ChanelMuslim.com- Mungkin, tak sedikit pun terbayang oleh Dianti Dyah Ayu Cahyani Putri (24 tahun) dan temannya, Muthmainnah (25), tentang musibah di hari Senin (5/2) lalu. Musibah yang mengantarkan Putri bukan menuju rumah seperti yang mereka rencanakan. Melainkan ke pangkuan Allah swt.
Hari itu sedianya menjadi hari yang penuh ibadah buat mereka berdua. Baik Putri dan Ina (Muthmainnah) sudah terbiasa menjalankan ibadah puasa sunnah Senin dan Kamis. Dan sore itu, mereka akan berbuka puasa di tempat tinggal mereka di bilangan Batu Ceper, Tangerang.
[gambar1]
Dianti Putri, foto : detikcom
Hujan begitu deras saat mereka sudah berada di dalam mobil Honda Brio yang disetiri Putri. Seperti di hari-hari lain, Putri dan Ina memang biasa melewati underpass Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Ina duduk di sebelah Putri, atau di bagian kiri mobil.
Namun, hanya dalam bilangan menit mereka bercengkrama di dalam mobil setelah keluar dari kantor GMF AeroAsia di Bandara Soetta, musibah menimpa mereka. Sekitar jam 17.45 WIB, sebelah kiri beton penyangga underpass tiba-tiba roboh karena dorongan longsor. Persis menimpa mobil yang mereka tumpangi.
Tiba-tiba, dunia menjadi gelap gulita buat mereka berdua. Atap mobil menghimpit tubuh mereka karena dorongan beton yang begitu berat. Tubuh mereka yang memang sudah sangat lelah dan lemas kian tak berdaya dengan himpitan beton dan longsoran tanah yang berlokasi persis di bawah rel kereta bandara Soetta.
Mereka terus berdzikir, istighfar, dan memohon pertolongan dari Allah swt. Berbagai perasaan campur aduk: sakit, takut, bingung, dan lainnya. Alhamdulillah, mereka masih bisa berkomunikasi satu sama lain.
[gambar2]
Muthmainnah (Ina), foto: detikcom.
Tim penyelamat dari Basarnas, Polisi, TNI, dan relawan lain pun bahu membahu melakukan pertolongan. Ternyata, evakuasi terhadap Putri dan Ina tak semudah yang dibayangkan. Salah langkah penyelamatan, korban bisa fatal.
Sekitar jam 3 pagi, Putri baru bisa diselamatkan. Tubuhnya terhimpit antara atap mobil dan setir kemudi. Kurang lebih, sekitar 10 jam Putri berada dalam himpitan longsoran.
Syukurnya, selama proses evakuasi itu, Putri dan Ina masih bisa berkomunikasi dengan tim penyelamat yang terus memberikan asupan minuman agar mereka tidak terlalu lemas.
Tubuh Putri langsung dilarikan ke rumah sakit RSUD Tangerang untuk mendapatkan perawatan. Sayangnya, rumah sakit tersebut kurang memadai untuk memberikan perawatan khusus untuk Putri. Dan, gadis berjilbab yang baru tanggal 1 Februari lalu diangkat menjadi pegawai tetap ini pun harus dipindahkan ke rumah sakit lain yang lebih memadai.
Tim medis pun membawa Putri ke rumah sakit Mayapada yang lokasinya tak jauh dari rumah sakit sebelumnya. Ternyata, Allah berkehendak lain, Takdir mendahului upaya begitu banyak manusia, termasuk Putri sendiri. Bungsu dari tiga bersaudara ini meninggal dunia sekitar jam 6 pagi saat akan menjalani perawatan di Rumah Sakit Mayapada. Innalillahi wainna ilaihi rojiun.
Saat nyawa Putri sudah kembali ke Yang Maha Kuasa, Ina masih dalam proses evakuasi. Baru sekitar jam 7 pagi, atau berselang 4 jam setelah Putri berhasil dievakuasi, Ina bisa dilarikan ke rumah sakit.
Putri terlebih dahulu yang berhasil dievakuasi oleh tim penyelamat, namun Putrilah yang tidak lagi bisa ditemui oleh keluarga, rekan kerja, dan sahabat setianya, Muthmainnah atau Ina.
Ayah dan ibu Putri mengikhlaskan kepergian puteri satu-satunya itu untuk selamanya. Ia dimakamkan di tempat yang seperti ia ucapkan dua pekan lalu kepada salah seorang kakaknya. Yaitu, TPU Cipocok, Kota Serang Banten.
Semoga Allah swt. menganugerahkan kesabaran untuk keluarga Almarhumah Putri. Dan tentu saja, melimpahkan ampunan dan cintaNya kepada buah hati Gatot Prayogo, Dianti Dyah Ayu Cahyani Putri. (mh)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إحرص على ما ينفعك, واستعن بالله ولا تعجز, فإن أصا بك شيء فلا تقل: لو أني فعلت كذا وكذا لكن كذا وكذا, ولكن قل: قدر الله وما شاء فعل, فإن (لو) تفتح عمل الشيطان
“Berusahalah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan Allah dan janganlah sampai kamu lemah (semangat). Jika sesuatu menimpamu, janganlah engkau berkata ‘seandainya aku melakukan ini dan itu, niscaya akan begini dan begitu.’ Akan tetapi katakanlah ‘Qodarullah wa maa-syaa-a fa’ala (Allah telah mentakdirkan segalanya dan apa yang dikehendaki-Nya pasti dilakukan-Nya).’ Karena sesungguhnya (kata) ‘seandainya’ itu akan mengawali perbuatan setan.”
(Shahih, riwayat Muslim).