baik?”
Beliau menjawab, “Wanita yang menyenangkan suami saat dipandang, menaatinya saat disuruh, dan tidak membantah dengan sesuatu yang dibenci suami saat ia menyuruhnya agar menjaga diri dan hartanya.”
Dari Sa’ad Radhiyallahu ‘Anhu diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Ada tiga rupa kebahagiaan dan ada tiga macam penderitaan. Di antara kebahagiaan adalah istri salehah. Saat engkau memandangnya, ia membuatmu terpesona. Dan saat engkau tak berada di sampingnya, engkau percaya kepadanya dan merasa hartamu aman bersamanya.”
Di dalam kitab ‘Aun al-Ma’bud tertulis, “Dari hadis-hadis di atas dapat disimpulkan bahwa menikahi wanita yang cantik sangat dianjurkan, kecuali wanita tersebut tidak memiliki kualitas agama yang baik. Bila ada wanita lain yang tidak terlalu cantik tetapi lebih taat beragama, wanita yang agamanya baik inilah yang lebih diutamakan. Akan tetapi, jika keduanya setara dalam hal agama, yang lebih cantik lebih diutamakan.”
Istri adalah Karunia yang akan Dipertanggungjawabkan pada Hari Kiamat
Baca juga: Tipe-tipe Istri kalau Lagi Marahan sama Suami
Hal ini ditegaskan melalui sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Umar Radhiyallahu ‘Anhu, “Dunia seluruhnya adalah kenikmatan, dan sebaik-baik kenikmatan adalah wanita salehah.”
Sungguh tepat apa yang diucapkan seorang penyair, “Di antara kebaikan yang harus dimiliki seorang manusia di dunia agar agamanya lurus adalah hati yang senantiasa bersyukur, lisan yang selalu berzikir, dan istri salehah yang selalu membantunya.”
Imam ibn Abdil Qawiy berkata dalam Manzhumah al-Adab, “Sebaik baik wanita adalah yang penampilannya membuat suami bahagia dan yang menjaganya saat ia ada atau tiada di sampingnya tak banyak bicara dan tak banyak keluar matanya tak pernah melihat ke hal yang jauh harus kaucari wanita yang beragama, niscaya beruntunglah dirimu wanita yang penyayang, subur, lagi taat beribadah.”
Seorang penyair juga berkata, “Tidaklah tanaman yang tumbuh di laman yang subur serupa dengan tanaman yang tumbuh di padang gersang bisakah diharapkan kesempurnaan dari anak-anak yang menyusu dari tetek perempuan tak sempurna.”
Al-Ashmu’i berkata, “Tak ada hal yang membuat seseorang berkedudukan tinggi setelah iman kepada Allah daripada pernikahan yang tulus dan suci, dan tak ada hal yang membuat seseorang hina setelah kufur kepada Allah daripada pernikahan yang buruk.”
Seseorang mengeluh kepada sahabatnya perihal anaknya yang berperangai buruk, tak patuh, dan tak berbakti kepadanya. Sang sahabat menjawab, “Jangan salahkan siapa-siapa. Salahkanlah dirimu sendiri karena dahulu tidak memilih perempuan yang baik untuk calon ibunya.”
Pepatah dulu mengatakan, “Wanita hampir melahirkan saudaranya.”
Diriwayatkan bahwa Abu al-Aswad ad-Du’ali berkata kepada anakanaknya, “Putraku, aku telah berbuat baik kepada kalian sejak kecil hingga kalian dewasa, bahkan sebelum kalian dilahirkan!”
Anak-anaknya balik bertanya, “Bagaimana Ayah berbuat baik kepada kami sebelum kami dilahirkan?”
Ia menjawab, “Aku telah memilihkan untuk kalian seorang ibu yang dengannya kalian tak bisa dihina dan diremehkan.”[Sdz]
Sumber: Buku Bekal Pernikahan karya Syaikh Mahmud Al-Mashri.