ADA sebuah rahasia dahsyat dari selebrasi kemenangan Maroko yang tidak pernah lepas dari Palestina. Mungkin, di antara kita ada yang bertanya-tanya mengapa supporter Maroko secara khusus dan bangsa-bangsa Arab lainnya begitu semangat menampakkan pembelaan mereka pada Palestina di Piala Dunia?
Melihat hal itu, ada satu hal penting yang membuat tersadar, yaity ternyata grassroot Dunia Arab tidak bungkam tentang Palestina.
Yang di atas bisa jadi menormalisasi hubungan dengan zionis, tetapi rakyatnya tetap membela.
Baca Juga: Ada Bendera Palestina di Tengah Selebrasi Kemenangan Maroko atas Spanyol
Rahasia Dahsyat dari Selebrasi Kemenangan Maroko yang Tak Pernah Lepas dari Palestina
Politikus muslim Belanda bernama Arnoud Van Doorn saja sampai mengutip dalam tweetnya, “The winner of #WorldCup2022 is Palestine.” Sebab, kau tahu kan?
Jurnalis Israel sama sekali tidak mendapat hati supporter piala dunia ketika meliput dari Qatar.
Sementara itu, kampanye tentang Palestina merdeka disambut hangat, tak hanya oleh pendatang dari Dunia Arab saja, bahkan juga dari seantero Amerika Latin, Eropa hingga Asia.
Maroko pun demikian. Di salah satu selebrasinya setelah menang atas Belgia, viral sebuah video supporter Maroko bersenandung riang, “Wahai negeri yang indah (Palestina), bertahanlah.
Semoga Allah melindungimu, dari kedzaliman musuhmu, dan mereka yang ingin merampasnya darimu.”
Pertanyaannya sederhana: ini kan yang menang Maroko, kenapa mereka menyenandungkan tentang Palestina? Ada apa dengan Maroko dan Palestina?
Akhirnya, dicoba mencari-cari, apakah ada benang merah sejarah yang mungkin mampu menjawab pertanyaanku tadi.
Dan, masyaAllah, jawaban yang didapat benar-benar di luar ekspektasi.
Ternyata, hubungan sejarah antara Maroko dan Palestina sangat-sangat kental.
Bukan cuma hari ini, tetapi telah jauh berabad lalu sejak Pembebasan Palestina di era Shalahuddin Al Ayyubi.
“Sejak dulu, Palestina secara umum dan Baitul Maqdis secara khusus adalah tujuan perjalanan orang-orang Maroko.
Banyak kafilah haji dari Maroko yang antusias berziarah ke Masjid Al Aqsha setelah usai melaksanakan haji di Makkah. Bahkan mereka banyak yang bertekad untuk bermukim di Palestina.” Sebagaimana ditulis dalam Palestinian News & Info Agency dalam artikel berjudul ‘Al Magharibah fi Filisthin.
Al Jazeera Documentary melampirkan sebuah data sejarah, bahwasanya ketika dahulu Sultan Shalahuddin Al Ayyubi membentuk pasukan untuk membebaskan Palestina, beliau tak hanya menghimpun tentara-tentara lokal di Mesir maupun Syam saja.
Ada fakta sangat unik, bahwa ternyata Shalahuddin pun merekrut tentara dari kawasan ujung barat dunia Islam (Al Maghrib Al Aqsha) yang tak lain tak bukan adalah penduduk Maroko.
“Bahkan setelah pembebasan Al Aqsha selesai, Shalahuddin menugaskan sebagian mujahid Maroko untuk tinggal di sekitar Al Aqsha karena hubungan mereka yang erat dengan masjid itu, serta kesungguhan mereka menjaganya.” Sebagaimana dikutip dari Al Jazeera dalam ‘Haaratul Magharibah: Washiyyatu Shalahuddin Al Ayyubi Al Hayyah.’
Seorang Ilmuwan Muslimah Maroko bernama Dr Hasna Asy Syarif Al Kattani menulis, ketika Shalahuddin Al Ayyubi ingin membebaskan Palestina.
“Beliau mengirim surat kepada penguasa Maroko Abu Yusuf Ayyub Al Mashur agar ia mengirim permuda-pemuda terbaik dari pasukannya.”
Sebuah pertanyaan muncul: mengapa Shalahuddin mesti jauh-jauh meminta bantuan sampai ke Maroko yang ribuan kilometer jauhnya dari Palestina?
Dr Hasna Al Kattani langsung menjawabnya, “Sebab Sultan Maroko dan masyarakatnya adalah orang yang berpengalaman dalam perang besar untuk menyelamatkan muslimin Andalusia dan membebaskan mereka dari rongrongan 2 kerajaan Katolik Castilla dan Aragon.”
Membaca surat dari Shalahuddin itu, sang sultan menyiapkan armada raksasa yang terdiri dari 180 kapal tempur, lengkap dengan pasukan profesional Maroko dan perlengkapan militer serta ransumnya.
Sampai-sampai, jika dilakukan statistik seberapa banyak mujahid Maroko yang ikut dalam pasukan Shalahuddin, para sejarawan akan mengatakan sekitar 20-25 persen.
Jumlah yang sangat besar dan perjuangan yang sangat memukau, mengingat jarak antara Maroko ke Baitul Maqdis kalau dicari di Google Map sekitar 5000 kilometer.
Sangat mungkin, pemain Maroko dan suporter yang kau lihat dalam liputan piala dunia adalah anak cucu dari pejuang-pejuang itu.
Fakta-fakta ini jujur sangat segar untuk kita pelajari. Maroko punya hubungan spesial dengan Palestina, sampai-sampai Shalahuddin pun meminta pejuangnya untuk tinggal di sekitar Al Aqsha.
Dalam sejarahnya, kota Baitul Maqdis memiliki sebuah kawasan bernama “Haarah Al Magharibah” (Kampung Maroko) lingkungan di sudut tenggara Kota Tua Baitul Maqdis, yang didirikan pada akhir abad ke-12.
Dan, tahukah engkau apa kata Shalahuddin tentang orang-orang Maroko yang sangat terkenal?
Shalahuddin berkata tentang pejuang-pejuang Maroko, “Telah aku tempatkan sebuah bangsa di tanah ini. Mereka yang teguh di daratan. Ampuh dan perkasa di samudera. Merekalah sebaik baik golongan yang bisa dipercaya kepadanya penjagaan Masjid Al Aqsha ini.”
[Cms]
Sumber: https://t.me/gensaladin/5490