MENGAPA Surat At-Taubah tidak diawali dengan basmallah? Pada tadabbur surat At-Taubah bagian dua ini, Ustaz K.H. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc. menjelaskan mengenai hal ini.
Surat ini paling banyak berbicara tentang orang-orang kafir dan munafik. Satu-satunya surat yang tidak diawali dengan “basmalah”.
Sebagian ulama menjelaskan kenapa tidak diawali dengan “basmalah”, karena orang-orang kafir dan munafik itu dihalangi dari berbagai rahmat yang terkandung di dalam basmalah tersebut.
Karena itu, di awal surat dinyatakan:
“(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya kepada orang-orang musyrik…”.
Surat ini punya beberapa nama, di antaranya sebagai berikut.
Al-Fadhihah, yang membongkar segala kejahatan dan kebusukan orang-orang munafiq. Di dalam surat ini terdapat 55 ayat yang menyebutkan sifat-sifat kaum munafik.
Al-Kasyifah, yang mengungkap berbagai cacat dan keburukan orang-orang kafir. Atau mengungkap berbagai kebusukan yang disembunyikan di dalam hati orang-orang munafik.
Al-Mukhziyah, yang menghinakan. Karena surat ini menjelaskan bagaimana kemunafikan membawa pelakunya ke ujung yang menghinakan.
As-Saif (pedang), karena merupakan surat al-Quran yang paling banyak menyerukan jihad, memotivasi perang, dan memperingatkan sikap malas berdakwah dan berpangku tangan tidak mau bergerak dan berjuang membela agama Islam.
At-Taubah, karena menyerukan taubat kepada semua golongan; kafir, munafik bahkan mukmin.
Baca Juga: Hikmah Diturunkannya Surat At Taubah
Alasan Surat At-Taubah Tidak Diawali dengan Basmallah
Surat ini merupakan penyampaian terakhir kepada umat manusia, diturunkan sebelum penutupan al-Quran dan sebelum “perpisahan”.
Sekalipun surat ini menyampaikan ancaman keras kepada orang-orang kafir dan munafik, di samping ajakan kuat bagi orang-orang beriman untuk membela agama mereka, surat ini tetap membuka pintu taubat kepada semua manusia.
Sekalipun surat ini berbicara tentang orang-orang munafik dan kafir tetapi tetap mengajak mereka berkali-kali untuk bertaubat. Karena itu, beberapa kali disampaikan ayat ini:
فَإِن يَتُوبُوا يَكُ خَيْرًا لَّهُمْ
“Jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka”.
Kata “taubat” dengan berbagai pecahan katanya di dalam surat ini disebutkan sebanyak 17 kali. Sedangkan di dalam surat al-Baqarah yang termasuk surat panjang hanya disebutkan 13 kali.
Di dalam surat Ali Imran 3 kali. Di dalam surat an-Nisa’ 12 kali. Di dalam surat al-Maidah 5 kali. Di dalam surat Hud 6 kali. Di dalam surat al-An’am 1 kali.
Surat ini mengajak semua orang untuk bertaubat.
Tidak disebutkan satu golongan manusia di antara semua golongan yang ada melainkan diingatkan dengan masalah taubat.
Baik musyrikin, kafirin, murtaddin, mutaraddidin (orang-orang yang labil), munafiqin, para pelaku maksiat dan orang-orang beriman yang salih. Bahkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya.
Firman Allah:
لَـقَدْ تَّا بَ اللّٰهُ عَلَى النَّبِيِّ وَا لْمُهٰجِرِ يْنَ وَا لْاَ نْصَا رِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ فِيْ سَا عَةِ الْعُسْرَةِ مِنْۢ بَعْدِ مَا كَا دَ يَزِ يْغُ قُلُوْبُ فَرِ يْقٍ مِّنْهُمْ ثُمَّ تَا بَ عَلَيْهِمْ ۗ اِنَّهٗ بِهِمْ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
“Sungguh, Allah telah menerima tobat Nabi, orang-orang Muhajirin, dan orang-orang Ansar, yang mengikuti Nabi pada masa-masa sulit,
setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling kemudian Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada mereka,” (QS. At-Taubah: 117)
Ini semua menunjukkan pertingnya masalah taubat dalam kehidupan manusia, khususnya orang-orang beriman.
Surat ini di samping membongkar kejahatan dan kebusukan orang-orang munafik, juga sekaligus menyampaikan pesan kepada mereka bahwa berbagai tipu daya mereka itu telah diungkap dan diketahui oleh orang-orang beriman.
Karena itu, tidak ada jalan keselamatan bagi mereka kecuali dengan bertaubat. Surat ini membongkar semua karakter dan kebusukan mereka agar mereka bertaubat.
Nuansa taubat dalam surat ini sangat kental dan kuat, sesuai namanya. Tadabbur singkat ini hanya menyoroti sisi taubat di dalam surat at-Taubah.[ind]
(Bersambung)