DALAM jagad pers Tanah Air, nama Mochtar Lubis, termasuk dalam jajaran tokoh pers yang legendaris. Namanya beken karena karakternya yang berani dalam menyampaikan informasi lewat media massa yang dipimpinnya. Karena keberaniannya itu, ia dijuluki “Wartawan Jihad”.
Saat memimpin harian Indonesia Raya, Mochtar Lubis pernah membuat heboh dengan membongkar dugaan korupsi Menteri Luar Negeri, Roeslan Abdul Gani. Mochtar juga yang bersuara lantang mengeritik rezim Soekarno.
Karena sikap kritisnya itu, Mochtar pernah merasakan dinginnya beberapa penjara dan dijadikan tahanan rumah selama empat tahun. Ia ditahan dengan dipindah-pindah dari satu Rumah Tahanan Militer (RTM) ke RTM lainnya.
Baca Juga: Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, BCA Syariah Ajak Wartawan Pahami Akad Pembiayaan Konsumer
Saat di penjara pada tahun 1957, Mochtar Lubis pernah mendapatkan kiriman Al-Qur’an dan buku-buku agama dari Tuan A.Hassan, guru utama Persatuan Islam (Persis).
“Redaksi harian Indonesia Raya telah mengirimkan saya buku Al-Qur’an dan beberapa buku lainnya yang dikirimkan oleh Kyai Hassan Bangil (A. Hassan Bangil, pen.). Saya merasa terharu dengan kiriman buku-buku agama ini,” tulis Mochtar Lubis dalam buku Catatan Subversif, yang ditulis dari tahanan pada 29 Januari 1957.
Selain Ustaz A.Hassan, Mochtar Lubis juga mendapat kiriman sarung Bugis dan sajadah dari KH M. Isa Anshari, Ketua Umum Persis yang juga tokoh Partai Masyumi dan pendiri Front Anti Komunis.
Ustaz A.Hassan memang dikenal murah hati dalam mengirimkan buku-buku agama karyanya kepada para tokoh.
Saat Sukarno di penjara Sukamiskin Bandung dan dibuang ke Endeh, Flores, Nusa Tenggara Timur, A.Hassan juga mengirimkan buku-buku agama kepada Sukarno. Bahkan Sukarno keranjingan membaca buku-buku agama karena dorongan dari A.Hassan.
Selain jurnalis, Mochtar Lubis juga seorang seniman dan novelis. Di antara karya novelnya adalah Senja di Jakarta, Jalan Tak Ada Ujung, Harimau-harimau, dan lain-lain. Sementara diantara bukunya yang terkenal berjudul “Manusia Indonesia”.
Di penjara, Mochtar Lubis juga bertemu dengan para tokoh Partai Masyumi yang juga ditahan oleh rezim Nasakom Sukarno. Dalam penjara, Mochtar banyak bertukar pikiran dengan Moh. Natsir, Prawoto Mangkusasmito, Yunan Nasution, Isa Anshari, dan lain-lain.
Catatan: ArtaAbuAzzam/ Artawijaya
[Ln]