BOLEHKAH mengonsumsi obat-obat tertentu untuk mematikan syahwat?
Menurut pendapat yang paling tepat, mengonsumsi obat untuk mematikan syahwat secara keseluruhan hukumnya tidak diperbolehkan, wallahu a’lam, sebab ini menjadi serupa dengan praktik pengebirian.
Padahal Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang praktik pengebirian dan tidak pernah memberikan keringanan dalam hal tersebut.
Adapun memakai obat yang meredam nafsu untuk sementara saja tampaknya diperbolehkan, wallahu a’lam.
Ini berlaku untuk orang yang sangat membutuhkannya, seperti halnya puasa.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda kepada orang yang tidak bisa berjima’, “Barangsiapa tidak bisa menikah, sebaiknya ia berpuasa, sebab puasa dapat menjadi benteng.”
Sebagian ulama membolehkannya, di antaranya al-Khithabi rahimahullah.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Mengonsumsi Obat-obat Tertentu untuk Mematikan Syahwat
Baca juga: Apa Itu Penyakit Syubhat dan Syahwat? (1)
Rasulullah bersabda, “Ada tiga orang yang berhak mendapatkan pertolongan Allah. Mereka adalah: seorang mujahid fii sabilillah, budak yang ingin membebaskan dirinya, dan orang yang ingin menikah untuk menjaga kesucian dirinya.”
Dalam riwayat lain disebutkan, “Yang berhak mendapatkan pertolongan Allah adalah orang yang menikah karena ingin menjaga kesucian dirinya dari hal-hal yang diharamkan Allah.”
Sungguh, ini adalah kabar gembira yang mendatangkan rasa senang dan tenang di dalam hati.
Berbahagialah, wahai kawula muda, berbahagialah wahai orang yang ingin menjaga kesucian diri.
Karena yang akan menolong dan membantumu adalah Allah sendiri. Allah telah menyatakan dengan tegas bahwa Diri-Nya berkewajiban membantu orang ini untuk mewujudkan keinginannya yang sangat mulia, yaitu menikah.
Tak ada lagi yang perlu kaulakukan kecuali melaksanakan sebab-sebab, dan bersegera melangkah untuk menjaga kesucianmu.
Pasti pertolongan Allah akan turun kepadamu dari langit, sebagaimana ditegaskan Rasulullah dalam sabdanya, “Pertolongan akan turun dari langit berdasarkan usaha. Adapun kesabaran akan turun berdasarkan besarnya musibah.”[Sdz]